Ada Upaya Pengerdilan Demokrat dan Menghalau Potensi AHY Menuju 2024

Selasa, 02 Februari 2021 - 10:39 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto/Dok SINDO
JAKARTA - Pengakuan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tentang dugaan upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa menjadi sorotan banyak pihak. Terlebih, anak buah AHY menuding Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko dalam gerakan perebutan kepemimpinan Partai Demokrat itu.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai isu perebutan tampuk kepemimpinan AHY di Demokrat kental nuansa sabotase. "Hal ini dapat dilihat dari catatan kinerja AHY selama ini yang tidak memiliki celah untuk dilakukan pergantian dengan bentuk apa pun," ujar Dedi Kurnia Syah kepada SINDOnews, Selasa (2/2/2021).





Baca juga: Soal Demokrat, Moeldoko: Kudeta Itu dari Dalam, Masak dari Luar


Sehingga, kata Dedi, tepat jika AHY menganggap serius isu kudeta itu. Menurut Dedi, sekurangnya dua hal bisa menjadi alasan munculnya ide kudeta Demokrat. "Pertama, ada upaya pengerdilan Demokrat dengan cara merusak soliditas parpol. Kedua, adanya upaya menghalau potensi AHY yang semakin populer menuju 2024," pungkasnya.

Baca juga: Gaduh Kudeta Demokrat, Pengamat: Politik Belah Bambu Pernah Sasar Golkar, PPP, dan Berkarya

Sekadar diketahui sebelumnya, AHY mengungkapkan gabungan pelaku gerakan upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat itu terdiri dari lima orang. Lima orang itu, kata AHY , seorang kader aktif, seorang kader yang selama enam tahun ini tidak aktif, seorang mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan tidak hormat lantaran menjalani hukuman korupsi.



Baca juga: Mahfud MD Bantah Sokong Moeldoko untuk Kudeta AHY lewat KLB Demokrat


Kemudian, seorang kader yang keluar tiga tahun lalu, serta seorang nonkader yang merupakan pejabat tinggi pemerintahan. Moeldoko pun membantah tudingan anak buah AHY yang menyebut dirinya sebagai bagian dari gerakan itu.
(zik)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More