Novel Bamukmin Tuding Pembajakan Akun Tokoh Oposisi Sudah Tersistem
Jum'at, 21 Agustus 2020 - 14:30 WIB
JAKARTA - Akun Twitter Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin , yakni @OpiniDin dibajak orang tidak dikenal, sejak Senin, 17 Agustus 2020.
Menanggapi itu, Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin menilai peretasan akun para tokoh dan ulama bahkan aktivis merupakan tindakan yang sudah tersistem. "Peretasan akun akun para tokoh termasuk pemblokiran sepihak media media sosial para ulama dan aktivis sudah menjadi rangkaian yang tersistem dan masif di rezim ini," kata Novel saat dihubungi SINDOnews, Jumat (21/8/2020).
Novel menyebut, peretasan hingga pembajakan akun media sosial dari para tokoh, ulama hingga aktivis merupakan bentuk kepanikan dari pemeritah. "Diduga demi kelanggengan kekuasaan politik mungkar yang sudah mengikut kepada kepentingan tuannya yaitu asing dan aseng," katanya.( )
"Tapi segala sesuatu ada jalannya karena para ulama masih punya mimbar dan umat Islam yg tunduk kepada ulama yang lurus dan tentunya segala trobosan di media manapun para Laskar Cyber Muslim akan siap melawan para buzzeRp serta influencer yang sudah diduga dibayar mahal," katanya.
Novel menegaskan, peretasan dan pembajakan dibiarkan akan sangat berbahaya. Maka aparat yang berwenang harus berani menindak penjahat penjahat ITE yang merampas kebebasan seseorang karna itu adalah tindakan pidana.
"Dengan begitu kalau memang penguasa lakukan itu, maka telah jelas negara ini melanggar hukum dan tentunya presiden harus memberikan klarifikasinya kalau tidak maka patut diduga telah melanggar hukum dan bisa dimakzulkan secara konstitusi dengan sidang istimewa atau bahkan mengundurkan diri," katanya.( )
Menanggapi itu, Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin menilai peretasan akun para tokoh dan ulama bahkan aktivis merupakan tindakan yang sudah tersistem. "Peretasan akun akun para tokoh termasuk pemblokiran sepihak media media sosial para ulama dan aktivis sudah menjadi rangkaian yang tersistem dan masif di rezim ini," kata Novel saat dihubungi SINDOnews, Jumat (21/8/2020).
Novel menyebut, peretasan hingga pembajakan akun media sosial dari para tokoh, ulama hingga aktivis merupakan bentuk kepanikan dari pemeritah. "Diduga demi kelanggengan kekuasaan politik mungkar yang sudah mengikut kepada kepentingan tuannya yaitu asing dan aseng," katanya.( )
"Tapi segala sesuatu ada jalannya karena para ulama masih punya mimbar dan umat Islam yg tunduk kepada ulama yang lurus dan tentunya segala trobosan di media manapun para Laskar Cyber Muslim akan siap melawan para buzzeRp serta influencer yang sudah diduga dibayar mahal," katanya.
Novel menegaskan, peretasan dan pembajakan dibiarkan akan sangat berbahaya. Maka aparat yang berwenang harus berani menindak penjahat penjahat ITE yang merampas kebebasan seseorang karna itu adalah tindakan pidana.
"Dengan begitu kalau memang penguasa lakukan itu, maka telah jelas negara ini melanggar hukum dan tentunya presiden harus memberikan klarifikasinya kalau tidak maka patut diduga telah melanggar hukum dan bisa dimakzulkan secara konstitusi dengan sidang istimewa atau bahkan mengundurkan diri," katanya.( )
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda