Soal Rencana Pembelian Jet Tempur F-35, Prabowo Diingatkan Hati-hati
Senin, 19 Oktober 2020 - 11:11 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Rudianto Tjen menyambut baik kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke Amerika Serikat (AS) yang dilakukan sejak 15 Oktober 2020. Sebab, selama ini Indonesia menganut politik bebas aktif atau non-blok.
"Kita bebas melakukan lobi dengan semua negara termasuk Amerika, demi keamanan global, termasuk mempererat hubungan bilateral dalam upaya menangani konflik di Laut Cina Selatan," ujar Rudianto dalam keterangannya, Senin (19/10/2020).( )
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini berharap Prabowo bisa memainkan peran aktif untuk mendinginkan suasana di Laut Cina Selatan dengan mengadakan perundingan dengan negara-negara yang berkepentingan di wilayah ini. "Agar perdamaian dunia terwujud dengan baik," tandasnya.
Mengenai rencana pembicaraan pembelian jet tempur generasi ke lima F-35 dengan AS, Rudianto menekankan sebelum mengikat diri untk membeli produk dari negeri Paman Sam, perlu perjanjian tegas yang sama-sama membantu untuk menguatkan pertahanan indonesia.
"Tidak seperti dulu kita diikat oleh perjanjian yang melemahkan posisi Indonesia, seperti embargo senjata yang sangat merugikan," kata anggota dewan dari daerah pemilihan Bangka Belitung ini.( )
Rudianto mengingatkan, Indonesia memiliki pengalaman buruk dengan AS dalam hal pesawat tempur. Dia mengusulkan sebaiknya perlu kajian dan pertimbanan khusus untuk melirik pesawat tempur F 35 tersebut.
"Pesawat bisa saja dibeli kalau memang menguntungkan Indonesia dalam hubungan baik kedua negara dan fungsi pertahanan," tandasnya.
Rudianto menyarankan perjanjian jual beli pesawat canggih asal Rusia, Sukhoi 35 yang sebelumnya telah jalankan diteruskan untuk melengkapi kebutuhan pertahanan Indonesia.
Yang penting kata dia, prinsipnya Indonesia tidak boleh tunduk oleh tekanan negara manapun, dan bisa membeli alusista sesuai kebutuhan. "Hindari membeli alusista bekas," wanti-wanti dia
Seperti diketahui, Prabowo berkunjung ke AS sejak 15 Oktober lalu atas undangan Menteri Pertahanan AS Mark Esper.
"Kita bebas melakukan lobi dengan semua negara termasuk Amerika, demi keamanan global, termasuk mempererat hubungan bilateral dalam upaya menangani konflik di Laut Cina Selatan," ujar Rudianto dalam keterangannya, Senin (19/10/2020).( )
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini berharap Prabowo bisa memainkan peran aktif untuk mendinginkan suasana di Laut Cina Selatan dengan mengadakan perundingan dengan negara-negara yang berkepentingan di wilayah ini. "Agar perdamaian dunia terwujud dengan baik," tandasnya.
Mengenai rencana pembicaraan pembelian jet tempur generasi ke lima F-35 dengan AS, Rudianto menekankan sebelum mengikat diri untk membeli produk dari negeri Paman Sam, perlu perjanjian tegas yang sama-sama membantu untuk menguatkan pertahanan indonesia.
"Tidak seperti dulu kita diikat oleh perjanjian yang melemahkan posisi Indonesia, seperti embargo senjata yang sangat merugikan," kata anggota dewan dari daerah pemilihan Bangka Belitung ini.( )
Rudianto mengingatkan, Indonesia memiliki pengalaman buruk dengan AS dalam hal pesawat tempur. Dia mengusulkan sebaiknya perlu kajian dan pertimbanan khusus untuk melirik pesawat tempur F 35 tersebut.
"Pesawat bisa saja dibeli kalau memang menguntungkan Indonesia dalam hubungan baik kedua negara dan fungsi pertahanan," tandasnya.
Rudianto menyarankan perjanjian jual beli pesawat canggih asal Rusia, Sukhoi 35 yang sebelumnya telah jalankan diteruskan untuk melengkapi kebutuhan pertahanan Indonesia.
Yang penting kata dia, prinsipnya Indonesia tidak boleh tunduk oleh tekanan negara manapun, dan bisa membeli alusista sesuai kebutuhan. "Hindari membeli alusista bekas," wanti-wanti dia
Seperti diketahui, Prabowo berkunjung ke AS sejak 15 Oktober lalu atas undangan Menteri Pertahanan AS Mark Esper.
(dam)
tulis komentar anda