Pariwisata: Kapan Bangkit?

Senin, 24 Agustus 2020 - 06:05 WIB
Prof Candra Fajri Ananda PhD
Prof. Candra Fajri Ananda PhD

Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia

SEBAGAI salah satu sektor yang terdampak sangat dalam, kini sektor pariwisata berupaya keras mencari formula yang sesuai untuk dapat kembali bangkit dari keterpurukan dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.

Sebelum pandemi terjadi, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian domestik. Pariwisata merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan menyentuh hingga ke level bawah masyarakat. Sektor pariwisata dinilai memiliki andil cukup besar dalam pendapatan devisa negara, termasuk dalam penciptaan kesempatan kerja. Sejak 2013-2019 setiap tahun kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional terus menanjak. Pada tahun 2019, kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,8%. Nilai tersebut meningkat 0,30 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Tak hanya itu, sektor pariwisata di Indonesia juga telah menjadi andalan devisa negara. Pada tutup buku 2018, sektor ini mampu menyumbang devisa terbesar dengan nilai mencapai lebih dari USD19,2 miliar. Devisa terbesar sektor wisata ini disumbang dari Bali dengan kontribusi mencapai 40%. Disusul Jakarta dengan 30% dan Kepulauan Riau (Kepri) dengan kontribusi 20%.

Kemajuan pesat sektor pariwisata Indonesia juga ditunjukkan melalui peningkatan daya saing di tahun 2019. Laporan The Travel & Tourism Competitiveness Report yang dirilis WEF (World Economic Forum) 2019 menunjukkan bahwa peringkat indeks daya saing pariwisata Indonesia di dunia mengalami peningkatan dari peringkat 42 di tahun 2017 menjadi peringkat 40 di tahun 2019.



Melihat pesatnya perkembangan sektor pariwisata, tak heran jika pemerintah berjibaku untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata. Salah satunya dengan menciptakan 10 destinasi pariwisata unggulan di antaranya Danau Toba, Labuan Bajo, dan Candi Borobudur. Program 10 destinasi pariwisata tersebut merupakan program pemerintah untuk mengembangkan 10 destinasi wisata prioritas untuk mendongkrak pemerataan pariwisata Indonesia. Pengembangan 10 destinasi tersebut juga diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja di 10 destinasi wisata prioritas.

Pariwisata di Tengah Pandemi

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB global pada 2019 sebesar 10% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 50% pada dekade berikutnya. Ironisnya, harapan tersebut dalam sekejap pupus ketika dunia dihadapkan dengan wabah Covid-19 yang berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata, termasuk Indonesia. Wabah ini telah menciptakan efek domino yang terparah dalam ekosistem pariwisata.

Sejak pandemi Covid-19 muncul di Indonesia pada awal 2020, sektor pariwisata dan berabagai sektor turunannya (seperti hotel, makanan-minuman, penyedia layanan kebersihan, pemandu wisata lokal dan transportasi) mengalami pukulan besar. Data LPEM UI (2020) menyebutkan bahwa jumlah penumpang pesawat rute internasional yang tiba di Indonesia berkurang tajam dari 1,5 juta orang pada Desember 2019 menjadi 1,15 juta orang pada Januari 2020. Jumlah ini juga lebih rendah 15% dibandingkan Januari 2019. Sebagai imbas dari berkurangnya wisatawan, tingkat okupansi hotel di Bali juga mengalami penurunan tajam dari 63% di Desember 2019 menjadi hanya 46% di Februari 2020. Selain itu, Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebutkan bahwa hingga Juni 2020 terdapat 1.266 hotel yang telah tutup karena terdampak Covid-19. Berdasarkan jumlah tersebut, diperkirakan terdapat lebih dari 150.000 orang karyawan yang terdampak.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More