Rencana Erick Thohir Bangun Wisata Medis Dinilai Langkah Inovatif
Kamis, 10 Desember 2020 - 16:01 WIB
JAKARTA - Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir membangun wisata kesehatan di Bali dinilai langkah strategis dan inovatif, mengingat Bali merupakan tempat wisata internasional.
“Rencana kebijakan tentu itu sesuatu yang inovatif, memang kalau dibangun di sana, di Bali itukan sekaligus tempat wisata internasional jadi suatu hal yang baik, suatu hal yang bagus,” ujar Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, Kamis (10/12/2020). (Baca juga: Berantas Korupsi di BUMN, Erick Thohir Bakal Bikin Sistem Langsung Dimonitor KPK)
Dia menilai kebijakan Erick Thohir itu mendorong agar masyarakat Indonesia di masa depan yang perlu mendapatkan perawatan medis tidak perlu lagi berangkat ke luar negeri seperti Singapura atau Malaysia. “Tetapi memang keberadaannya itu lebih untuk mendorong agar di masa depan, masyarakat indonesia yang sakit tidak perlu berobat ke luar negeri ke Singapura atau ketempat lain,” katanya.
Dia mengaku sudah lama mendengar rencana itu tentang adanya investor yang akan berinvestasi mengenai hal tersebut. Maka itu, dia mendorong agar rencana itu bisa cepat teralisasi memanfaatkan fasilitas dalam Undang-undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020.
“Jadi segera aja dipercepat karena rencana seperti itu sudah lama, udah sering terdengar investor perusahaan asing, kita kaitkan ini karenakan sebagai tindak lanjut atau implementasi dari adanya UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Ciptaker,” terangnya.
Trubus memberikan catatan supaya proyek pembangunan RS internasional itu dapat menyerap tenaga kerja lokal, terutama tenaga medis Indonesia agar dapat lebih kompetitif dalam dunia medis internasional. “Jadi kalau memang bisa mengundang investor tentukan sangat baik, terutama dalam menyerap tenaga kerja Indonesia, intinya bagaimana tenaga kerja Indonesia bisa digunakan dalam hal ini pembangunan rumah sakit internasional, khususnya di situ medis Indonesia ini kompetitif di dunia internasional,” jelasnya.
Selain itu, Trubus juga meminta partisipasi atau peran serta masyarakat setempat di Bali untuk dilibatkan secara aktif agar jangan sampai terjadi kecemburuan sosial atau kemudian penolakan dari masyarakat Bali. “Nah itu kan harus dipertimbangkan karena Bali ini kan suatu masyarakat yang menjunjung kearifan lokal, jadi nanti jangan sampai terjadi misalnya sengketa tanah atau sengketa adat dan sebagainya,” pungkasnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Erick Thohir mengungkapkan pemerintah akan memulai mengembangkan wisata medis (medical tourism) di Tanah Air dengan menggandeng perusahaan asal Jepang Mitsui & Co. Ltd untuk pembangunan sektor medis. Bali rencananya menjadi kawasan yang akan dibangun fasilitas medis salah satunya ialah dengan membangun rumah sakit bertaraf internasional.
Erick Thohir menjelaskan mengenai konsep wisata berbasis kesehatan di Bali itu akan membuat Bali menjadi klaster kawasan baru yang lebih menarik. Hal ini dikarenakan kolaborasi antara pariwisata dan kesehatan. (Baca juga:Permen Baru Menteri Erick Thohir Disambut Positif)
Dengan adanya fasilitas tersebut, masyarakat yang tadinya berobat ke Singapura dan Malaysia untuk sekadar check up, bisa pergi ke Bali. Kemudian Bali juga bisa menjadi training center para dokter dan perawat di Tanah Air sebelum bekerja di Jepang.
“Rencana kebijakan tentu itu sesuatu yang inovatif, memang kalau dibangun di sana, di Bali itukan sekaligus tempat wisata internasional jadi suatu hal yang baik, suatu hal yang bagus,” ujar Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, Kamis (10/12/2020). (Baca juga: Berantas Korupsi di BUMN, Erick Thohir Bakal Bikin Sistem Langsung Dimonitor KPK)
Dia menilai kebijakan Erick Thohir itu mendorong agar masyarakat Indonesia di masa depan yang perlu mendapatkan perawatan medis tidak perlu lagi berangkat ke luar negeri seperti Singapura atau Malaysia. “Tetapi memang keberadaannya itu lebih untuk mendorong agar di masa depan, masyarakat indonesia yang sakit tidak perlu berobat ke luar negeri ke Singapura atau ketempat lain,” katanya.
Dia mengaku sudah lama mendengar rencana itu tentang adanya investor yang akan berinvestasi mengenai hal tersebut. Maka itu, dia mendorong agar rencana itu bisa cepat teralisasi memanfaatkan fasilitas dalam Undang-undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020.
“Jadi segera aja dipercepat karena rencana seperti itu sudah lama, udah sering terdengar investor perusahaan asing, kita kaitkan ini karenakan sebagai tindak lanjut atau implementasi dari adanya UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Ciptaker,” terangnya.
Trubus memberikan catatan supaya proyek pembangunan RS internasional itu dapat menyerap tenaga kerja lokal, terutama tenaga medis Indonesia agar dapat lebih kompetitif dalam dunia medis internasional. “Jadi kalau memang bisa mengundang investor tentukan sangat baik, terutama dalam menyerap tenaga kerja Indonesia, intinya bagaimana tenaga kerja Indonesia bisa digunakan dalam hal ini pembangunan rumah sakit internasional, khususnya di situ medis Indonesia ini kompetitif di dunia internasional,” jelasnya.
Selain itu, Trubus juga meminta partisipasi atau peran serta masyarakat setempat di Bali untuk dilibatkan secara aktif agar jangan sampai terjadi kecemburuan sosial atau kemudian penolakan dari masyarakat Bali. “Nah itu kan harus dipertimbangkan karena Bali ini kan suatu masyarakat yang menjunjung kearifan lokal, jadi nanti jangan sampai terjadi misalnya sengketa tanah atau sengketa adat dan sebagainya,” pungkasnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Erick Thohir mengungkapkan pemerintah akan memulai mengembangkan wisata medis (medical tourism) di Tanah Air dengan menggandeng perusahaan asal Jepang Mitsui & Co. Ltd untuk pembangunan sektor medis. Bali rencananya menjadi kawasan yang akan dibangun fasilitas medis salah satunya ialah dengan membangun rumah sakit bertaraf internasional.
Erick Thohir menjelaskan mengenai konsep wisata berbasis kesehatan di Bali itu akan membuat Bali menjadi klaster kawasan baru yang lebih menarik. Hal ini dikarenakan kolaborasi antara pariwisata dan kesehatan. (Baca juga:Permen Baru Menteri Erick Thohir Disambut Positif)
Dengan adanya fasilitas tersebut, masyarakat yang tadinya berobat ke Singapura dan Malaysia untuk sekadar check up, bisa pergi ke Bali. Kemudian Bali juga bisa menjadi training center para dokter dan perawat di Tanah Air sebelum bekerja di Jepang.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda