Jokowi Tegaskan Belum Ada Pelonggaran PSBB Pandemi Corona
Jum'at, 15 Mei 2020 - 22:10 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, belum akan melonggarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berlaku di sejumlah daerah di tanah air.
(Baca juga: PKS Minta Pemerintah Harus Beri Tenggat Waktu China Tuntaskan Kasus ABK Indonesia)
Jokowi memastikan, pemerintah terus memantau data dan fakta di lapangan untuk nantinya menentukan periode terbaik bagi masyarakat kembali produktif dan aman dari Covid-19 atau virus Corona.
"Kita harus sangat hati-hati. Jangan sampai keliru memutuskan. Tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang. Kondisi yang terkena PHK dan masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi. Ini harus dilihat," ujar Presiden Jokowi dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jumat (15/5/2020).
(Baca juga: Update Corona 15 Mei: 16.496 Positif, 3.803 Sembuh, dan 1.076 Meninggal Dunia)
Dia mengatakan, jika masyarakat di Indonesia bisa beraktivitas normal kembali tetap harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19. Hal ini juga telah disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Di mana WHO telah menyatakan, bahwa terdapat potensi bahwa virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat. "Informasi terakhir dari WHO yang saya terima bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang," jelasnya.
"Artinya, kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," papar Jokowi.
Meski begitu Jokowi menegaskan, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimis. Menurutnya, hal ini menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali dan tetap melawan ancaman Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
(Baca juga: PKS Minta Pemerintah Harus Beri Tenggat Waktu China Tuntaskan Kasus ABK Indonesia)
Jokowi memastikan, pemerintah terus memantau data dan fakta di lapangan untuk nantinya menentukan periode terbaik bagi masyarakat kembali produktif dan aman dari Covid-19 atau virus Corona.
"Kita harus sangat hati-hati. Jangan sampai keliru memutuskan. Tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang. Kondisi yang terkena PHK dan masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi. Ini harus dilihat," ujar Presiden Jokowi dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jumat (15/5/2020).
(Baca juga: Update Corona 15 Mei: 16.496 Positif, 3.803 Sembuh, dan 1.076 Meninggal Dunia)
Dia mengatakan, jika masyarakat di Indonesia bisa beraktivitas normal kembali tetap harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19. Hal ini juga telah disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Di mana WHO telah menyatakan, bahwa terdapat potensi bahwa virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat. "Informasi terakhir dari WHO yang saya terima bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang," jelasnya.
"Artinya, kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," papar Jokowi.
Meski begitu Jokowi menegaskan, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimis. Menurutnya, hal ini menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali dan tetap melawan ancaman Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
tulis komentar anda