Politikus Demokrat: Indonesia di Titik Nadir akibat Salah Urus Pandemi
Kamis, 17 September 2020 - 12:24 WIB
JAKARTA - Partai Demokrat miris dengan kondisi pandemi Covid-19 di Tanah Air. Sejak enam bulan sejak kasus ini ditemukan di Indonesia, korban Covid-19 terus bertambah.
Setidaknya jumlah kasus positif Covid-19 per 15 September 2020 sudah mencapai 225.030 orang. Terlebih, kondisi Wisma Atlet yang merupakan rumah sakit (RS) darurat bentukan pemerintah terlihat berbeda dari malam-malam sebelumnya, tampak seluruh lampu tower menyala.
“Tidak ada capeknya, saya selalu memberikan peringatkan kepada pemangku negeri agar jangan berlena diri. Kini, apa dalam bayangan saya itu terjadi. Sungguh ironi, di mana pemimpin negeri ini,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Irwan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/9/2020).( )
Anggota Fraksi Partai Demokrat ini menilai penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah belum seirama, hal itu terlihat dari berbagai kebijakan dan pernyataan pemerintah. Padahal, pandemi ini sudah melanda selama setengah tahun lebih sejak akhir Februari lalu.
“Seirama hanya urus ekonomi, bicara stimulus bisnis, bukan rakyat sedang kritis karena pandemi. Ini sungguh miris,” sesal Irwan.(Baca juga: Buru Pelanggar Protokol Kesehatan, Gubernur Khofifah Luncurkan Tim Covid Hunter
Irwan mencontohkan, mobilitas masyarakat yang tinggi dan tanpa disadari mengancam kesehatan anak negeri. Semua itu dibiarkan demi ekonomi. “Tapi itu keliru, seharusnya selamatkan manusianya, baru ekonominya,” tuturnya.
Selain itu, legislator asal Kalimantan Timur ini menilai penanggulangan pandemi sangat terkesan aji mumpung. Misalnya, program Kartu Prakerja dan lainnya. Ratusan triliun anggaran pemerintah untuk pandemi, tapi semua itu tidak bisa menghindari rakyat yang terus menjadi korban Covid-19.
“Lewat setengah tahun, rakyat negeri masih dilanda rasa ngeri. Satu sisi rakyat mencari sesuap nasi untuk ekonomi, sisi lain terancam dengan pandemi. Saya sebut Indonesia kini di titik nadir, akibat salah urus pandemi,” tandasnya.
Setidaknya jumlah kasus positif Covid-19 per 15 September 2020 sudah mencapai 225.030 orang. Terlebih, kondisi Wisma Atlet yang merupakan rumah sakit (RS) darurat bentukan pemerintah terlihat berbeda dari malam-malam sebelumnya, tampak seluruh lampu tower menyala.
“Tidak ada capeknya, saya selalu memberikan peringatkan kepada pemangku negeri agar jangan berlena diri. Kini, apa dalam bayangan saya itu terjadi. Sungguh ironi, di mana pemimpin negeri ini,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Irwan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/9/2020).( )
Anggota Fraksi Partai Demokrat ini menilai penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah belum seirama, hal itu terlihat dari berbagai kebijakan dan pernyataan pemerintah. Padahal, pandemi ini sudah melanda selama setengah tahun lebih sejak akhir Februari lalu.
“Seirama hanya urus ekonomi, bicara stimulus bisnis, bukan rakyat sedang kritis karena pandemi. Ini sungguh miris,” sesal Irwan.(Baca juga: Buru Pelanggar Protokol Kesehatan, Gubernur Khofifah Luncurkan Tim Covid Hunter
Irwan mencontohkan, mobilitas masyarakat yang tinggi dan tanpa disadari mengancam kesehatan anak negeri. Semua itu dibiarkan demi ekonomi. “Tapi itu keliru, seharusnya selamatkan manusianya, baru ekonominya,” tuturnya.
Selain itu, legislator asal Kalimantan Timur ini menilai penanggulangan pandemi sangat terkesan aji mumpung. Misalnya, program Kartu Prakerja dan lainnya. Ratusan triliun anggaran pemerintah untuk pandemi, tapi semua itu tidak bisa menghindari rakyat yang terus menjadi korban Covid-19.
“Lewat setengah tahun, rakyat negeri masih dilanda rasa ngeri. Satu sisi rakyat mencari sesuap nasi untuk ekonomi, sisi lain terancam dengan pandemi. Saya sebut Indonesia kini di titik nadir, akibat salah urus pandemi,” tandasnya.
(dam)
tulis komentar anda