Polri Selidiki Informasi Mahfud MD soal Pemuda Dilatih Khusus Meneror Penjabat VVIP
Jum'at, 18 Desember 2020 - 19:58 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengungkap ada sekelompok anak muda yang dilatih di tempat khusus untuk melakukan aksi teror untuk pejabat VVIP.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyebut pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait dengan hal yang disampaikan oleh Menko Polhukam. "Informasi yang kami terima, kami sedang melakukan penyelidikan," ujar Argo dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2020). (Baca juga: Mahfud MD Sebut Ada Sekelompok Anak Muda Dilatih untuk Meneror VVIP)
Menurut Argo, dewasa ini di era kemajuan teknologi tidak menutup kemungkinan perekrutan anak muda itu dilakukan di dunia maya. Hal itu dilakukan dengan cara-cara yang sedemikian rupa agar menarik seseorang untuk terlibat.
"Jadi memang tidak mudah ya, dengan perkembangan teknologi yang sekarang ada, tidak menutup kemungkinan edukasi itu dengan dunia maya. Mengajaknya pun dengan dunia maya. Perekrutannya juga melalui dunia maya, tentunya dengan berbagai cara, modus, sehingga orang-orang tertarik di sana," jelas Argo.
Kendati begitu, Argo menyebut saat ini Densus 88 Antiteror sedang mendalami dan mengembangkan adanya informasi tersebut. "Tapi ini masih bagian dari penyelidikan Densus 88 berkaitan dengan informasi bahwa ada beberapa pemuda yang direkrut. Kami masih dalam proses penyelidikan," ucap Argo. (Baca juga:Polri Sebut 6.000 Sel Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Masih Aktif)
Mahfud sebelumnya menyampaikan tentang bahaya dan tingkatan dari tindakan separatisme. Salah satu tingkatan yang disebutnya adalah radikalisme dalam bentuk teror.
"Hari ini bisa melihat tadi polisi menangkap 23 orang teroris dari berbagai tempat yang kemudian dikumpulkan di Lampung gitu, lalu diangkut ke Jakarta," kata Mahfud dalam sambutannya, Kamis (17/12/2020).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyebut, 23 orang teroris yang digelandang aparat kepolisian itu merupakan orang-orang yang tengah mempersiapkan kegiatan-kegiatan teror, seperti melakukan aksi pengeboman hingga melancarkan aksi kerusuhan di berbagai tempat.
"Bahkan saya mendapat informasi ada sekelompok anak-anak muda yang dilatih di suatu tempat khusus untuk menteror VVIP. Saya dapat foto latihannya juga," ucapnya. (Baca juga:Polri: Terduga Teroris Upik Lawanga Dapat Pesanan Senpi Rakitan Sejak Agustus)
"Nah yang seperti ini jadi radikalisme yang menghantam ideologi," sambung dia.
Lihat Juga: Kisah Zulkifli Lubis, Bapak Intelijen Indonesia Dituding Terlibat Peristiwa Cikini yang Meneror Soekarno
Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyebut pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait dengan hal yang disampaikan oleh Menko Polhukam. "Informasi yang kami terima, kami sedang melakukan penyelidikan," ujar Argo dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2020). (Baca juga: Mahfud MD Sebut Ada Sekelompok Anak Muda Dilatih untuk Meneror VVIP)
Menurut Argo, dewasa ini di era kemajuan teknologi tidak menutup kemungkinan perekrutan anak muda itu dilakukan di dunia maya. Hal itu dilakukan dengan cara-cara yang sedemikian rupa agar menarik seseorang untuk terlibat.
"Jadi memang tidak mudah ya, dengan perkembangan teknologi yang sekarang ada, tidak menutup kemungkinan edukasi itu dengan dunia maya. Mengajaknya pun dengan dunia maya. Perekrutannya juga melalui dunia maya, tentunya dengan berbagai cara, modus, sehingga orang-orang tertarik di sana," jelas Argo.
Kendati begitu, Argo menyebut saat ini Densus 88 Antiteror sedang mendalami dan mengembangkan adanya informasi tersebut. "Tapi ini masih bagian dari penyelidikan Densus 88 berkaitan dengan informasi bahwa ada beberapa pemuda yang direkrut. Kami masih dalam proses penyelidikan," ucap Argo. (Baca juga:Polri Sebut 6.000 Sel Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Masih Aktif)
Mahfud sebelumnya menyampaikan tentang bahaya dan tingkatan dari tindakan separatisme. Salah satu tingkatan yang disebutnya adalah radikalisme dalam bentuk teror.
"Hari ini bisa melihat tadi polisi menangkap 23 orang teroris dari berbagai tempat yang kemudian dikumpulkan di Lampung gitu, lalu diangkut ke Jakarta," kata Mahfud dalam sambutannya, Kamis (17/12/2020).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyebut, 23 orang teroris yang digelandang aparat kepolisian itu merupakan orang-orang yang tengah mempersiapkan kegiatan-kegiatan teror, seperti melakukan aksi pengeboman hingga melancarkan aksi kerusuhan di berbagai tempat.
"Bahkan saya mendapat informasi ada sekelompok anak-anak muda yang dilatih di suatu tempat khusus untuk menteror VVIP. Saya dapat foto latihannya juga," ucapnya. (Baca juga:Polri: Terduga Teroris Upik Lawanga Dapat Pesanan Senpi Rakitan Sejak Agustus)
"Nah yang seperti ini jadi radikalisme yang menghantam ideologi," sambung dia.
Lihat Juga: Kisah Zulkifli Lubis, Bapak Intelijen Indonesia Dituding Terlibat Peristiwa Cikini yang Meneror Soekarno
(kri)
tulis komentar anda