PBNU Ungkap Ada Ormas Lain Turut Temui Presiden Israel
Selasa, 16 Juli 2024 - 00:56 WIB
JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali menyayangkan pertemuan lima Nahdliyin atau warga NU dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Bahkan, Savic menyebut pihak organisasi tidak mengetahui tujuan pertemuan tersebut.
Kepada SINDOnews, Savic juga mengungkap tabir lain di balik pertemuan lima Nahdliyin dengan Isaac Herzog.
Dia menyebut pertemuan itu juga melibatkan anggota organisasi masyarakat (ormas) lain diluar NU. Hanya saja, Savic tak menjelaskan secara detail terkait nama ormas yang dimaksud.
"Perlu diketahui juga bahwa yang berkunjung ke sana bukan hanya teman-teman NU ya, ada juga dari elemen lain, jadi kesannya ini kayak urusannya eksklusif NU," ujar Savic Ali melalui telepon, Senin (15/7/2024).
Savic mengatakan kalau PBNU tak pernah mendapat surat undangan resmi dari pemerintah Israel untuk melakukan pertemuan khusus.
"Kader NU itu juga tidak mewakili PBNU, PBNU itu tidak pernah mengirim utusan ke Israel, tidak pernah mendapat undangan ke Israel, dan tidak pernah memberi mandat kepada beberapa orang yang berangkat ke sana itu. Dan PBNU juga tidak tahu bahkan kalau ada kader kita yang berangkat ke sana," bebernya.
Rencananya, kelima Nahdliyin tersebut akan dipanggil secara resmi PBNU untuk melakukan klarifikasi atas pertemuan tersebut.
Bahkan, kata Savic Ali, tak menutup kemungkinan PBNU memberikan sanksi kepada kelima anggotanya jika ditemukan pelanggaran organisasi atas pertemuan itu.
"Ini kan yang pertaruhannya citra organisasi, karena buat mereka yang enggak tahu bahwa pokoknya yang berangkat ini kader NU, dan mungkin di mata internasional akan berbeda," ucap Savic Ali.
Kepada SINDOnews, Savic juga mengungkap tabir lain di balik pertemuan lima Nahdliyin dengan Isaac Herzog.
Dia menyebut pertemuan itu juga melibatkan anggota organisasi masyarakat (ormas) lain diluar NU. Hanya saja, Savic tak menjelaskan secara detail terkait nama ormas yang dimaksud.
"Perlu diketahui juga bahwa yang berkunjung ke sana bukan hanya teman-teman NU ya, ada juga dari elemen lain, jadi kesannya ini kayak urusannya eksklusif NU," ujar Savic Ali melalui telepon, Senin (15/7/2024).
Savic mengatakan kalau PBNU tak pernah mendapat surat undangan resmi dari pemerintah Israel untuk melakukan pertemuan khusus.
"Kader NU itu juga tidak mewakili PBNU, PBNU itu tidak pernah mengirim utusan ke Israel, tidak pernah mendapat undangan ke Israel, dan tidak pernah memberi mandat kepada beberapa orang yang berangkat ke sana itu. Dan PBNU juga tidak tahu bahkan kalau ada kader kita yang berangkat ke sana," bebernya.
Rencananya, kelima Nahdliyin tersebut akan dipanggil secara resmi PBNU untuk melakukan klarifikasi atas pertemuan tersebut.
Bahkan, kata Savic Ali, tak menutup kemungkinan PBNU memberikan sanksi kepada kelima anggotanya jika ditemukan pelanggaran organisasi atas pertemuan itu.
"Ini kan yang pertaruhannya citra organisasi, karena buat mereka yang enggak tahu bahwa pokoknya yang berangkat ini kader NU, dan mungkin di mata internasional akan berbeda," ucap Savic Ali.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda