Menag Buat Kontroversi 'Good Looking', Dirjen yang Bikin Klarifikasi

Jum'at, 04 September 2020 - 18:20 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) memberikan klarifikasi mengenai ”good looking”, pernyataan Menag Fachrul Razi yang menjadi kontroversi. Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa pernyataan Menag soal “good looking” itu hanya ilustrasi.

Pernyataan itu dilontarkan Fachrul Razi saat menyampaikan pandangannya tentang pentingnya mewaspadai paham ekstrem keagamaan yang mengarah pada penolakan radikal terhadap eksistensi NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 dalam acara peluncuran aplikasi ASN No Radikal yang diselenggarakan oleh Kemenpan RB.

Menurut Kamaruddin, Fachrul Razi saat itu menyampaikan bahwa penetrasi paham keagamaan esktrem bisa terjadi di mana saja, termasuk di rumah ibadah. Substansi yang harus ditangkap adalah perlunya kehati-hatian pengelola rumah ibadah, terutama yang ada di lingkungan Pemerintah dan BUMN, agar mengetahui betul rekam jejak pandangan keagamaan jamaahnya.

(Baca: Tuding si Good Looking, Menag Harus Belajar Kajian soal Radikalisme)



"Statement Menag tidak sedang menuduh siapa pun. Menag hanya mengilustrasikan tentang pentingnya memagari agar ASN yang dipercaya mengelola rumah ibadah tidak memiliki pandangan keagamaan ekstrem bahkan radikal yang bertentangan dengan prinsip kebangsaan," jelas Kamaruddin di Jakarta melalui rilis yang diterima SINDOnews, Jumat (4/9/2020).

Kamaruddin mengatakan, pernyataan tersebut juga tidak dalam konteks menggeneralisasi. Sebab, pandangan itu disampaikan Menag dalam konteks seminar yang membahas Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN. "Jadi pandangan Menag itu disampaikan terkait bahasan menangkal radikalisme di ASN," lanjutnya.

Sebagai solusi, kata Kamaruddin, Menag lalu menawarkan agar pengurus rumah ibadah di instansi pemerintah dan BUMN direkrut dari pegawai yang dapat diketahui rekam jejaknya dengan baik.

(Baca: Gara-gara Good Looking, Fadli Zon Minta Jokowi Ganti Menag)

Dijelaskan Kamaruddin, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir terus berupaya menangkal masuknya pemahaman keagamaan yang ekstrem dalam lingkungan ASN. Sebab, ASN harus menjadi teladan dalam hal cinta tanah air dan praktik beragama yang moderat.

Dijelaskan juga bahwa Kemenag akan membuka program penceramah bersertifikat. Tahun ini, ditargetkan 8.200 peserta. Program ini bersifat sukarela, sehingga tidak ada paksaan. "Kemenag bersinergi dengan majelis agama, ormas keagamaan, BNPT, BPIP, dan Lemhanas. Penceramah akan dibekali wawasan kebangsaan, Pancasila dan moderasi beragama," tandasnya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More