Amien Rais-Zulhas Berpeluang Rujuk, Loyalis: Wallahualam
Selasa, 25 Agustus 2020 - 09:17 WIB
JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) coba merayu Amien Rais untuk bertahan di partai yang berdiri 22 tahun lalu itu. Friksi keras antara kubu Zulkifli Hasan dan Amien Rais belum menemui titik tengah. Bahkan, Amien Rais dan loyalisnya sedang mempersiapkan partai baru.
Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir melontarkan dua pesan untuk Amien Rais di hari ulang tahun PAN. Mantan Ketua Umum PAN itu meminta sang pendiri partai itu untuk bertahan dan mengikhlaskan tongkat kepemimpinan tetap di tangan Zulkifli Hasan.
Loyalis Amien Rais, Nazaruddin, menilai pernyataan Soetrisno itu ahistoris. Dia menerangkan sejak lama, tepatnya tahun 2005, Amien Rais sudah melakukan estafet kepemimpinan.
(Baca: Berpisah dengan Amien Rais Dinilai Berat untuk PAN di 2024)
Pada Kongres di Semarang itu, menurutnya, ada persaingan sengit antara Hatta Rajasa dan Fuad Bawazier untuk memperebutkan kursi PAN-1. Kemudian, Amien Rais memunculkan nama Soetrisno dan terpilih.
“Orang tahunya Fuad Bawazier, Hatta Rajasa, dan (alm) AM Fatwa. Itu orang-orang di sekeliling Pak Amien Rais pada waktu itu. Orang enggak tahu siapa Soetrisno,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Senin (24/8/2020).
Perebutan kursi PAN-1 memang nyaris selalu ditentukan pilihan Amien Rais. Namun, bukannya penantangnya tanpa perlawanan. Tahun 2010, giliran Hatta Rajasa yang naik ke tampuk kekuasaan.
Lima tahun kemudian, Hatta bersaing dengan Zulkifli Hasan. Saat itu, hubungan Hatta dan Amien Rais disebut-sebut merenggang. Amien lebih condong mendukung Zulkifli Hasan.
(Baca: Sebut Sudah Tidak di PAN, Amien Rais: Saya Dikeluarkan Anak Buah karena Tidak Setuju Gabung Rezim)
Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir melontarkan dua pesan untuk Amien Rais di hari ulang tahun PAN. Mantan Ketua Umum PAN itu meminta sang pendiri partai itu untuk bertahan dan mengikhlaskan tongkat kepemimpinan tetap di tangan Zulkifli Hasan.
Loyalis Amien Rais, Nazaruddin, menilai pernyataan Soetrisno itu ahistoris. Dia menerangkan sejak lama, tepatnya tahun 2005, Amien Rais sudah melakukan estafet kepemimpinan.
(Baca: Berpisah dengan Amien Rais Dinilai Berat untuk PAN di 2024)
Pada Kongres di Semarang itu, menurutnya, ada persaingan sengit antara Hatta Rajasa dan Fuad Bawazier untuk memperebutkan kursi PAN-1. Kemudian, Amien Rais memunculkan nama Soetrisno dan terpilih.
“Orang tahunya Fuad Bawazier, Hatta Rajasa, dan (alm) AM Fatwa. Itu orang-orang di sekeliling Pak Amien Rais pada waktu itu. Orang enggak tahu siapa Soetrisno,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Senin (24/8/2020).
Perebutan kursi PAN-1 memang nyaris selalu ditentukan pilihan Amien Rais. Namun, bukannya penantangnya tanpa perlawanan. Tahun 2010, giliran Hatta Rajasa yang naik ke tampuk kekuasaan.
Lima tahun kemudian, Hatta bersaing dengan Zulkifli Hasan. Saat itu, hubungan Hatta dan Amien Rais disebut-sebut merenggang. Amien lebih condong mendukung Zulkifli Hasan.
(Baca: Sebut Sudah Tidak di PAN, Amien Rais: Saya Dikeluarkan Anak Buah karena Tidak Setuju Gabung Rezim)
tulis komentar anda