Fahri Hamzah: Pak Mahfud Ambil Inisiatif, Jangan Takut!
Jum'at, 11 Desember 2020 - 08:28 WIB
JAKARTA - Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah mengingatkan aparat dan pejabat negara untuk selalu berlaku transparan. Dia meyakini sepandai apa pun aparat dan pejabat bersembunyi, mereka akan ketahuan.
”Sering saya katakan: Negara adalah aquarium besar...para pejabat dan petugasnya adalah ikan2 dan biota laut yang berkeliaran..jangan coba2 sembunyi dari publik, dinding negara terbuat dari kaca. Setidaknya jika tidak demikian anggaplah demikian. Agar transparansi menjadi budaya,” tulis Fahri lewat akun twitter @Fahrihamzah, Kamis (10/12/2020) malam.
(Baca: Fahri Hamzah Sebut Ada Skandal Besar dan Minta DPR Jangan Diam)
Fahri memang tidak secara khusus menyebut apa yang dianggapnya disembunyikan. Tetapi tak lama sebelumnya Fahri menuliskan tentang keadaan yang semakin rumit. ” **Nampaknya tambah rumit kisanak!~Ada apa rupanya?**Hulubalang sakit gigi!~Pantesan!” cuit Fahri.
(Baca juga : 6 Anggota FPI Ditembak Mati, Komisi III DPR Bakal Panggil Kapolri )
Dalam rangkaian cuitan beberapa jam sebelumnya, Fahri menyampaikan pendapatnya soal tewasnya enam anggota laskar FPI di tangan polisi dengan dalih diserang lebih dulu. Dia bahkan meminta Menkopolhukam untuk segera membentuk tim independen pencari fakta untuk menguak tabir misteri peristiwa yang disebut polisi terjadi di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
(Baca: Fadli Zon Lebih Percaya Narasi yang Dikemukakan FPI dan Munarman karena Lebih Masuk Akal)
”Pak @mohmahfudmd ambil inisiatif pak. Sekarang itang minta ke bapak bukan pak @prabowo maka ambillah inisiatif. Ini waktu uji bagi bapak. Ambillah inisiatif. Jadilah jurubicara negara salam bidang @PolhukamRI yang terbaik. Jangan takut pak!” tulis Fahri.
(Baca juga : 6 Anggota FPI Tewas, Pakar Pertanyakan Soal Penyelidikan dan Penyidikan )
Menurut Fahri, seharusnya pemerintah memang memberikan keterangan cepat dan tuntas melalui Menkopolhukam terkait kasus penembakan anggota FPI. Jangan sampai pemerintah menganggap situasi adem ayem dan yakin akan hilang dengan sendirinya dengan mendiamkan kejadian tersebut. ”Ini keliru, publik itu punya daya ingat semacam “memori kolektif”. Kalau memori ini menumpuk tanpa klarifikasi, atau negara tak membuatnya terang, maka ia akan tersimpan sebagai trauma..,” kata Fahri.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Lihat Juga: Kunker ke Luar Negeri Dibatasi, Mahfud MD: Jika Dibahas di Lembaga Politik Ada Saja Alasan Pembenaran
”Sering saya katakan: Negara adalah aquarium besar...para pejabat dan petugasnya adalah ikan2 dan biota laut yang berkeliaran..jangan coba2 sembunyi dari publik, dinding negara terbuat dari kaca. Setidaknya jika tidak demikian anggaplah demikian. Agar transparansi menjadi budaya,” tulis Fahri lewat akun twitter @Fahrihamzah, Kamis (10/12/2020) malam.
(Baca: Fahri Hamzah Sebut Ada Skandal Besar dan Minta DPR Jangan Diam)
Fahri memang tidak secara khusus menyebut apa yang dianggapnya disembunyikan. Tetapi tak lama sebelumnya Fahri menuliskan tentang keadaan yang semakin rumit. ” **Nampaknya tambah rumit kisanak!~Ada apa rupanya?**Hulubalang sakit gigi!~Pantesan!” cuit Fahri.
(Baca juga : 6 Anggota FPI Ditembak Mati, Komisi III DPR Bakal Panggil Kapolri )
Dalam rangkaian cuitan beberapa jam sebelumnya, Fahri menyampaikan pendapatnya soal tewasnya enam anggota laskar FPI di tangan polisi dengan dalih diserang lebih dulu. Dia bahkan meminta Menkopolhukam untuk segera membentuk tim independen pencari fakta untuk menguak tabir misteri peristiwa yang disebut polisi terjadi di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
(Baca: Fadli Zon Lebih Percaya Narasi yang Dikemukakan FPI dan Munarman karena Lebih Masuk Akal)
”Pak @mohmahfudmd ambil inisiatif pak. Sekarang itang minta ke bapak bukan pak @prabowo maka ambillah inisiatif. Ini waktu uji bagi bapak. Ambillah inisiatif. Jadilah jurubicara negara salam bidang @PolhukamRI yang terbaik. Jangan takut pak!” tulis Fahri.
(Baca juga : 6 Anggota FPI Tewas, Pakar Pertanyakan Soal Penyelidikan dan Penyidikan )
Menurut Fahri, seharusnya pemerintah memang memberikan keterangan cepat dan tuntas melalui Menkopolhukam terkait kasus penembakan anggota FPI. Jangan sampai pemerintah menganggap situasi adem ayem dan yakin akan hilang dengan sendirinya dengan mendiamkan kejadian tersebut. ”Ini keliru, publik itu punya daya ingat semacam “memori kolektif”. Kalau memori ini menumpuk tanpa klarifikasi, atau negara tak membuatnya terang, maka ia akan tersimpan sebagai trauma..,” kata Fahri.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Lihat Juga: Kunker ke Luar Negeri Dibatasi, Mahfud MD: Jika Dibahas di Lembaga Politik Ada Saja Alasan Pembenaran
(muh)
tulis komentar anda