Pandemi Corona, Ancam Terhambatnya Target Penurunan Angka Stunting
Kamis, 14 Mei 2020 - 21:31 WIB
JAKARTA - Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 atau virus Corona di Indonesia, dilakukan dengan berbagai imbauan kesehatan, seperti tetap di rumah, memakai masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak.
Namun, situasi tersebut juga dapat berdampak pada tidak terlaksananya kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak di awal kehidupan. (Baca juga: Gelar Doa Kebangsaan dan Kemanusiaan, Menag: Mari Kita Ketuk Pintu Langit)
Dalam diskusi yang digelar oleh Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG), Rabu 13 Mei 2020, para ahli setuju bahwa nutrisi yang dikonsumsi anak memiliki peran penting dalam pencegahan stunting dan proteksi daya tahan tubuh.
Meida Octarina, MCN sekaligus mantan Asisten Deputi Ketahanan Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak, dan Kesehatan Lingkungan Kemenko PMK selaku moderator menuturkan, pada 2024 stunting ditargetkan untuk turun 14%.
"Dengan kondisi seperti saat ini, timbul kekhawatiran apakah target ini bisa tercapai. Terlebih, mengingat Posyandu tidak lagi beroperasi dan tenaga kesehatan di Puskesmas juga tidak luput dari dampak Covid-19," ucapnya, Kamis (14/5/2020).
Menurutnya, agar target penurunan angka stunting nasional yang merupakan program prioritas nasional dapat tetap tercapai, dibutuhkan modifikasi strategi kebijakan yang dapat diimplementasikan di tingkat daerah.
"Sehingga, kita tetap bisa mencegah terjadinya malnutrisi dan menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia di tengah pandemi ini," kata Meida.
Dalam mencegah terjadinya malnutrisi, deteksi dini seperti pemantauan pertumbuhan rutin di fasilitas kesehatan memiliki peran krusial. Guru Besar FKUI Prof Damayanti Rusli Sjarif menuturkan, kebijakan di rumah saja dan jaga jarak fisik, menyulitkan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu.
Namun, situasi tersebut juga dapat berdampak pada tidak terlaksananya kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak di awal kehidupan. (Baca juga: Gelar Doa Kebangsaan dan Kemanusiaan, Menag: Mari Kita Ketuk Pintu Langit)
Dalam diskusi yang digelar oleh Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG), Rabu 13 Mei 2020, para ahli setuju bahwa nutrisi yang dikonsumsi anak memiliki peran penting dalam pencegahan stunting dan proteksi daya tahan tubuh.
Meida Octarina, MCN sekaligus mantan Asisten Deputi Ketahanan Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak, dan Kesehatan Lingkungan Kemenko PMK selaku moderator menuturkan, pada 2024 stunting ditargetkan untuk turun 14%.
"Dengan kondisi seperti saat ini, timbul kekhawatiran apakah target ini bisa tercapai. Terlebih, mengingat Posyandu tidak lagi beroperasi dan tenaga kesehatan di Puskesmas juga tidak luput dari dampak Covid-19," ucapnya, Kamis (14/5/2020).
Menurutnya, agar target penurunan angka stunting nasional yang merupakan program prioritas nasional dapat tetap tercapai, dibutuhkan modifikasi strategi kebijakan yang dapat diimplementasikan di tingkat daerah.
"Sehingga, kita tetap bisa mencegah terjadinya malnutrisi dan menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia di tengah pandemi ini," kata Meida.
Dalam mencegah terjadinya malnutrisi, deteksi dini seperti pemantauan pertumbuhan rutin di fasilitas kesehatan memiliki peran krusial. Guru Besar FKUI Prof Damayanti Rusli Sjarif menuturkan, kebijakan di rumah saja dan jaga jarak fisik, menyulitkan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu.
tulis komentar anda