Tentang Kepemimpinan di Masa Pandemi Berkepanjangan

Rabu, 21 Oktober 2020 - 06:21 WIB
Muhamad Ali
Muhamad Ali

Pemerhati Human Capital

TINGGAL satu kuartal lagi pandemi akan berumur satu tahun. Belum ada tanda-tanda yang secara signifikan menunjukkan abnormalitas ini akan berangsur-angsur pulih. Secara ekonomi, sudah jelas gambarannya. Resesi menjadi masalah yang dihadapi oleh banyak bangsa, tak terkecuali Indonesia. Rantai pasok hancur berantakan dan sedang berada pada titik yang paling dalam, akibat perubahan metode kerja, perilaku, dan kegiatan ekonomi pada skala mikro maupun makro.

Secara sosial, setiap kelompok masyarakat juga terdampak. Berbeda dengan abnormalitas yang disebabkan oleh gelombang ekonomi atau gelombang politik yang mengakibatkan krisis pada setiap rentang waktu dan di berbagai belahan bumi, perubahan sosial yang diakibatkan oleh pandemi memiliki skala yang berpuluh-puluh kali lipat dibandingkan dengan yang pernah terjadi dalam sejarah manusia dan peradaban modern.



Secara politik, pandemi juga menimbulkan gejolak di beberapa negara tertentu yang menimbulkan kompleksitas baru. Terutama di beberapa negara yang pada rentang waktu pandemi ini menyelenggarakan proses politik seperti pemilu.

Menguatnya Kepemimpinan Multidimensi

Kepemimpinan pada level negara maupun pada level organisasi bisnis selama setahun belakangan memperlihatkan adanya perubahan corak kepemimpinan yang paling dibutuhkan oleh setiap organisasi, yaitu menguatnya pemimpin-pemimpin yang yang memiliki kapabilitas multidimensi. Di level negara, kita bisa melihat kemunculan pemimpin dengan kapasitas yang multidimensi seperti pemimpin Jerman, Selandia Baru, China, sampai dengan pemimpin di negara-negara Skandinavia. Demikian juga kepemimpinan pada level organisasi bisnis yang secara umum terlihat menonjol dalam mengelola dan menghadapi masalah yang muncul akibat pandemi.

Pertanyaannya, adakah kesamaan antara pemimpin-pemimpin tersebut sehingga kita dapat mengenali dimensi-dimensi yang paling dibutuhkan dalam menghadapi situasi pandemi?

Pertama, yang paling utama adalah kemampuan merencanakan dan melakukan manuver perubahan yang dapat diikuti oleh seluruh individu di dalam organisasi. Mereka adalah pemimpin yang dapat menjelaskan apa rencana yang akan mereka buat, dan apa saja yang harus disiapkan menghadapi setiap perubahan-perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Kemampuan merencanakan memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang lengkap tentang bagaimana organisasi dalam sistem bekerja, sehingga ia dapat memastikan bahwa setiap perencanaan dapat diterjemahkan sampai dengan level paling rinci.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More