Wamenag Ajak Masyarakat Tak Berlebihan Merespons Penahanan Habib Rizieq

Minggu, 13 Desember 2020 - 17:10 WIB
Wamenag, Zainut Tauhid Saadi berharap semua umat Islam khususnya para pengikut Habib Rizieq Shihab tidak berlebihan menanggapi penahanan pimpinan FPI itu dengan ajakan-ajakan berdalih jihad. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Wakil Menteri Agama ( Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi mengajak ormas Islam agar berkomitmen dalam dakwah amar ma'ruf (menegakkan kebenaran) dan nahyi munkar (mencegah keburukan) yang mengedepankan kebijaksanaan tidak mengedepankan kekerasan. Menurutnya, kekerasan dengan embel-embel agama dan jihad tidak dibenarkan.

"Arti jihad itu sendiri bukanlah perang, apapun dan di manapun yang dilakukan muslim untuk mendapatkan kekuasaan, ketenaran, harta dan kekayaan. Jihad adalah abstract noun atau masdar dalam bahasa Arab yang asal katanya 'jahada' yang berarti 'berjuang dan berusaha keras'. Jihad dalam konteks keislaman adalah melawan kecenderungan jahat dalam diri sendiri, seperti malas dan dengki," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (13/12/2020). (Baca juga: Jadi Simbol Oposisi Rakyat, Penahanan Habib Rizieq untuk Kunci Ruang Geraknya)

Dia mengakui saat ini ada pergeseran pemahaman sebagian orang dalam memaknai tugas dakwah amar ma'ruf nahi munkar. Dia menilai kebanyakan pihak memahami jika melaksanakan amar ma'ruf dengan cara lembut, bijak, dan penuh kedamaian, maka nahyi munkar harus dengan cara keras.



Menurut dia, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. "Rasulullah mengajarkan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar itu harus dengan penuh kebijaksanaan, contoh yang baik dan berdiskusi dengan cara yang lebih baik," ujarnya.

Maka itu, dia berharap semua umat Islam khususnya para pengikut Habib Rizieq Shihab tidak berlebihan menanggapi penahanan pimpinan FPI itu dengan ajakan-ajakan berdalih jihad. "Ikuti saja prosesnya, berdoa semoga kasus ini selesai dan semua pihak mendapat keadilan," imbuhnya.

Dirinya berpendapat saat ini para ulama dihadapkan pada tantangan perubahan zaman di era keterbukaan informasi dan era digital. Sayangnya, tingginya gairah masyarakat untuk memperoleh informasi dan ilmu, termasuk ilmu agama, terkendala dengan rendahnya tingkat literasi di tengah masyarakat. (Baca juga:Habib Rizieq Shihab Ditahan, Ahok Trending Topik)

Faktor tersebut berdampak pada maraknya hoaks di tengah masyarakat, termasuk hoaks berkenaan dengan isu keagamaan. Alhasil, media sosial dipenuhi konten berisikan ujaran kebencian mengatasnamakan agama. "Hal ini bisa melahirkan intoleransi di tengah masyarakat, serta menjadi tantangan pada keharmonisan kehidupan berbangsa,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq meminta masyarakat agar tidak termakan hoaks di medsos. Terlebih lagi dengan ajakan-ajakan yang bersifat memprovokasi.

"Tindakan provokasi dan intimidasi sudah barang tentu menyalahi aturan dan tidak etis pada konteks penegakan hukum itu yang harus kita hindari," tuturnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More