Prokontra Pembukaan Sekolah saat Pandemi Masih Melanda
Jum'at, 28 Agustus 2020 - 13:04 WIB
JAKARTA - Pemerintah telah memberikan lampu hijau bagi sekolah yang berada di zona kuning dan hijau Covid-19 untuk membuka proses belajar secara tatap muka. Opini masyarakat pun terbelah.
Sebanyak 50% responden mengaku tidak setuju dengan jika sekolah yang sudah berada di zona kuning maupun hijau harus dibuka, sementara sebagian responden lainnya memberikan pertanyaan dukungan.
Semua hasil ini terangkum dalam survei online SINDOnews yang digelar pada 19-26 Agustus 2020 lalu. Para responden yang masuk dalam golongan “pro” pembukaan sekolah saat pandemi mengaku sepakat karena mereka banyak menghadapi kendala selama menempuh pendidikan dengan sistem online.
Di antaranya jaringan internet yang tidak stabil, kesulitan orang tua membeli kuota internet serta perangkat lain yang kurang mendukung seperti laptop dan gadget.Segala kendala ini pada akhirnya memunculkan tuntutan dari orang tua dan siswa agar dapat segera dilakukan proses belajar secara tatap muka.
Terlebih juga belajar secara tatap muka dirasa lebih efektif dalam membentuk pemahaman siswa ketimbang belajar secara online.“Banyak siswa yang merasa lebih mengerti apabila sekolah secara langsung tatap muka daripada menggunakan daring,” ujar Monik, orang tua siswa.(
)
Efektivitas proses belajar dalam membentuk pemahaman juga bersumber dari ketidakmampuan orang tua, baik secara wawasan maupun keahlian teknologi untuk mendampingi anak-anak mereka selama belajar online. Semua ini diakui pada akhirnya sangat menghambat proses pembelajaran di rumah.“Saya bingung kalau sudah harus pakai aplikasi macam-macam, ribet,” ujar Ike, seorang ibu dari dua anak yang masih duduk di bangku SD.
Pandangan berbeda diungkapkan oleh 50% responden lainnya. Mereka tidak setuju atas pembukaan sekolah di tengah pandemi meskipun sudah berstatus hijau dan kuning. Hal ini didasarkan dengan melihat risiko penularan yang masih sangat tinggi.( )
Bagi Ahadiyanto, seorang karyawan di Jakarta, jumlah kasus Covid-19 terus meningkat, sementara anak-anak menjadi kelompok yang rentan terhadap Covid-19.
Sebanyak 50% responden mengaku tidak setuju dengan jika sekolah yang sudah berada di zona kuning maupun hijau harus dibuka, sementara sebagian responden lainnya memberikan pertanyaan dukungan.
Semua hasil ini terangkum dalam survei online SINDOnews yang digelar pada 19-26 Agustus 2020 lalu. Para responden yang masuk dalam golongan “pro” pembukaan sekolah saat pandemi mengaku sepakat karena mereka banyak menghadapi kendala selama menempuh pendidikan dengan sistem online.
Di antaranya jaringan internet yang tidak stabil, kesulitan orang tua membeli kuota internet serta perangkat lain yang kurang mendukung seperti laptop dan gadget.Segala kendala ini pada akhirnya memunculkan tuntutan dari orang tua dan siswa agar dapat segera dilakukan proses belajar secara tatap muka.
Terlebih juga belajar secara tatap muka dirasa lebih efektif dalam membentuk pemahaman siswa ketimbang belajar secara online.“Banyak siswa yang merasa lebih mengerti apabila sekolah secara langsung tatap muka daripada menggunakan daring,” ujar Monik, orang tua siswa.(
Baca Juga
Efektivitas proses belajar dalam membentuk pemahaman juga bersumber dari ketidakmampuan orang tua, baik secara wawasan maupun keahlian teknologi untuk mendampingi anak-anak mereka selama belajar online. Semua ini diakui pada akhirnya sangat menghambat proses pembelajaran di rumah.“Saya bingung kalau sudah harus pakai aplikasi macam-macam, ribet,” ujar Ike, seorang ibu dari dua anak yang masih duduk di bangku SD.
Pandangan berbeda diungkapkan oleh 50% responden lainnya. Mereka tidak setuju atas pembukaan sekolah di tengah pandemi meskipun sudah berstatus hijau dan kuning. Hal ini didasarkan dengan melihat risiko penularan yang masih sangat tinggi.( )
Bagi Ahadiyanto, seorang karyawan di Jakarta, jumlah kasus Covid-19 terus meningkat, sementara anak-anak menjadi kelompok yang rentan terhadap Covid-19.
tulis komentar anda