Ajak Diskusi Anak, Jangan Biarkan Berlama-lama Tatap Layar HP
Minggu, 04 Oktober 2020 - 14:35 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi (Kak Seto) mengajak para orang tua untuk memastikan anak-anaknya bergembira di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengingatkan, sistem pembelajaran daring jangan malah berubah menjadi darah tinggi alias darting, yang mengakibatkan anak menjadi stres di rumah. "Pokoknya daring jangan jadi darting," ujar Kak Seto dalam acara BNPB bertajuk 'Mengajak Anak-Anak Bergembira saat Pandemi', Minggu (4/10/2020).
Kak Seto menerangkan, selama ini banyak orang ua yang mengeluhkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), karena kurikulum pembelajaran yang dinilai dipaksakan. Dia lantas mengajak para orangtua untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah, melalui komite sekolah untuk menyelesaikan persoalan PJJ tersebut. "Ini belajar di rumah berbeda sama di kelas. Kami sudah minta kurikulum, kurikulum darurat saja atau kurikulum adaptif," jelas dia.
Menurut Kak Seto, orang tua sebaiknya memberikan pembelajaran dengan cara berdiskusi kepada anak, dengan tak melulu menatap layar handphone atau laptop di rumah. "Pendekatan psikologis harus dilakukan baik itu secara individual yang disesuaikan dengan bakat anak. Mungkin dengan bernyanyi bagi anak yang hobi bernyanyi," imbuhnya.
Kak Seto juga meminta para orang tua untuk mencurahkan banyak energinya bagi anak-anak berkebutuhan khusus, dengan membuat anak senyaman mungkin di rumah. "Anak-anak disabilitas kan berkebutuhan khusus. Adanya situasi seperti ini buat lebih khusus lagi. Energi lebih dicurahkan lagi kepada anak. Selalu mendengar anak," ujarnya.
Dia menambahkan, orangtua harus lebih memantau psikologis anaknya saat pandemi virus corona, dengan melihat apakah anak tersenyum atau tidak selama di rumah. Kak Seto melanjutkan, kebahagiaan anak penting untuk menjaga daya tahan dan imunitas tubuhnya selama pandemi virus corona. "Yang penting anak seperti bunga yang merekah di tanah yang subur. Itu keluarga yang kondusif," tuturnya
Dia mengingatkan, sistem pembelajaran daring jangan malah berubah menjadi darah tinggi alias darting, yang mengakibatkan anak menjadi stres di rumah. "Pokoknya daring jangan jadi darting," ujar Kak Seto dalam acara BNPB bertajuk 'Mengajak Anak-Anak Bergembira saat Pandemi', Minggu (4/10/2020).
Kak Seto menerangkan, selama ini banyak orang ua yang mengeluhkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), karena kurikulum pembelajaran yang dinilai dipaksakan. Dia lantas mengajak para orangtua untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah, melalui komite sekolah untuk menyelesaikan persoalan PJJ tersebut. "Ini belajar di rumah berbeda sama di kelas. Kami sudah minta kurikulum, kurikulum darurat saja atau kurikulum adaptif," jelas dia.
Menurut Kak Seto, orang tua sebaiknya memberikan pembelajaran dengan cara berdiskusi kepada anak, dengan tak melulu menatap layar handphone atau laptop di rumah. "Pendekatan psikologis harus dilakukan baik itu secara individual yang disesuaikan dengan bakat anak. Mungkin dengan bernyanyi bagi anak yang hobi bernyanyi," imbuhnya.
Kak Seto juga meminta para orang tua untuk mencurahkan banyak energinya bagi anak-anak berkebutuhan khusus, dengan membuat anak senyaman mungkin di rumah. "Anak-anak disabilitas kan berkebutuhan khusus. Adanya situasi seperti ini buat lebih khusus lagi. Energi lebih dicurahkan lagi kepada anak. Selalu mendengar anak," ujarnya.
Dia menambahkan, orangtua harus lebih memantau psikologis anaknya saat pandemi virus corona, dengan melihat apakah anak tersenyum atau tidak selama di rumah. Kak Seto melanjutkan, kebahagiaan anak penting untuk menjaga daya tahan dan imunitas tubuhnya selama pandemi virus corona. "Yang penting anak seperti bunga yang merekah di tanah yang subur. Itu keluarga yang kondusif," tuturnya
(alf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda