Masyumi Reborn, Partai Islam Masih seperti Ayam yang Kelaparan di Lumbung Padi

Minggu, 08 November 2020 - 10:23 WIB
Sejumlah tokoh Islam resmi mendeklarasikan kembali organisasi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menjadi partai politik. Foto/Istimewa
JAKARTA - Sejumlah tokoh Islam resmi mendeklarasikan kembali organisasi Majelis Syuro Muslimin Indonesia ( Masyumi ) menjadi partai politik . Sejumlah tokoh Islam seperti Ustaz Abdul Somad ( UAS ) dikabarkan bersedia bergabung menjadi Dewan Syuro.

Bahkan, mantan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais juga bersedia membawa Partai Ummat yang dideklarasikannya beberapa waktu lalu bergabung jika Masyumi 'Reborn' itu besar. Dan, Masyumi juga sedang meminta kesediaan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab untuk bergabung di dalamnya. (Baca juga: PBB Doakan Masyumi Lolos Verifikasi di Kemenkumham dan Jadi Peserta Pemilu 2024)

Analis Politik asal UIN Jakarta, Bakir Ihsan lebih dulu menuturkan peristiwa sejarah bahwa secara politik umat Islam pernah bersatu di bawah satu organisasi bernama Syarikat Islam (SI). Namun SI terpecah menjadi dua faksi yakni 'SI Putih' dan 'SI Merah'.



Menurut Bakir, setelah SI pecah maka muncul Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yang pada akhirnya juga pecah. Menurutnya, tokoh-tokoh yang pernah besar di organisasi itu kemudian bergabung ke organisasi Masyumi.

"Masyumi yang menghimpun semua kekuatan Islam, sebelum Pemilu 1955 pecah dan akhirnya dibubarkan oleh Soekarno dan dilarang muncul oleh Orde Baru," ujar Bakir saat dihubungi SINDOnews, Minggu (8/11/2020).

Selanjutnya, kata Bakir, di awal Reformasi juga sempat muncul wacana Partai Masyum tapi tidak mendapatkan respons signifikan di masyarakat. Sehingga, ia menilai, kemunculan Masyumi itu didasari karena realitas sosial politik yang ada waktu awal kemerdekaan.

Terhadap Masyumi Renorn, Dosen Fisip UIN Jakarta ini merasa sangsi Masyumi bisa besar kembali saat ini jika melihat realitas dan dinamika politik yang terjadi. (Baca juga: Partai Masyumi Kembali Bangkit, Begini Sejarahnya)

"Tidak ada tokoh Islam yang merepresentasikan politik tunggal dan mampu menghimpun semua kekuatan dalam Islam. Itu pula yang terpotret sekarang, terbukti partai Islam masih seperti ayam yang kelaparan di lumbung padi," tandas Bakir.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More