NU Peduli Salurkan Bantuan Alkes Rp25 Miliar ke RS dan Klinik se-Pulau Jawa
Senin, 28 Desember 2020 - 17:36 WIB
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) melalui NU Peduli COVID-19 melakukan pemberangkatan bantuan alat kesehatan ke rumah sakit dan klinik NU se-Pulau Jawa, Senin (28/12/2020). Pemberangkatan dilangsungkan dari Pesantren Al-Tsaqafah Jagakarta, Jakarta Selatan, asuhan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Pelepasan pemberangkatan total bantuan senilai Rp25.523.794.506 itu dilakukan oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj didampingi Ketua PBNU Robikin Emhas, Wasekjen PBNU Andi Najmi, Ketua LPBI Ali Yusuf, Ketua NU Care Lazisnu Achmad Sudrajat dengan membentangkan bendera NU ke angkasa. Pelepasan diiringi dengan Shalawat Tibil Qulub.
Iring-iringan truk yang membawa alat-alat kesehatan keluar dari halaman Pesantran Al-Tsaqafah. Pelepasan kali ini adalah gelombang ketiga. Sebelumnya pada 29 November 2020 dikirimkan bantuan untuk 5 rumah sakit, dan 1 Desember bantuan ke 10 rumah sakit. ( )
Ketua Pengarah NU Peduli, Andi Najmi Fuaidi mengatakan, PBNU sejak sejak Maret 2020 melakukan upaya penanganan dan pencegahan COVID-19. Warga NU bergerak cepat melakukan penyemprotan disinfektan ke tempat umum, masjid dan pesentren. Relawan NU juga membagikan bantuan APD dan disinfektan. Di bidang penanganan ekonomi, NU Peduli membagikan bahan makanan dan permodalan usaha.
"Nilainya mencapai lebih dari Rp300 miliar," kata Andi Najmi.
Bantuan berasal dari masyarakat, pihak swasta, Nahdliyin dan secara individu. "Penanganan COVID-19 tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah, tapi semua pihak salah satunya yang dilakukan NU," katanya.
Hari ini pengiriman bantuan ke rumah sakit, sebagai bukti keistiqamahan NU Peduli. "NU Peduli tidak akan lelah tapi istiqamah. Kepada PBNU kami minta arahan agar semua relawan tetap bekerja sesuai tradisi NU dengan tetap menjaga kesehatan," katanya.
Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan wabah COVID-19 telah memberikan hikmah untuk lebih peka kepada sesama dan menjaga kebersihan lingkungan. Kiai Said mengungkapkan dirinya pernah terkena COVID-19 dan dirawat selama 9 hari, merasakan batuk, tenggorokan kering, dan lelah. (
)
Ia juga mengutip firman Allah dalam Al-Qur'an bahwa manusia akan diuji dengan kelaparan, kecemasan, penyakit, wabah, dan cobaan lainnya. Ujian ini harus dihadapi dengan sabar dan tegar. "Tanda kesabaran ketika ada ujian seberat apa pun mengucapkan 'Innalillahi waina ilaihi rajiun," katanya.
Kiai Said menyayangkan masih ada sebagian masyarakat tidak patuh dengan protokol kesehatan, bahkan tidak percaya adanya COVID-19. "Bahwa covid-19 atau corona itu ada, korbannya tidak pandang bulu, kiai, pengusaha, orang kaya, bahkan dokternya juga jadi korban, musibah ini tidak pandang bulu," ujarnya.
Ketum PBNU ini berpesan kepada warga Nahdliyyin, terutama santri untuk mematuhi protokol kesehatan, memakai masker jaga jarak, cuci tangan, peduli dengan kesehatan lingkungan sampai COVID-19 hilang,
"Mudah-mudahan setelah COVID nanti selesai, ekonomi bangkit lagi, kita optimis lagi, semangat lagi, UKM bangkit, sekolah tatap muka lagi," katanya.
Pelepasan pemberangkatan total bantuan senilai Rp25.523.794.506 itu dilakukan oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj didampingi Ketua PBNU Robikin Emhas, Wasekjen PBNU Andi Najmi, Ketua LPBI Ali Yusuf, Ketua NU Care Lazisnu Achmad Sudrajat dengan membentangkan bendera NU ke angkasa. Pelepasan diiringi dengan Shalawat Tibil Qulub.
Iring-iringan truk yang membawa alat-alat kesehatan keluar dari halaman Pesantran Al-Tsaqafah. Pelepasan kali ini adalah gelombang ketiga. Sebelumnya pada 29 November 2020 dikirimkan bantuan untuk 5 rumah sakit, dan 1 Desember bantuan ke 10 rumah sakit. ( )
Ketua Pengarah NU Peduli, Andi Najmi Fuaidi mengatakan, PBNU sejak sejak Maret 2020 melakukan upaya penanganan dan pencegahan COVID-19. Warga NU bergerak cepat melakukan penyemprotan disinfektan ke tempat umum, masjid dan pesentren. Relawan NU juga membagikan bantuan APD dan disinfektan. Di bidang penanganan ekonomi, NU Peduli membagikan bahan makanan dan permodalan usaha.
"Nilainya mencapai lebih dari Rp300 miliar," kata Andi Najmi.
Bantuan berasal dari masyarakat, pihak swasta, Nahdliyin dan secara individu. "Penanganan COVID-19 tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah, tapi semua pihak salah satunya yang dilakukan NU," katanya.
Hari ini pengiriman bantuan ke rumah sakit, sebagai bukti keistiqamahan NU Peduli. "NU Peduli tidak akan lelah tapi istiqamah. Kepada PBNU kami minta arahan agar semua relawan tetap bekerja sesuai tradisi NU dengan tetap menjaga kesehatan," katanya.
Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan wabah COVID-19 telah memberikan hikmah untuk lebih peka kepada sesama dan menjaga kebersihan lingkungan. Kiai Said mengungkapkan dirinya pernah terkena COVID-19 dan dirawat selama 9 hari, merasakan batuk, tenggorokan kering, dan lelah. (
Baca Juga
Ia juga mengutip firman Allah dalam Al-Qur'an bahwa manusia akan diuji dengan kelaparan, kecemasan, penyakit, wabah, dan cobaan lainnya. Ujian ini harus dihadapi dengan sabar dan tegar. "Tanda kesabaran ketika ada ujian seberat apa pun mengucapkan 'Innalillahi waina ilaihi rajiun," katanya.
Kiai Said menyayangkan masih ada sebagian masyarakat tidak patuh dengan protokol kesehatan, bahkan tidak percaya adanya COVID-19. "Bahwa covid-19 atau corona itu ada, korbannya tidak pandang bulu, kiai, pengusaha, orang kaya, bahkan dokternya juga jadi korban, musibah ini tidak pandang bulu," ujarnya.
Ketum PBNU ini berpesan kepada warga Nahdliyyin, terutama santri untuk mematuhi protokol kesehatan, memakai masker jaga jarak, cuci tangan, peduli dengan kesehatan lingkungan sampai COVID-19 hilang,
"Mudah-mudahan setelah COVID nanti selesai, ekonomi bangkit lagi, kita optimis lagi, semangat lagi, UKM bangkit, sekolah tatap muka lagi," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda