Ma'ruf Amin Sebut MUI Seperti Kereta, Jalan Tak Sesuai Masinis Silakan Naik Kendaraan Lain
Kamis, 26 November 2020 - 07:55 WIB
"Dengan menyesal dan memohon maaf, karena alasan tertentu, saya tidak dapat menghadiri Munas," ujar Din di bagian akhir pesan yang diterima SINDOnews, Selasa (24/11/2020).
Di bagian lain pesan yang disampaikannya, Din meminta kepada Dewan Pimpinan MUI agar memastikan bahwa Munas berlangsung sesuai Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga MUI. Pelanggaran terhadap kedua rujukan dasar tersebut akan mengurangi keabsahan hasil Munas dan mencederai muruah organisasi.
Mantan Ketua Umum MUI ini juga berharap agar Munas dapat menghasilkan kepengurusan yang memantapkan fungsi MUI sebagai Khadimul Ummah wa Shodiqul Hukumah, yakni pelayan umat dan mitra kritis pemerintah.
"MUI harus mengukuhkan posisi sebagai mitra kritis pemerintah, dengan tidak segan dan sungkan membela jika pemerintah benar dan mengoreksi jika ia salah. Elan vital sebagai Gerakan Amar Ma'ruf Nahyi Munkar harus tetap ditegakkan. MUI perlu dipimpin oleh ulama yang berintegritas dan beristikamah mempedulikan nasib umat Islam," jelas Din.
Pria yang kini aktif di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini berharap agar MUI memantapkan diri sebagai wadah musyawarah ulama, zuama, dan cendekiawan Muslim, dengan menjadi tenda besar bagi seluruh organisasi dan lembaga umat Islam. "Tiadalah baik jika MUI dikuasai oleh satu-dua organisasi. Maka kepemimpinan MUI masa depan perlu mengakomodasi segenap potensi umat Islam," katanya.( ).
Di bagian lain pesan yang disampaikannya, Din meminta kepada Dewan Pimpinan MUI agar memastikan bahwa Munas berlangsung sesuai Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga MUI. Pelanggaran terhadap kedua rujukan dasar tersebut akan mengurangi keabsahan hasil Munas dan mencederai muruah organisasi.
Mantan Ketua Umum MUI ini juga berharap agar Munas dapat menghasilkan kepengurusan yang memantapkan fungsi MUI sebagai Khadimul Ummah wa Shodiqul Hukumah, yakni pelayan umat dan mitra kritis pemerintah.
"MUI harus mengukuhkan posisi sebagai mitra kritis pemerintah, dengan tidak segan dan sungkan membela jika pemerintah benar dan mengoreksi jika ia salah. Elan vital sebagai Gerakan Amar Ma'ruf Nahyi Munkar harus tetap ditegakkan. MUI perlu dipimpin oleh ulama yang berintegritas dan beristikamah mempedulikan nasib umat Islam," jelas Din.
Pria yang kini aktif di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini berharap agar MUI memantapkan diri sebagai wadah musyawarah ulama, zuama, dan cendekiawan Muslim, dengan menjadi tenda besar bagi seluruh organisasi dan lembaga umat Islam. "Tiadalah baik jika MUI dikuasai oleh satu-dua organisasi. Maka kepemimpinan MUI masa depan perlu mengakomodasi segenap potensi umat Islam," katanya.( ).
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda