Putu Rudana: Desain Istana Garuda IKN Perlu Diapresiasi
Selasa, 13 Agustus 2024 - 13:54 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana menilai desain Istana Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan hasil kreasi orisinal anak bangsa yang perlu diapresiasi. Istana Garuda IKN punya desain yang khas, yakni terdapat rangka membentuk sebuah sayap yang lebar dan berlapis.
Pada tengahnya, terdapat kepala Garuda yang merunduk sebagai penyempurna dari sayap-sayap tersebut. Salah satu arti dari burung garuda tersebut sebagai lambang negara yang melindungi bangsa Indonesia.
“Kita harus bangga, desain Istana Garuda IKN merupakan karya orisinalitas anak bangsa yang menunjukkan rasa bangga dan percaya diri bangsa Indonesia dalam bidang pembangunan infrastruktur,” kata Putu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/8/2024).
Dia mengungkapkan, desain istana tersebut melibatkan 44 orang ahli, mulai dari profesor, doktor, ahli tanah, dan berbagai spesialis lainnya yang berkontribusi untuk memastikan bahwa desain istana tidak hanya indah, tetapi juga aman dan fungsional demi menciptakan aspek ketahanan bangunan yang akan menjadi simbol nasional.
Putu menilai perancang Istana Garuda I Nyoman Nuarta adalah seorang maestro kelas dunia. Dia berpendapat, ide desain Istana Garuda Nyoman Nuarta memiliki arti penyatuan lebih dari 1.300 suku yang ada di Indonesia. Filosofi tersebut diwujudkan melalui pilihan bentuk Garuda sebagai representasi bangunan, yang dianggap mampu merangkul keberagaman suku di Indonesia tanpa menimbulkan kecemburuan antardaerah.
“Desain ini menunjukkan bahwa Istana Negara harus menggambarkan ciri sebuah bangsa yang berwibawa dan kuat. Di kerangka 'sayap' Istana Garuda bentuknya hendak memeluk, yang menurut saya mempunyai makna sebagai pelindung bangsa Indonesia yang mampu merangkul keberagaman suku di Indonesia tanpa menimbulkan kecemburuan satu sama lain,” tuturnya.
Dia pun berpendapat bahwa pembangunan Istana Garuda menggunakan produk lokal sesuai dengan peraturan tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Baja yang digunakan dalam struktur dan badan garuda dibeli dari Krakatau Steel, dan proses pembuatannya dilakukan di pabrik-pabrik baja besar di dalam negeri.
"Selain itu, proses pembangunan dan penyusunannya melibatkan teknologi canggih seperti las laser untuk memastikan bahwa logam yang digunakan tetap stabil, tahan cuaca dan tidak bergelombang yang bisa bertahan hingga ratusan tahun. Belum lagi penggunaan kaca antipeluru, beton dengan ketebalan tertentu yang membuat Garuda tampak gagah dengan kepala yang menengok ke depan,” tandasnya.
Pada tengahnya, terdapat kepala Garuda yang merunduk sebagai penyempurna dari sayap-sayap tersebut. Salah satu arti dari burung garuda tersebut sebagai lambang negara yang melindungi bangsa Indonesia.
“Kita harus bangga, desain Istana Garuda IKN merupakan karya orisinalitas anak bangsa yang menunjukkan rasa bangga dan percaya diri bangsa Indonesia dalam bidang pembangunan infrastruktur,” kata Putu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/8/2024).
Dia mengungkapkan, desain istana tersebut melibatkan 44 orang ahli, mulai dari profesor, doktor, ahli tanah, dan berbagai spesialis lainnya yang berkontribusi untuk memastikan bahwa desain istana tidak hanya indah, tetapi juga aman dan fungsional demi menciptakan aspek ketahanan bangunan yang akan menjadi simbol nasional.
Putu menilai perancang Istana Garuda I Nyoman Nuarta adalah seorang maestro kelas dunia. Dia berpendapat, ide desain Istana Garuda Nyoman Nuarta memiliki arti penyatuan lebih dari 1.300 suku yang ada di Indonesia. Filosofi tersebut diwujudkan melalui pilihan bentuk Garuda sebagai representasi bangunan, yang dianggap mampu merangkul keberagaman suku di Indonesia tanpa menimbulkan kecemburuan antardaerah.
“Desain ini menunjukkan bahwa Istana Negara harus menggambarkan ciri sebuah bangsa yang berwibawa dan kuat. Di kerangka 'sayap' Istana Garuda bentuknya hendak memeluk, yang menurut saya mempunyai makna sebagai pelindung bangsa Indonesia yang mampu merangkul keberagaman suku di Indonesia tanpa menimbulkan kecemburuan satu sama lain,” tuturnya.
Dia pun berpendapat bahwa pembangunan Istana Garuda menggunakan produk lokal sesuai dengan peraturan tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Baja yang digunakan dalam struktur dan badan garuda dibeli dari Krakatau Steel, dan proses pembuatannya dilakukan di pabrik-pabrik baja besar di dalam negeri.
"Selain itu, proses pembangunan dan penyusunannya melibatkan teknologi canggih seperti las laser untuk memastikan bahwa logam yang digunakan tetap stabil, tahan cuaca dan tidak bergelombang yang bisa bertahan hingga ratusan tahun. Belum lagi penggunaan kaca antipeluru, beton dengan ketebalan tertentu yang membuat Garuda tampak gagah dengan kepala yang menengok ke depan,” tandasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda