Jokowi Pernah Sikat Prabowo soal Tanah HGU, Luhut juga Terseret
Sabtu, 26 Desember 2020 - 15:49 WIB
Menurut Mahfud, tidak mudah menyelesaikan masalah penguasaan tanah oleh segelintir orang. Sebab secara formal prosedural penguasaan tanah tersebut sah, disahkan oleh pemerintahan yang sah pula.
”Penguasaan itu diperoleh dari Pemerintahan dari waktu ke waktu, bkn baru. Ini adl limbah masa lalu yg rumit penyelesaiannya krn dicover dgn hukum formal. Tp kita hrs bisa,” tulisnya lagi.
(Baca: Ponpes Habib Rizieq di Megamendung Diawasi Helikopter Sejak Kamis)
Tetapi rumitnya masalah bukan semata urusan formal prosedural. Meskipun Mahfud tidak mengungkapkan perusahaan besar atau konglomerat yang dimaksudnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian penguasa lahan itu merupakan koleganya di pemerintahan.
Publik tentu belum lupa ketika Presiden Jokowi”menggebuk” Prabowo Subianto dalam debat Pilpres 2019 lalu. "Saya tahu Pak Prabowo memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur sebesar 220 ribu hektare, juga di Aceh Tengah 120 ribu hektare," ujar Jokowi menyerang Prabowo saat debat, Minggu (17/2/2019).
(Baca juga : Utang Pemerintah Pusat Tembus Rp5.910,64 Trliun per November )
Setelah debat tersebut, kubu Prabowo membongkar orang-orang di kubu Jokowi yang juga penguasa lahan. Beberapa nama seperti Luhut Binsar Panjaitan hingga Eric Thohir disebut-sebut punya sejumlah titik HGU melalui perusahaan mereka.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Luhut pun tidak membantah. Dia malah setuju kalau data para pemilik HGU dibuka. ”Kan sekarang sudah ada one map policy, kan data publik, buka saja,” ujar Luhut beberapa hari setelah debat capres.
Kini, Prabowo yang diserang Jokowi itu duduk sebagai Menteri Pertahanan, bersanding dengan temannya ketika berkarir di TNI, Luhut Pandjaitan yang menjabat Menko Kemaritiman dan Investasi. Sementara Erick Thohir adalah Menteri BUMN, bos perusahaan-perusahan pelat merah, termasuk PTPN yang sedang bersengketa dengan Habib Rizieq.
”Penguasaan itu diperoleh dari Pemerintahan dari waktu ke waktu, bkn baru. Ini adl limbah masa lalu yg rumit penyelesaiannya krn dicover dgn hukum formal. Tp kita hrs bisa,” tulisnya lagi.
(Baca: Ponpes Habib Rizieq di Megamendung Diawasi Helikopter Sejak Kamis)
Tetapi rumitnya masalah bukan semata urusan formal prosedural. Meskipun Mahfud tidak mengungkapkan perusahaan besar atau konglomerat yang dimaksudnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian penguasa lahan itu merupakan koleganya di pemerintahan.
Publik tentu belum lupa ketika Presiden Jokowi”menggebuk” Prabowo Subianto dalam debat Pilpres 2019 lalu. "Saya tahu Pak Prabowo memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur sebesar 220 ribu hektare, juga di Aceh Tengah 120 ribu hektare," ujar Jokowi menyerang Prabowo saat debat, Minggu (17/2/2019).
(Baca juga : Utang Pemerintah Pusat Tembus Rp5.910,64 Trliun per November )
Setelah debat tersebut, kubu Prabowo membongkar orang-orang di kubu Jokowi yang juga penguasa lahan. Beberapa nama seperti Luhut Binsar Panjaitan hingga Eric Thohir disebut-sebut punya sejumlah titik HGU melalui perusahaan mereka.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Luhut pun tidak membantah. Dia malah setuju kalau data para pemilik HGU dibuka. ”Kan sekarang sudah ada one map policy, kan data publik, buka saja,” ujar Luhut beberapa hari setelah debat capres.
Kini, Prabowo yang diserang Jokowi itu duduk sebagai Menteri Pertahanan, bersanding dengan temannya ketika berkarir di TNI, Luhut Pandjaitan yang menjabat Menko Kemaritiman dan Investasi. Sementara Erick Thohir adalah Menteri BUMN, bos perusahaan-perusahan pelat merah, termasuk PTPN yang sedang bersengketa dengan Habib Rizieq.
tulis komentar anda