Penuhi Kebutuhan Air Bersih, INH Bangun Sumur Kebaikan di Kamp Pengungsi Gaza
Rabu, 17 Juli 2024 - 16:40 WIB
JAKARTA - Penuhi kebutuhan air bersih , lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) membangun sumur kebaikan di kamp pengungsian, Khan Younis, tepatnya di dekat kampus Universital Al Aqsa, Gaza Selatan, Palestina.
"Sumur kebaikan ini akan dimanfaatkan sekitar 6.000 pengungsi yang tinggal di wilayah tersebut, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik untuk bersuci maupun memenuhi kebutuhan harian," kata Manager Program INH Ibnu Hafidz, Rabu (17/7/2024).
Ibnu berharap, program pembangunan sumur kebaikan di tengah pengungsi tersebut bisa berjalan sesuai dengan target pembangunan, sehingga pemanfaatannya bisa segera dirasakan oleh saudara-saudara kita yang ada di Jalur Gaza.
"Doakan kami semoga pembangunan sumur kebaikan untuk saudara-saudara kita di kamp pengungsian ini bisa segera selesai, target kami dua pekan air sudah bisa dimanfaatkan,” katanya.
Menurutnya, sejak terjadinya penyerangan militer zionis Israel ke wilayah Gaza, air bersih menjadi persoalan yang mendasar dan merupakan kebutuhan utama baik untuk bersuci, maupun kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, proyek pembangunan sumur merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus segera diselesaikan.
“Krisis air bersih di Gaza sangat mencemaskan oleh karena itu pembangunan sumur kebaikan ini menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi terjadinya krisis air bersih di lokasi pengungsian,” jelasnya.
Dari data statistik resmi hari ke 284 genosida Israel yang dikeluarkan Media Kantor Pemerintahan di Gaza setidaknya 48.345 jiwa telah menjadi korban kebrutalan zionis Israel. Sebanyak 10.000 lebih masih tertimbun dan hilang sejak penyerangan pada 7 Oktober 2023. Korban Syahid didominasi oleh anak-anak yakni 16.054 jiwa dan wanita sekitar 10.700 jiwa.
Tak hanya merenggut korban jiwa, aneksasi Israel di Gaza juga telah menghancurkan 195 kantor pusat pemerintahan, 113 sekolah dan kampus, sebanyak 608 masjid hancur dan 3 gereja juga menjadi sasaran kebiadaban tentara Israel.
Sementara itu, 150.000 unit rumah warga hancur total, 453.000 mengalami kerusakan. Penyerangan itu juga menyasar 34 rumah sakit rusak dan tidak bisa beroperasi dan 64 unit layanan kesehatan lainya baik klinik maupun puskesmas berhenti beroperasi. Kerugian secara materi ditaksir mencapai USD33 miliar, dan untuk bisa kembali membangun Gaza diperkirakan membutuhkan waktu selama 16 tahun.
"Sumur kebaikan ini akan dimanfaatkan sekitar 6.000 pengungsi yang tinggal di wilayah tersebut, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik untuk bersuci maupun memenuhi kebutuhan harian," kata Manager Program INH Ibnu Hafidz, Rabu (17/7/2024).
Ibnu berharap, program pembangunan sumur kebaikan di tengah pengungsi tersebut bisa berjalan sesuai dengan target pembangunan, sehingga pemanfaatannya bisa segera dirasakan oleh saudara-saudara kita yang ada di Jalur Gaza.
"Doakan kami semoga pembangunan sumur kebaikan untuk saudara-saudara kita di kamp pengungsian ini bisa segera selesai, target kami dua pekan air sudah bisa dimanfaatkan,” katanya.
Menurutnya, sejak terjadinya penyerangan militer zionis Israel ke wilayah Gaza, air bersih menjadi persoalan yang mendasar dan merupakan kebutuhan utama baik untuk bersuci, maupun kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, proyek pembangunan sumur merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus segera diselesaikan.
“Krisis air bersih di Gaza sangat mencemaskan oleh karena itu pembangunan sumur kebaikan ini menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi terjadinya krisis air bersih di lokasi pengungsian,” jelasnya.
Dari data statistik resmi hari ke 284 genosida Israel yang dikeluarkan Media Kantor Pemerintahan di Gaza setidaknya 48.345 jiwa telah menjadi korban kebrutalan zionis Israel. Sebanyak 10.000 lebih masih tertimbun dan hilang sejak penyerangan pada 7 Oktober 2023. Korban Syahid didominasi oleh anak-anak yakni 16.054 jiwa dan wanita sekitar 10.700 jiwa.
Tak hanya merenggut korban jiwa, aneksasi Israel di Gaza juga telah menghancurkan 195 kantor pusat pemerintahan, 113 sekolah dan kampus, sebanyak 608 masjid hancur dan 3 gereja juga menjadi sasaran kebiadaban tentara Israel.
Sementara itu, 150.000 unit rumah warga hancur total, 453.000 mengalami kerusakan. Penyerangan itu juga menyasar 34 rumah sakit rusak dan tidak bisa beroperasi dan 64 unit layanan kesehatan lainya baik klinik maupun puskesmas berhenti beroperasi. Kerugian secara materi ditaksir mencapai USD33 miliar, dan untuk bisa kembali membangun Gaza diperkirakan membutuhkan waktu selama 16 tahun.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda