Tampil Kedua di PBB, Gus Yahya Bicara Prakarsa Agama-agama Ibrahim
Jum'at, 25 September 2020 - 07:04 WIB
JAKARTA - Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) KH Yahya Cholil Staquf hari ini dijadwalkan berbicara di depan forum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) . Dalam forum yang diprakarsai International Religious Freedom or Belief Alliance atau Aliansi Internasional untuk Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan tersebut, Gus Yahya diminta menyampaikan visinya tentang Prakarsa Agama-agama Ibrahimiyah (Abrahamic Faiths Initiative).
Aliansi ini dibentuk pada 7 Februari 2020, beranggotakan 27 negara yang berkomitmen kepada kebijakan-kebijakan untuk menjamin kemerdekaan beragama dan berkepercayaan. Di antara anggota-anggotanya adalah Albania, Bosnia dan Herzegovina, Belanda, Republik Ceko, Inggris, Brasil, Colombia, dan lain-lain.
Ini merupakan kali kedua Gus Yahya berbicara dalam forum Majelis Umum PBB setelah pada Rabu (23/9/2020) menyampaikan presentasi tentang Hak Asasi Manusia (HAM). “Besok saya kembali diminta menyampaikan visi tentang bagaimana Prakarsa Agama-agama Ibrahimiyah dapat menjadi salah satu komponen strategis dalam upaya membangun konsensus global itu," kata Gus Yahya melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (24/9/2020).
(Baca: Panglima TNI Berangkatkan 200 Prajurit dalam Misi Perdamaian PBB)
Menurut Gus Yahya, prinsip kemerdekaan beragama dan berkepercayaan, di samping merupakan salah satu elemen kunci yang dibutuhkan dalam konsesus, harus pula dibingkai dengan pemahaman yang jernih, konkret dan definitif tentang nilai-nilai apa saja yang bisa direngkuh bersama sebagai konsensus, serta perbedaan-perbedaan apa yang harus diterima secara toleran.
“Pada satu titik, prakarsa agama-agama Ibrahimiyah bisa dan harus diperluas dengan menjangkau agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan di luar tradisi Ibrahimiyah. Secara keseluruhan, ini akan menjadi bingkai strategis untuk memperjuangkan perdamaian dunia melalui pendekatan keagamaan," tandas Gus Yahya.
(Baca: Tampil di Majelis Umum PBB, Katib 'Aam PBNU Akan Bicara Soal HAM)
Dalam forum besok, Gus Yahya akan berbagi panel dengan sejumlah pembicara lain, yaitu Samuel D. Brownback, Duta Besar Keliling Amerika Serikat Untuk Kemerdekaan Beragama Internasional; Urmas Reinsalu, Menteri Luar Negeri Republik Estonia; Jos Douma, Utusan Khusus Kerajaan Belanda untuk Agama dan Kepercayaan sekaligus Wakil Ketua IRFBA (International Religious Freedom or Belief Alliance), Nadya Tabbara; Wakil Ketua Adyan Foundation for Diversity, Solidarity and Human Dignity; dan Joanna Wronecka, Duta Besar Republik Polandia untuk PBB.
Aliansi ini dibentuk pada 7 Februari 2020, beranggotakan 27 negara yang berkomitmen kepada kebijakan-kebijakan untuk menjamin kemerdekaan beragama dan berkepercayaan. Di antara anggota-anggotanya adalah Albania, Bosnia dan Herzegovina, Belanda, Republik Ceko, Inggris, Brasil, Colombia, dan lain-lain.
Ini merupakan kali kedua Gus Yahya berbicara dalam forum Majelis Umum PBB setelah pada Rabu (23/9/2020) menyampaikan presentasi tentang Hak Asasi Manusia (HAM). “Besok saya kembali diminta menyampaikan visi tentang bagaimana Prakarsa Agama-agama Ibrahimiyah dapat menjadi salah satu komponen strategis dalam upaya membangun konsensus global itu," kata Gus Yahya melalui keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (24/9/2020).
(Baca: Panglima TNI Berangkatkan 200 Prajurit dalam Misi Perdamaian PBB)
Menurut Gus Yahya, prinsip kemerdekaan beragama dan berkepercayaan, di samping merupakan salah satu elemen kunci yang dibutuhkan dalam konsesus, harus pula dibingkai dengan pemahaman yang jernih, konkret dan definitif tentang nilai-nilai apa saja yang bisa direngkuh bersama sebagai konsensus, serta perbedaan-perbedaan apa yang harus diterima secara toleran.
“Pada satu titik, prakarsa agama-agama Ibrahimiyah bisa dan harus diperluas dengan menjangkau agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan di luar tradisi Ibrahimiyah. Secara keseluruhan, ini akan menjadi bingkai strategis untuk memperjuangkan perdamaian dunia melalui pendekatan keagamaan," tandas Gus Yahya.
(Baca: Tampil di Majelis Umum PBB, Katib 'Aam PBNU Akan Bicara Soal HAM)
Dalam forum besok, Gus Yahya akan berbagi panel dengan sejumlah pembicara lain, yaitu Samuel D. Brownback, Duta Besar Keliling Amerika Serikat Untuk Kemerdekaan Beragama Internasional; Urmas Reinsalu, Menteri Luar Negeri Republik Estonia; Jos Douma, Utusan Khusus Kerajaan Belanda untuk Agama dan Kepercayaan sekaligus Wakil Ketua IRFBA (International Religious Freedom or Belief Alliance), Nadya Tabbara; Wakil Ketua Adyan Foundation for Diversity, Solidarity and Human Dignity; dan Joanna Wronecka, Duta Besar Republik Polandia untuk PBB.
(muh)
tulis komentar anda