MUI Ingatkan Gus Miftah Agar Candaan Dalam Berdakwah Lebih Santun
Rabu, 04 Desember 2024 - 14:38 WIB
JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang merupakan Utusan Khusus Presiden untuk hati-hati dalam bertindak. Sebelumnya, Gus Miftah ramai menjadi perbincangan karena mengolok penjual es teh Sunhaji (38) dalam sebuah acara.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Amirsyah Tambunan pun meminta cara candaannya terutama saat berdakwah agar lebih santun. Apalagi, dia menyandang jabatan sebagai utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
"Dia minta maaf, ya sudah kita maafkan. Ya dia kan utusan khusus toleransi, kerukunan beragama, jadi harus hati-hati," tegas Amirsyah, Rabu (4/12/2024).
MUI, kata Amirsyah, juga mengingatkan bahwa kerukunan beragama mencakup berbagai aspek, baik internal agama, antarumat seagama, antarumat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.
Oleh karena itu, peran Gus Miftah dalam menyosialisasikan nilai-nilai tersebut sangat penting untuk menjaga keharmonisan di masyarakat.
Amirsyah berharap permintaan maaf yang disampaikan Gus Miftah dilakukan dengan sepenuh hati, sekaligus menjadi pelajaran agar lebih bijaksana dalam bertutur kata.
"Kerukunan beragama itu ada berbagai macam. Internal agama, sesama umat beragama, antarberagama, dan umat beragama bersama pemerintahan, jadi perlu disosialisasikan lagi," ungkapnya.
Dengan peringatan ini, Amirsyah berharap Gus Miftah dapat menjalankan tugasnya sebagai utusan khusus presiden dengan lebih bijak, mengedepankan sikap yang mencerminkan nilai toleransi dan harmoni.
"Minta maafnya harus sungguh-sungguh, mengubah cara candaan yang lebih santun, humanis dan elegan. Karena Indonesia ini negara yang oleh berbagai negara di dunia dinilai sangat santun, sangat rukun," ujarnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Amirsyah Tambunan pun meminta cara candaannya terutama saat berdakwah agar lebih santun. Apalagi, dia menyandang jabatan sebagai utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
"Dia minta maaf, ya sudah kita maafkan. Ya dia kan utusan khusus toleransi, kerukunan beragama, jadi harus hati-hati," tegas Amirsyah, Rabu (4/12/2024).
Baca Juga
MUI, kata Amirsyah, juga mengingatkan bahwa kerukunan beragama mencakup berbagai aspek, baik internal agama, antarumat seagama, antarumat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.
Oleh karena itu, peran Gus Miftah dalam menyosialisasikan nilai-nilai tersebut sangat penting untuk menjaga keharmonisan di masyarakat.
Amirsyah berharap permintaan maaf yang disampaikan Gus Miftah dilakukan dengan sepenuh hati, sekaligus menjadi pelajaran agar lebih bijaksana dalam bertutur kata.
"Kerukunan beragama itu ada berbagai macam. Internal agama, sesama umat beragama, antarberagama, dan umat beragama bersama pemerintahan, jadi perlu disosialisasikan lagi," ungkapnya.
Dengan peringatan ini, Amirsyah berharap Gus Miftah dapat menjalankan tugasnya sebagai utusan khusus presiden dengan lebih bijak, mengedepankan sikap yang mencerminkan nilai toleransi dan harmoni.
"Minta maafnya harus sungguh-sungguh, mengubah cara candaan yang lebih santun, humanis dan elegan. Karena Indonesia ini negara yang oleh berbagai negara di dunia dinilai sangat santun, sangat rukun," ujarnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda