Pakar Polimer ITB Minta Isu BPA Tak Dipakai untuk Persaingan Usaha

Rabu, 04 Desember 2024 - 22:07 WIB
Pakar polimer ITB Ahmad Zainal Abidin menegaskan isu BPA yang muncul dalam beberapa tahun terakhir muncul karena unsur persaingan usaha. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
JAKARTA - Pakar polimer Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmad Zainal Abidin menegaskan isu Bisfenol A ( BPA ) yang muncul dalam beberapa tahun terakhir muncul karena unsur persaingan usaha. Dia meminta agar isu BPA ini tidak digunakan untuk mengombang-ambingkan persaingan usaha yang sehat.

"Saya ingin memberi pengertian kepada masyarakat bagaimana agar kita bisa menunjukkan persoalan BPA ini sesuai dengan semestinya secara ilmiah. Jadi, jangan sampai melalui isu BPA ini, persaingan sehat diombang-ambingkan oleh persaingan tidak sehat," ujar Zainal Abidin di seminar yang digelar DPD Aspadin Jawa Barat, Jakarta, Banten di Bandung, belum lama ini.

Menurut Zainal, hal tersebut sudah berkali-kali disampaikan baik di Jakarta maupun daerah, lembaga pemerintah maupun juga nonpemerintah. Hal itu bertujuan supaya masyarakat tidak terombang-ambing oleh isu BPA yang terus diembuskan pihak-pihak tertentu untuk persaingan usaha tidak sehat ini.

"Isu BPA terus diembuskan hingga sekarang, seolah-olah ilmiah. Tapi sesungguhnya secara ilmiah sendiri tidak mengatakan bahwa BPA itu sama dengan polikarbonat. Jadi, penting mengetahui hakikat yang sebenarnya supaya bisa menunjukkan persoalan ini sesuai pada tempatnya," katanya.



Dia menegaskan galon kuat polikarbonat itu bukan BPA, tapi bahannya dari BPA. Menurutnya, itu dua hal yang berbeda. Tapi demi persaingan usaha, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mengembuskan isu bahwa galon kuat polikarbonat itu disamakan dengan BPA.

"Polikarbonat itu dijamin 100% aman. Tapi kalau BPA itu memang banyak yang mengatakan karsinogenik. Tapi, polikarbonat dan BPA itu merupakan dua karakteristik yang berbeda," ujarnya.

Apalagi terkait migrasi BPA yang ada di dalam bahan kemasan polikarbonat itu sudah jelas-jelas diatur Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ada ambang batas amannya.

Dia juga menjelaskan BPA ada di mana-mana, tanah, air, dan udara. Di ikan segar malah kadar BPA-nya sampai 13.000 mikrogram atau 13 mg. "Sementara BPOM menetapkan ambang batas aman migrasi BPA itu di angka 0,6 bpj, sangat jauh dari yang ada pada ikan segar. Jadi, jangan sampai terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelaslah yang membuat hidup kita jadi susah," ujarnya.

Zainal tidak habis pikir mendengar ada pakar-pakar kimia dan farmasi serta kesehatan yang menyampaikan adanya bahaya kesehatan seperti kanker, kemandulan, dan lain-lain, saat mengonsumsi air minum dalam kemasan galon kuat polikarbonat.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More