PTPN V Dukung Program Green Fuel Lewat Penguatan Produktivitas Petani Sawit
Kamis, 19 November 2020 - 13:09 WIB
JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara V ( PTPN V ) berkomitmen kuat mendukung program green fuel atau bahan bakar nabati (BBN) Nasional yang dicanangkan pemerintah. Melalui program tersebut, diharapkan dapat memacu produktivitas sawit rakyat.
Sebab, program BBN Nasional membutuhkan pasokan tanda buah segar (TBS) dalam jumlah masif dan kontinyu. Untuk itu, PTPN V siap memperkuat dan mendukung peningkatan produksi TBS petani sawit, terutama yang menjadi mitra binaan perusahaan. (Baca juga: Menhub Ingin Truk dan Bus Pakai Bahan Bakar Nabati)
Hal itu disampaikan Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa saat menjadi pembicara pada diskusi yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Bogor, Kamis (20/11/2020).
“Produksi TBS sawit rakyat saat ini masih terpaut jauh dibanding dengan produksi kebun milik perusahaan BUMN maupun swasta. Hal itu disebabkan adanya sejumlah masalah yang dihadapi para petani sawit. Mulai dari usia sawit yang sudah tua serta kesulitan mendapatkan bibit sawit unggul tersertifikasi," kata Jatmiko.
Padahal, berdasarkan data 2019 dari 14,7 juta hektare areal perkebunan sawit nasional, 41% di antaranya merupakan milik petani. Sehingga, keberadaan petani sawit memainkan peranan penting dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan green fuel di masa mendatang.
Jatmiko menjelaskan bahwa sejak April 2019, PTPN V meluncurkan program BUMN Untuk Sawit Rakyat. Melalui program itu, PTPN V sebagai perusahaan milik negara berupaya mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) dengan melibatkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), perbankan serta petani. Sebelum PSR diluncurkan, anggota holding BUMN Perkebunan yang berlokasi di Provinsi Riau tersebut, telah membentuk Direktorat khusus yang menangani para petani plasma.
Selain itu, PTPN V yang telah mengantongi sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) turut membantu penyediaan bibit unggul bersertifikat bagi para petani. Saat ini, perusahan telah membangun tujuh sentra yang menampung 1,5 juta bibit unggul dan siap untuk membantu ke petani sawit non mitra.
PTPN V juga memberikan bantuan dengan penggunaan teknologi geospasial (pemetaan foto udara menggunakan drone) ke perkebunan sawit petani plasma. Penggunaan teknologi tersebut bertujuan agar mendapatkan data yang presisi terhadap kondisi kebun sawit sehingga dapat membantu dalam membuat keputusan.
"Kami juga menerapkan sistem single management dengan para petani. Kami melakukan hal tersebut agar praktik good agriculture diterapkan oleh petani, sehingga produktivitasnya meningkat. Bahkan, kami berani berikan jaminan, jika produktivitasnya di bawah rata-rata nasional, akan kami ganti rugi," jelasnya.
Sebab, program BBN Nasional membutuhkan pasokan tanda buah segar (TBS) dalam jumlah masif dan kontinyu. Untuk itu, PTPN V siap memperkuat dan mendukung peningkatan produksi TBS petani sawit, terutama yang menjadi mitra binaan perusahaan. (Baca juga: Menhub Ingin Truk dan Bus Pakai Bahan Bakar Nabati)
Hal itu disampaikan Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa saat menjadi pembicara pada diskusi yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Bogor, Kamis (20/11/2020).
“Produksi TBS sawit rakyat saat ini masih terpaut jauh dibanding dengan produksi kebun milik perusahaan BUMN maupun swasta. Hal itu disebabkan adanya sejumlah masalah yang dihadapi para petani sawit. Mulai dari usia sawit yang sudah tua serta kesulitan mendapatkan bibit sawit unggul tersertifikasi," kata Jatmiko.
Padahal, berdasarkan data 2019 dari 14,7 juta hektare areal perkebunan sawit nasional, 41% di antaranya merupakan milik petani. Sehingga, keberadaan petani sawit memainkan peranan penting dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan green fuel di masa mendatang.
Jatmiko menjelaskan bahwa sejak April 2019, PTPN V meluncurkan program BUMN Untuk Sawit Rakyat. Melalui program itu, PTPN V sebagai perusahaan milik negara berupaya mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) dengan melibatkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), perbankan serta petani. Sebelum PSR diluncurkan, anggota holding BUMN Perkebunan yang berlokasi di Provinsi Riau tersebut, telah membentuk Direktorat khusus yang menangani para petani plasma.
Selain itu, PTPN V yang telah mengantongi sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) turut membantu penyediaan bibit unggul bersertifikat bagi para petani. Saat ini, perusahan telah membangun tujuh sentra yang menampung 1,5 juta bibit unggul dan siap untuk membantu ke petani sawit non mitra.
PTPN V juga memberikan bantuan dengan penggunaan teknologi geospasial (pemetaan foto udara menggunakan drone) ke perkebunan sawit petani plasma. Penggunaan teknologi tersebut bertujuan agar mendapatkan data yang presisi terhadap kondisi kebun sawit sehingga dapat membantu dalam membuat keputusan.
"Kami juga menerapkan sistem single management dengan para petani. Kami melakukan hal tersebut agar praktik good agriculture diterapkan oleh petani, sehingga produktivitasnya meningkat. Bahkan, kami berani berikan jaminan, jika produktivitasnya di bawah rata-rata nasional, akan kami ganti rugi," jelasnya.
tulis komentar anda