Pemerintah Diminta Hentikan Narasi yang Timbulkan Kecemasan di Masyarakat
Senin, 04 Mei 2020 - 16:30 WIB
Dia berharap pemerintah hanya fokus melakukan pencegahan dan penanganan virus Corona ini. Termasuk mempersiapkan kebutuhan pokok masyarakat terdampak selama terjadinya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Penuhi kebutuhan pokok mereka secara layak agar selama PSBB mereka semua bisa patuh dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal menilai pemerintah belakangan mulai panik dengan masifnya penyebaran virus Corona ini. Hal ini terlihat dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang kurang tepat dan kurang efektif.
Misalnya, larangan mudik bagi para perantauan, jalanan kota banyak yang ditutup hingga pemudik tidak bisa pulang ke kampung halamannya. Dia mengakui niat pemerintah memang baik untuk mengurangi penyebaran virus. Namun, perlu dipikirkan secara cermat dampak dari kebijakan itu.
"Harus dipikirkan bagaiamana nasib rakyat ketika tetap tinggal di perantauan, tetapi tidak ada kerjaan karena diliburkan. Lantas mereka makan, minum, dan tinggal dimana? Tentu solusinya adalah perlu disubsidi makanan atau sembako. Dan harus dipastikan terdistribusi tepat sasaran dan transparan," tuturnya.
Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center, D'Hiru mengatakan Corona ini menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Corona termasuk jenis virus yang cukup cepat persebarannya. Fakta membuktikan hanya dalam waktu singkat banyak terjangkit virus ini. "Jadi, jangan buat panik masyarakat. Kepanikan bisa membuat stres," ucapnya.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal menilai pemerintah belakangan mulai panik dengan masifnya penyebaran virus Corona ini. Hal ini terlihat dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang kurang tepat dan kurang efektif.
Misalnya, larangan mudik bagi para perantauan, jalanan kota banyak yang ditutup hingga pemudik tidak bisa pulang ke kampung halamannya. Dia mengakui niat pemerintah memang baik untuk mengurangi penyebaran virus. Namun, perlu dipikirkan secara cermat dampak dari kebijakan itu.
"Harus dipikirkan bagaiamana nasib rakyat ketika tetap tinggal di perantauan, tetapi tidak ada kerjaan karena diliburkan. Lantas mereka makan, minum, dan tinggal dimana? Tentu solusinya adalah perlu disubsidi makanan atau sembako. Dan harus dipastikan terdistribusi tepat sasaran dan transparan," tuturnya.
Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center, D'Hiru mengatakan Corona ini menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Corona termasuk jenis virus yang cukup cepat persebarannya. Fakta membuktikan hanya dalam waktu singkat banyak terjangkit virus ini. "Jadi, jangan buat panik masyarakat. Kepanikan bisa membuat stres," ucapnya.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
(cip)
tulis komentar anda