70% Kabupaten/Kota di Zona Oranye, Satgas: Bukti Banyak Daerah Terlena
Selasa, 27 Oktober 2020 - 23:07 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 , Wiku Adisasmito mengatakan, dalam waktu sepekan ini terjadi perubahan signifikan terkait zona risiko penularan virus corona . Khususnya untuk zona merah terus mengalami penurunan menjadi zona oranye .
"Zona merah atau zona dengan risiko tinggi, jumlahnya terus menurun. Dari pekan sebelumnya zona merah berjumlah 32 kabupaten/kota dan pada pekan ini menurun menjadi 20 kabupaten/kota," katanya saat konferensi pers, Selasa (27/10/2020).
Namun, Wiku mengungkapkan bahwa saat ini 360 kabupaten/kota atau 70% berada di zona oranye. Menurutnya, hal ini bentuk kelengahan daerah yang memandang terpenting tidak berada di zona merah. "Ini adalah bukti bahwa banyak sekali daerah yang terlena dengan kondisi daerahnya yang tidak masuk ke dalam zona merah," katanya. ( )
Wiku mengingatkan zona oranye masih berbahaya dan tetap memiliki risiko penularan. Bahkan bisa menjadi zona merah. "Zona oranye juga masih berbahaya dan berisiko terjadi peningkatan penularan. Jika tidak waspada dan terus lengah, maka kabupaten/kota di mana orangnya dapat sewaktu-waktu berpindah menjadi zona merah," katanya.
Selain itu, Wiku juga menyoroti menurunnya jumlah daerah yang tidak ada kasus baru. Di mana dari 12 kabupaten/kota menjadi 7 kabupaten/kota. Terdapat 4 kabupaten/kota yang sebelumnya tidak ada kasus baru berpindah ke zona oranye yakni Bengkulu Selatan, Tojo Una-Una, Pulau Taliabu, dan Mamberamo Tengah.
"Dan ada 2 kabupaten/kota yang sebelumnya tidak kasus baru, di pekan ini berpindah menjadi zona kuning yaitu, Lebong di Bengkulu dan Lingga di Kepulauan Riau," ujarnya. ( )
Selain itu, jumlah kabupaten/kota yang tidak terdampak juga menurun. Dari pekan sebelumnya 13 kabupaten/kota menjadi 12 kabupaten/kota pada pekan ini.
"Terdapat 1 kabupaten/kota yang sebelumnya tidak pernah ada kasus COVID-19 menjadi ada dan masuk ke dalam zona kuning yaitu, Natuna di Kepulauan Riau," katanya.
"Zona merah atau zona dengan risiko tinggi, jumlahnya terus menurun. Dari pekan sebelumnya zona merah berjumlah 32 kabupaten/kota dan pada pekan ini menurun menjadi 20 kabupaten/kota," katanya saat konferensi pers, Selasa (27/10/2020).
Namun, Wiku mengungkapkan bahwa saat ini 360 kabupaten/kota atau 70% berada di zona oranye. Menurutnya, hal ini bentuk kelengahan daerah yang memandang terpenting tidak berada di zona merah. "Ini adalah bukti bahwa banyak sekali daerah yang terlena dengan kondisi daerahnya yang tidak masuk ke dalam zona merah," katanya. ( )
Wiku mengingatkan zona oranye masih berbahaya dan tetap memiliki risiko penularan. Bahkan bisa menjadi zona merah. "Zona oranye juga masih berbahaya dan berisiko terjadi peningkatan penularan. Jika tidak waspada dan terus lengah, maka kabupaten/kota di mana orangnya dapat sewaktu-waktu berpindah menjadi zona merah," katanya.
Selain itu, Wiku juga menyoroti menurunnya jumlah daerah yang tidak ada kasus baru. Di mana dari 12 kabupaten/kota menjadi 7 kabupaten/kota. Terdapat 4 kabupaten/kota yang sebelumnya tidak ada kasus baru berpindah ke zona oranye yakni Bengkulu Selatan, Tojo Una-Una, Pulau Taliabu, dan Mamberamo Tengah.
"Dan ada 2 kabupaten/kota yang sebelumnya tidak kasus baru, di pekan ini berpindah menjadi zona kuning yaitu, Lebong di Bengkulu dan Lingga di Kepulauan Riau," ujarnya. ( )
Selain itu, jumlah kabupaten/kota yang tidak terdampak juga menurun. Dari pekan sebelumnya 13 kabupaten/kota menjadi 12 kabupaten/kota pada pekan ini.
"Terdapat 1 kabupaten/kota yang sebelumnya tidak pernah ada kasus COVID-19 menjadi ada dan masuk ke dalam zona kuning yaitu, Natuna di Kepulauan Riau," katanya.
(abd)
tulis komentar anda