Cerita Penerima Manfaat KIS, Tak Lagi Waswas Pikirkan Biaya Berobat
Senin, 14 Oktober 2024 - 14:37 WIB
JAKARTA - Satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) telah menghasilkan sejumlah program yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang memberikan pelayanan kesehatan gratis membuat masyarakat tidak lagi waswas soal biaya berobat .
Program KIS yang bergulir selama satu dekade pemerintahan Presiden Jokowi ditanggapi positif oleh masyarakat, termasuk kalangan milenial dan Gen Z. Mereka berharap program unggulan Presiden Jokowi itu dapat dilanjutkan.
Zuhrifal (23), pemuda asal Jatirahayu, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku memiliki KIS sejak usia 17 tahun. Kala itu, dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan belum memiliki penghasilan.
Zuhrifal (23), pemuda asal Jatirahayu, Kota Bekasi, Jawa Barat. Foto/Muhammad Farhan
"KIS ini membantu banget, dulu pas mau lulus SMK, saya sempat kena gejala flek paru-paru. Untungnya punya KIS karena dibuatin sama keluarga di rumah, jadinya biaya berobat gratis," kata pemuda yang akrab disapa Rifal, Jumat (4/10/2024).
Rifal menuturkan, sebelum memiliki KIS, dia rawat jalan intensif selama enam bulan. Keluarganya merogoh kocek hingga belasan juta rupiah.
Setelah memiliki KIS, dia memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Jatirahayu. Dia didiagnosa mengidap bronkitis. Ketika dirujuk ke Rumah Sakit Ana di daerah Galaksi Bekasi, diketahui dirinya mengidap gejala flek paru-paru.
"Jadi saat diduga bronkitis, saya diberikan obat untuk perawatan dari puskesmas. Nah, kalau istilahnya itu batuk 100 hari. Selama itu minum obat dulu, kalau belum sembuh baru diperiksa ke rumah sakit," cerita Rifal.
Program KIS yang bergulir selama satu dekade pemerintahan Presiden Jokowi ditanggapi positif oleh masyarakat, termasuk kalangan milenial dan Gen Z. Mereka berharap program unggulan Presiden Jokowi itu dapat dilanjutkan.
Zuhrifal (23), pemuda asal Jatirahayu, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku memiliki KIS sejak usia 17 tahun. Kala itu, dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan belum memiliki penghasilan.
Zuhrifal (23), pemuda asal Jatirahayu, Kota Bekasi, Jawa Barat. Foto/Muhammad Farhan
"KIS ini membantu banget, dulu pas mau lulus SMK, saya sempat kena gejala flek paru-paru. Untungnya punya KIS karena dibuatin sama keluarga di rumah, jadinya biaya berobat gratis," kata pemuda yang akrab disapa Rifal, Jumat (4/10/2024).
Rifal menuturkan, sebelum memiliki KIS, dia rawat jalan intensif selama enam bulan. Keluarganya merogoh kocek hingga belasan juta rupiah.
Setelah memiliki KIS, dia memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Jatirahayu. Dia didiagnosa mengidap bronkitis. Ketika dirujuk ke Rumah Sakit Ana di daerah Galaksi Bekasi, diketahui dirinya mengidap gejala flek paru-paru.
"Jadi saat diduga bronkitis, saya diberikan obat untuk perawatan dari puskesmas. Nah, kalau istilahnya itu batuk 100 hari. Selama itu minum obat dulu, kalau belum sembuh baru diperiksa ke rumah sakit," cerita Rifal.
Lihat Juga :
tulis komentar anda