Pemerintah Sebut Penambahan Kasus Corona di Daerah Sulit Ditebak
Minggu, 10 Mei 2020 - 18:32 WIB
JAKARTA - Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Penanganan virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto mengungkapkan, penambahan kasus Covid-19 di daerah mempunyai pola grafik yang tidak konsisten. Sehingga, penambahan kasus di daerah susah ditebak.
"Kita melihat penambahan jumlah kasus tidak banyak, tetapi di beberapa hari terakhir terjadi penambahan yang cukup signifikan. Di beberapa daerah juga masih belum terbentuk pola grafik yang konsisten, yang susah untuk kita tebak dari hari ke hari nya," kata Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (10/5/2020).
Yuri menjelaskan, dari data yang didapatkan Gugus Tugas dalam seminggu terakhir masih fluktuatif. "Kita melihat dalam kecenderungan data yang kita dapatkan pada satu minggu terakhir tampak adanya fluktuasi," ucapnya.
"Di beberapa daerah ada kecenderungan yang konsisten meningkat dengan jumlah yang semakin sedikit. Namun di beberapa daerah ada yang tidak konsisten beberapa hari ini," tambahnya.
Penambahan kasus ini kata Yuri, adalah sebagai gambaran yang bisa dimaknai bahwa proses penularan di luar di tengah-tengah masyarakat masih saja terus terjadi. (Baca juga: Update Corona: Positif 14.032 Orang, 2.698 Sembuh dan 973 Meninggal)
"Seperti yang telah kami sampaikan beberapa waktu yang lalu bahwa Covid-19 ini adalah penyakit menular yang sudah dinyatakan sebagai suatu pandemi. Artinya dalam waktu singkat telah menyebar ke banyak negara," ujarnya.
Yuri mengatakan, pada awal pandemi bisa digambarkan sebaran-sebaran klasik yang dibawa oleh orang yang dalam keadaan sakit. "Ditandai oleh orang-orang yang kemudian dengan suhu diatas 38 derajat celcius, dengan orang yang disertai batuk, dengan orang yang disertai sesak," jelasnya.
Namun dalam perkembangannya, gambaran ini sudah tidak lagi menjadi ciri khas dari orang-orang yang membawa atau di dalam tubuhnya terinfeksi virus Covid-19.
"Kita banyak menemukan orang yang di dalam tubuhnya ada virus Covid-19 yang ditandai dengan pemeriksaan PCR positif dengan gejala yang sangat ringan, tidak panas, tidak batuk. Sehingga memberikan gambaran seperti orang tidak sakit inilah yang kemudian kita sebut sebagai orang tanpa gejala," ungkap Yuri.
"Kita melihat penambahan jumlah kasus tidak banyak, tetapi di beberapa hari terakhir terjadi penambahan yang cukup signifikan. Di beberapa daerah juga masih belum terbentuk pola grafik yang konsisten, yang susah untuk kita tebak dari hari ke hari nya," kata Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (10/5/2020).
Yuri menjelaskan, dari data yang didapatkan Gugus Tugas dalam seminggu terakhir masih fluktuatif. "Kita melihat dalam kecenderungan data yang kita dapatkan pada satu minggu terakhir tampak adanya fluktuasi," ucapnya.
"Di beberapa daerah ada kecenderungan yang konsisten meningkat dengan jumlah yang semakin sedikit. Namun di beberapa daerah ada yang tidak konsisten beberapa hari ini," tambahnya.
Penambahan kasus ini kata Yuri, adalah sebagai gambaran yang bisa dimaknai bahwa proses penularan di luar di tengah-tengah masyarakat masih saja terus terjadi. (Baca juga: Update Corona: Positif 14.032 Orang, 2.698 Sembuh dan 973 Meninggal)
"Seperti yang telah kami sampaikan beberapa waktu yang lalu bahwa Covid-19 ini adalah penyakit menular yang sudah dinyatakan sebagai suatu pandemi. Artinya dalam waktu singkat telah menyebar ke banyak negara," ujarnya.
Yuri mengatakan, pada awal pandemi bisa digambarkan sebaran-sebaran klasik yang dibawa oleh orang yang dalam keadaan sakit. "Ditandai oleh orang-orang yang kemudian dengan suhu diatas 38 derajat celcius, dengan orang yang disertai batuk, dengan orang yang disertai sesak," jelasnya.
Namun dalam perkembangannya, gambaran ini sudah tidak lagi menjadi ciri khas dari orang-orang yang membawa atau di dalam tubuhnya terinfeksi virus Covid-19.
"Kita banyak menemukan orang yang di dalam tubuhnya ada virus Covid-19 yang ditandai dengan pemeriksaan PCR positif dengan gejala yang sangat ringan, tidak panas, tidak batuk. Sehingga memberikan gambaran seperti orang tidak sakit inilah yang kemudian kita sebut sebagai orang tanpa gejala," ungkap Yuri.
(maf)
tulis komentar anda