Megawati Sarankan Milenial Renungi Makam Pahlawan Anonim
Selasa, 10 November 2020 - 21:13 WIB
JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengajak kaum muda untuk berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) di daerahnya masing-masing. Ziarah juga bisa dilaksanakan dalam suasana Hari Pahlawan 10 November.
Awalnya Megawati bercerita mengenai polemik pernyataannya kepada Presiden Jokowi bahwa kaum milenial jangan dimanja. Menurut Megawati, justru pernyataan dirinya itu untuk menagih peran kaum milenial agar berbakti kepada negara.
"Karena menurut saya, kalau kita berpikiran jernih, itu adalah hal yang sangat memacu, menanyakan pada para generasi muda bangsa saat ini. (Berefleksi sendiri-red) Apa sebenarnya yang saya telah lakukan, bukan buat diri sendiri, tetapi bagi negeri," tutur Megawati ketika berbicara di hadapan sivitas akademika Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (10/11/2020).
Megawati mengaku sudah berkeliling ke hampir seluruh pelosok Indonesia. Saat berkeliling, Megawati melihat banyak TMP yang di daerah masing-masing.( )
Untuk itu, Megawati mengajak kaum milenial agar berziarah ke TMP, karena di sana juga terdapat makam yang tanpa nama alias anonim, padahal mereka pahlawan.
"Saya selalu mengingatkan ada mereka yang jadi pahlawan itu anonim, tidak diketahui siapa dia. Apa artinya? Artinya karena pada waktu itu dia menyerahkan jiwa raganya bagi negara kita Republik Indonesia ini (tanpa peduli namanya dikenal-red)," ujar Presiden kelima Indonesia itu.( )
Maka jika memang milenial ingin perubahan yang lebih baik bagi bangsa, maka semangat kebangsaan itu harus dihidupkan terus menerus. Orang muda Indonesia harus memiliki pengertian yang benar, hakekat yang benar, mengenai Pancasila dan peneguhan kebangsaan kita.
Sebenarnya, bagi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini, anak-anak muda saat ini tidak susah untuk menggali informasi tersebut karena perkembangan teknologi saat ini.
"Bagaimana mereka anak muda ini tentu sebenarnya telah diberi kemudahan dengan teknologi sekarang. Kita bisa melihat dengan YouTube, Google. Apa saja sekiranya yang kita inginkan. Tapi dapatkah mereka merasakan di dalam hatinya sebenarnya apa api perjuangan itu? Bagaimana menggelorakan semangat itu? Bukan hanya dengan pikiran dan bacaan, tetapi tidak masuk ke dalam dada kita," tutur Megawati.
Awalnya Megawati bercerita mengenai polemik pernyataannya kepada Presiden Jokowi bahwa kaum milenial jangan dimanja. Menurut Megawati, justru pernyataan dirinya itu untuk menagih peran kaum milenial agar berbakti kepada negara.
"Karena menurut saya, kalau kita berpikiran jernih, itu adalah hal yang sangat memacu, menanyakan pada para generasi muda bangsa saat ini. (Berefleksi sendiri-red) Apa sebenarnya yang saya telah lakukan, bukan buat diri sendiri, tetapi bagi negeri," tutur Megawati ketika berbicara di hadapan sivitas akademika Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (10/11/2020).
Megawati mengaku sudah berkeliling ke hampir seluruh pelosok Indonesia. Saat berkeliling, Megawati melihat banyak TMP yang di daerah masing-masing.( )
Untuk itu, Megawati mengajak kaum milenial agar berziarah ke TMP, karena di sana juga terdapat makam yang tanpa nama alias anonim, padahal mereka pahlawan.
"Saya selalu mengingatkan ada mereka yang jadi pahlawan itu anonim, tidak diketahui siapa dia. Apa artinya? Artinya karena pada waktu itu dia menyerahkan jiwa raganya bagi negara kita Republik Indonesia ini (tanpa peduli namanya dikenal-red)," ujar Presiden kelima Indonesia itu.( )
Maka jika memang milenial ingin perubahan yang lebih baik bagi bangsa, maka semangat kebangsaan itu harus dihidupkan terus menerus. Orang muda Indonesia harus memiliki pengertian yang benar, hakekat yang benar, mengenai Pancasila dan peneguhan kebangsaan kita.
Sebenarnya, bagi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini, anak-anak muda saat ini tidak susah untuk menggali informasi tersebut karena perkembangan teknologi saat ini.
"Bagaimana mereka anak muda ini tentu sebenarnya telah diberi kemudahan dengan teknologi sekarang. Kita bisa melihat dengan YouTube, Google. Apa saja sekiranya yang kita inginkan. Tapi dapatkah mereka merasakan di dalam hatinya sebenarnya apa api perjuangan itu? Bagaimana menggelorakan semangat itu? Bukan hanya dengan pikiran dan bacaan, tetapi tidak masuk ke dalam dada kita," tutur Megawati.
(dam)
Lihat Juga :
tulis komentar anda