Pemerintah Diminta Hentikan Narasi yang Timbulkan Kecemasan di Masyarakat

Senin, 04 Mei 2020 - 16:30 WIB
loading...
Pemerintah Diminta Hentikan...
Ketua Umum HMS Center, Hardjuno Wiwiho menggelar kegiatan bakti sosial di Jakarta Pusat. Foto/SINDOnews/abdul rochim
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center, Hardjuno Wiwiho meminta pemerintah menghentikan narasi-narasi yang menciptakan kecemasan baru di masyarakat di tengah upaya memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia. (Baca juga: Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Muncul Gelombang Kedua Covid-19)

Pernyataan itu disampaikan Hardjuno terkait pernyataan Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2020 di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 30 April 2020 lalu. (Baca juga: Prediksi Corona Mereda Pada Juni-Juli, Semangat Pencegahan Jangan Melempem)

Dalam Musrenbangnas yang biasa digelar secara langsung dan terbuka kepada publik ini, Jokowi mengatakan belum ada kepastian COVID-19 ini akan berakhir. "Saya kira, setop narasi-narasi yang membuat masyarakat confuse (bingung). Bangun optimisme rakyat agar bersama-sama melawan virus mematikan ini," ujar Hardjuno di sela bakti sosial (Baksos) di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (4/5/2020).

Hadir dalam acara baksos ini Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, politisi senior Lily Wahid, dosen Universitas Bung Karno (UBK) Aminudin, serta Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center, D'Hiru.

Kegiatan baksos HMS Center ini digelar di beberapa titik di wilayah Jakarta Pusat, yaitu Wilayah Pasar Kembang Cikini, Johar Baru, Cempaka Putih, Salemba dan Rawasari. Dalam baksos ini, HMS Center membagikan 2.500 paket Jamu Herbal Kenkona kepada warga yang terdampak COVID-19.

Rencananya, setelah di Jakarta, HMS Center akan menggelar baksos serupa di Bogor dan Banten. Menurut Hardjuno, baksos ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang digelar HMS Center yang berkomitmen penuh memihak kepada rakyat. Selain itu, aksi ini merupakan bentuk dukungan HMS Center kepada pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. "Ini demi kemaslahatan umat. Bagi kami, adalah amanah dan kami berkomitmen penuh untuk menunaikan tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya demi masyarakat Indonesia," ucapnya.

Hardjuno kembali mengingatkan pemerintah agar tidak menebarkan ketakutan kepada masyarakat. Sebab, narasi yang bernada membingungkan seperti teror baru bagi rakyat. Menurutnya, panik atau cemas memiliki peran yang besar dalam menurunkan kekebalan tubuh manusia yang secara otomatis menurunkan kualitas antibodi. "Ketika ketakutan dan kecemasan muncul maka yang akan terjadi adalah orang menjadi semakin depresi, bingung, dan sebagainya," jelasnya,

Dia mengatakan persoalan krusial saat ini bukan terletak pada hadirnya COVID-19 di Indonesia, namun justru terletak pada kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menyikapi kondisi bencana nonalam ini. Karena itu, semestinya pemerintah membangun narasi yang membangkitkan optimisme masyarakat melawan virus ini.

Apalagi, kondisi sekarang ini, setiap orang akan rentan terkena stres atau kepanikan terkait virus Corona ini. Jika sistem kekebalan tubuh atau sistem imun kuat maka tubuh terlindungi dari serangan virus Corona ini. "Akan tetapi, kalau sistem imun tubuhnya buruk maka sangat mudah terserang berbagai penyakit," katanya.

Dia berharap pemerintah hanya fokus melakukan pencegahan dan penanganan virus Corona ini. Termasuk mempersiapkan kebutuhan pokok masyarakat terdampak selama terjadinya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Penuhi kebutuhan pokok mereka secara layak agar selama PSBB mereka semua bisa patuh dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina HMS, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal menilai pemerintah belakangan mulai panik dengan masifnya penyebaran virus Corona ini. Hal ini terlihat dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang kurang tepat dan kurang efektif.

Misalnya, larangan mudik bagi para perantauan, jalanan kota banyak yang ditutup hingga pemudik tidak bisa pulang ke kampung halamannya. Dia mengakui niat pemerintah memang baik untuk mengurangi penyebaran virus. Namun, perlu dipikirkan secara cermat dampak dari kebijakan itu.

"Harus dipikirkan bagaiamana nasib rakyat ketika tetap tinggal di perantauan, tetapi tidak ada kerjaan karena diliburkan. Lantas mereka makan, minum, dan tinggal dimana? Tentu solusinya adalah perlu disubsidi makanan atau sembako. Dan harus dipastikan terdistribusi tepat sasaran dan transparan," tuturnya.

Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center, D'Hiru mengatakan Corona ini menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Corona termasuk jenis virus yang cukup cepat persebarannya. Fakta membuktikan hanya dalam waktu singkat banyak terjangkit virus ini. "Jadi, jangan buat panik masyarakat. Kepanikan bisa membuat stres," ucapnya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1043 seconds (0.1#10.140)