Biografi Cut Nyak Dien: dari Kehidupan, Perjuangan, hingga Kematian
Jum'at, 23 Agustus 2024 - 17:37 WIB
JAKARTA - Cut Nyak Dien adalah salah satu dari banyaknya pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan Indonesia. Wanita berjuluk Ratu Aceh ini terus melakukan perlawanan kepada Belanda supaya pergi dari tanah kelahirannya, Aceh.
Dalam sejarah Aceh, ada beberapa tokoh wanita yang menjadi pahlawan bahkan ikut dalam pertempuran. Di antaranya Cut Nyak Meutia, Pocut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cut Nyak Dien.
Ketika masih berusia 12 tahun, Cut Nyak Dien dijodohkan dengan Teuku Ibrahim Lamnga, putra dari Teuku Po Amat, Uleebalang Lam Nga XIII.
Riwayat sejarah Aceh mencatatkan bahwa Teuku Ibrahim berjuang melawan kolonial Belanda. Teuku Ibrahim sering kali meninggalkan Cut Nyak Dien dan anaknya karena melakukan tugas mulia yaitu berjuang melawan kolonial Belanda.
Namun tak lama kemudian Teuku Ibrahim Lamnga gugur dalam pertempuran melawan Belanda pada 1878. Perjuangan Teuku Ibrahim dilanjutkan Cut Nyak Dien bersama suami kedua Teuku Umar.
Dalam sejarah Aceh, ada beberapa tokoh wanita yang menjadi pahlawan bahkan ikut dalam pertempuran. Di antaranya Cut Nyak Meutia, Pocut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cut Nyak Dien.
Kehidupan Awal Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien lahir pada 1848 di Kampung Lam Padang Peukan Bada, wilayah VI Mukim, Aceh Besar. Ia berasal dari golongan darah biru, dan dikenal sebagai gadis yang cerdas sejak kecil.Ketika masih berusia 12 tahun, Cut Nyak Dien dijodohkan dengan Teuku Ibrahim Lamnga, putra dari Teuku Po Amat, Uleebalang Lam Nga XIII.
Riwayat sejarah Aceh mencatatkan bahwa Teuku Ibrahim berjuang melawan kolonial Belanda. Teuku Ibrahim sering kali meninggalkan Cut Nyak Dien dan anaknya karena melakukan tugas mulia yaitu berjuang melawan kolonial Belanda.
Namun tak lama kemudian Teuku Ibrahim Lamnga gugur dalam pertempuran melawan Belanda pada 1878. Perjuangan Teuku Ibrahim dilanjutkan Cut Nyak Dien bersama suami kedua Teuku Umar.
Baca Juga
Perjuangan Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien telah bergerilya selama 20 tahun bersama Teuku Umar. Ia selalu setia dan aktif dalam mendampingi Teuku Umar untuk menjelajahi hutan, berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain dalam menghadapi pertempuran dengan musuh.
tulis komentar anda