Tinjau KRI Makassar, Hasto dan Mahasiswa Unhan Dukung Konsolidasi Industri Pertahanan Nasional

Sabtu, 14 November 2020 - 19:11 WIB
Hasto Kristiyanto, mahasiswa Doktoral Unhan sekaligus Sekjen PDIP mengatakan mau tidak mau sebuah pengembangan ilmu pengetahuan teknologi akan mencapai tahap revolusi dan banyak yang dikembangkan dari paradigma security defense. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pentingnya peningkatan pertahanan Indonesia menjadi perhatian serius para mahasiswa S3 Cohort 3 Universitas Pertahanan ( Unhan ) saat melakukan tinjauan di atas kapal KRI Makassar-590 di Tanjung Priok, Sabtu (14/11/2020).

"Kami sengaja hadir di KRI Makassar untuk menegaskan pentingnya laut sebagai halaman depan NKRI. Kesadaran sebagai Bangsa Maritim sangat penting. Semangat Jalesveva Jaya Mahe terus berkomandang, menjemput tugas sejarah Indonesia sebagai pemimpin di antara bangsa-bangsa," ujar Hasto Kristiyanto, mahasiswa Doktoral Unhan. (Baca juga: Pengamat Militer Minta TNI AL Perkuat Diplomasi Pertahanan Maritim)

Hasto menjelaskan mau tidak mau sebuah pengembangan ilmu pengetahuan teknologi akan mencapai tahap revolusi dan banyak yang dikembangkan dari paradigma security defense. "Salah satu tugas kelompok kami adalah Evaluating the Revolution in Military Affairs (RMA) Index of Armed Forces. Tugas tersebut sangat menarik. Menggambarkan bagaimana revolusi teknologi diterapkan di milter," papar Hasto.



Lebih lanjut, Hasto berpandangan tidak ada negara yang bisa survive (bertahan) tanpa sebuah kekuatan militer yang handal. Apalagi Indonesia telah memiliki konsepsi sistem pertahanan rakyat semesta. Sehingga, konsepsi tersebut harus diintegrasikan dengan pertahanan nasional, khususnya dalam upaya pengembangan industri pertahanan.

Menurut Hasto, upaya ini harus menjadi motivasi sebab Singapura saja sudah mengembangkan doktrin integrated knowledged-based command and control untuk meningkatkan pertahanannya. Indonesia, kata Hasto, konsepsi pertahanan harus bertitik tolak dari pandangan geopolitik Indonesia untuk dunia yang dijalankan secara terintegrasi antara diplomasi luar negeri dan pertahanan.

Pada saat bersamaan, kata Hasto, konsolidasi industri pertahanan harus dijalankan, dengan mendorong akuisisi dan pengembangab teknologi pertahanan yang sesuai dengan kondisi geografis, sejarah, dan falsafah bangsa.

"Universitas Pertahanan harus menjadi center of excellence, pusat research pertahanan terkait dengan segala hal ikhwal keseluruhan aspek pertahanan, menjadi pusat kajian ilmu pertahanan khas Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia," tandas Hasto.

Sementara itu Komandan KRI Makassar-590, Letkol Laut (P) Hariono menyambut baik kunjungan para mahasiswa doktoral Unhan di kapal komandonya. "Saya selaku komandan KRI Makassar-590 mengucapkan selamat datang dari perwira senior sekalian dari S3 Unhan, kehormatan bagi kami bisa dikunjungi. Perlu diketahui KRI Makassar-590 ini buatan Korea Selatan tahun 2007," kata Hariono.

Diawali dengan rapid test, Hasto dan rombongan diajak Hariono bersenam bersama di atas helipad KRI Makassar-590. Meski cuaca mulai menyengat, semua bersemangat. Diawali dengan senam kesegaran jasmani diiringi musik yang mengiringi, populer disingkat SKJ yang terkenal di era 80-an. (Baca juga: Itenas Bandung Pamerkan Mobil Listrik Tempur untuk Pertahanan Militer)

"Senam jamannya Pak Hasto ini," rekan Hasto berceletuk. Sontak terdengar tawa membahana. Hasto pun tergelak atas candaan tersebut. Mengikuti instruktur senam, mereka lanjut dengan joget diiringi lagu Poco-poco. Sekitar 20 menit senam dan joget, diakhiri dengan dialog dan foto bersama.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More