PD Nilai Tindakan Denny Siregar Membully Almira Tak Bisa Dianggap Remeh
Rabu, 06 Mei 2020 - 12:14 WIB
JAKARTA - Perundungan siber atau cyber bullying yang dilakukan pegiat Media Sosial (Medsos) Denny Siregar kepada Almira Tunggadewi Yudhoyono, putri pasangan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Annisa Pohan menuai kecaman. (Baca juga: Putri AHY Alami Perundungan, KPAI Nilai Bisa Berdampak ke Psikologis)
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Ossy Dermawan, menilai tindakan Denny Siregar tidak bisa dianggap remeh. "Apa yang ditwit oleh Denny Siregar terhadap Almira tidak bisa dianggap remeh. Twit yang bersangkutan terhadap Almira, yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya, adalah wujud pelecehan dan penghinaan atas prestasi dan kreativitas seorang anak SD yang tengah mencurahkan kemampuannya untuk menyuarakan kepedulian dan pemikiran jernihnya bagi bangsa," ujar Ossy Dermawan kepada SINDOnews, Rabu (6/5/2020).
Ossy menilai, terus terang semangat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu, di tengah pandemi Corona, ternodai oleh bully seorang Denny Siregar kepada Almira. "Alih-alih diapresiasi untuk menumbuhkan semangat belajarnya, malah dibully. Kita semua paham bagaimana cyber bullying terhadap anak akan dapat berdampak serius bagi pertumbuhan anak ke depan," ujarnya.
Ossy memberikan apresiasi atas pernyataan dan imbauan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar seluruh netizen termasuk Denny Siregar menghentikan bully terhadap Almira maupun terhadap anak-anak lainnya. Dia melanjutkan, hal itu sejalan dengan tugas KPAI untuk melakukan pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
"Mudah-mudahan Denny Siregar mendapatkan pelajaran berharga dari kasus ini. Cukup Almira sebagai korban bully yang terakhir. Mari kita jadikan media sosial sebagai sarana komunikasi yang bermartabat dan beradab dengan tetap memperhatikan norma dan etika," katanya.
Sebelumnya, Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti menjelaskan, postingan AHY menjelaskan tentang naskah pidato putrinya, Almira tentang lockdown dalam masa pandemi COVID-19 ini, dan kenapa harus lockdown secara mandiri di rumah.
Terkait hal tersebut, kata dia, Almira kemudian mengajak ayah dan bundanya untuk berdiskusi dalam merampungkan naskah pidatonya. Retno menambahkan, AHY mengaku terkejut dengan tugas sekolah tersebut.
Pasalnya, Almira diketahui baru menginjak kelas enam sekolah dasar, tetapi harus menjabarkan realitas wabah virus Corona yang menjadi pandemik saat ini. "Ini menunjukkan bahwa AHY dan Anissa berperan sangat baik sebagai orangtua yang selalu siap mendampingi anaknya PJJ, karena pelaksanaan kebijakan belajar dari rumah. memang sangat membutuhkan kehadiran orangtuanya," kata Retno.
Postingan AHY kemudian menjadi berita di beberapa media online. Salah satu berita di media online kemudian di posting oleh salah satu akun di Twitter yang menurut Anissa Pohan diduga kuat menjadikan anaknya yang masih di bawah umur sebagai bahan olok-olokan politik.
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Ossy Dermawan, menilai tindakan Denny Siregar tidak bisa dianggap remeh. "Apa yang ditwit oleh Denny Siregar terhadap Almira tidak bisa dianggap remeh. Twit yang bersangkutan terhadap Almira, yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya, adalah wujud pelecehan dan penghinaan atas prestasi dan kreativitas seorang anak SD yang tengah mencurahkan kemampuannya untuk menyuarakan kepedulian dan pemikiran jernihnya bagi bangsa," ujar Ossy Dermawan kepada SINDOnews, Rabu (6/5/2020).
Ossy menilai, terus terang semangat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu, di tengah pandemi Corona, ternodai oleh bully seorang Denny Siregar kepada Almira. "Alih-alih diapresiasi untuk menumbuhkan semangat belajarnya, malah dibully. Kita semua paham bagaimana cyber bullying terhadap anak akan dapat berdampak serius bagi pertumbuhan anak ke depan," ujarnya.
Ossy memberikan apresiasi atas pernyataan dan imbauan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar seluruh netizen termasuk Denny Siregar menghentikan bully terhadap Almira maupun terhadap anak-anak lainnya. Dia melanjutkan, hal itu sejalan dengan tugas KPAI untuk melakukan pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
"Mudah-mudahan Denny Siregar mendapatkan pelajaran berharga dari kasus ini. Cukup Almira sebagai korban bully yang terakhir. Mari kita jadikan media sosial sebagai sarana komunikasi yang bermartabat dan beradab dengan tetap memperhatikan norma dan etika," katanya.
Sebelumnya, Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti menjelaskan, postingan AHY menjelaskan tentang naskah pidato putrinya, Almira tentang lockdown dalam masa pandemi COVID-19 ini, dan kenapa harus lockdown secara mandiri di rumah.
Terkait hal tersebut, kata dia, Almira kemudian mengajak ayah dan bundanya untuk berdiskusi dalam merampungkan naskah pidatonya. Retno menambahkan, AHY mengaku terkejut dengan tugas sekolah tersebut.
Pasalnya, Almira diketahui baru menginjak kelas enam sekolah dasar, tetapi harus menjabarkan realitas wabah virus Corona yang menjadi pandemik saat ini. "Ini menunjukkan bahwa AHY dan Anissa berperan sangat baik sebagai orangtua yang selalu siap mendampingi anaknya PJJ, karena pelaksanaan kebijakan belajar dari rumah. memang sangat membutuhkan kehadiran orangtuanya," kata Retno.
Postingan AHY kemudian menjadi berita di beberapa media online. Salah satu berita di media online kemudian di posting oleh salah satu akun di Twitter yang menurut Anissa Pohan diduga kuat menjadikan anaknya yang masih di bawah umur sebagai bahan olok-olokan politik.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda