Wastra Indonesia, Warisan Budaya yang Diharapkan Bisa Mendunia
Jum'at, 24 Mei 2024 - 09:28 WIB
JAKARTA - Wastra Indonesia yang merupakan kain dengan seni tekstil tradisionalnya diharapkan bisa dikenal masyarakat luar negeri, sehingga bisa mendunia. Harapan ini disampaikan oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) DKI Jakarta, Tita Koeshartanto.
Ketua Asephi DKI periode 2024-2029 ini menjelaskan, wastra yang melingkupi berbagai jenis kain tradisional seperti batik, tenun, dan songket, telah menjadi warisan budaya yang tak ternilai.
Musda Asephi DKI Jakarta beberapa hari lalu. Foto/Istimewa
"Beberapa waktu lalu ke Jepang untuk mempresentasikan baju, aksesoris, dan kain yang kita bawa, mereka sangat tertarik dengan produk kita," ujar Tita dalam keterangannya, Jumat (24/5/2024).
Dijelaskan Tita, ketertarikan dunia luar terhadap wastra Indonesia tersebut, terlihat dalam kunjungannya ke Jepang di acara Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Tapi ada beberapa perubahan yang mesti dilakukan untuk menyesuaikan pasar di Jepang.
"Selera mereka lebih sederhana, lalu kita tukar pendapat untuk mengetahui seperti apa produk yang lebih diminati di Jepang," jelasnya.
Tita melanjutkan, membawa anggota untuk presentasi ke ITPC negara lain. "Dari awal sampai pulang ke Indonesia, kemampuan dan dapet linknya baru ke Jepang. Tahun ini entah ke mana, ada lagi tahun ini, tapi kan kita enggak tahu saya terpilih atau tidak," ujarnya.
Lewat kolaboratif antara pengrajin, desainer, pemerintah, dan media, diharapkan kain wastra tidak hanya menjadi produk tekstil tetapi juga duta budaya yang memperkenalkan Indonesia ke dunia.
Ketua Asephi DKI periode 2024-2029 ini menjelaskan, wastra yang melingkupi berbagai jenis kain tradisional seperti batik, tenun, dan songket, telah menjadi warisan budaya yang tak ternilai.
Musda Asephi DKI Jakarta beberapa hari lalu. Foto/Istimewa
"Beberapa waktu lalu ke Jepang untuk mempresentasikan baju, aksesoris, dan kain yang kita bawa, mereka sangat tertarik dengan produk kita," ujar Tita dalam keterangannya, Jumat (24/5/2024).
Dijelaskan Tita, ketertarikan dunia luar terhadap wastra Indonesia tersebut, terlihat dalam kunjungannya ke Jepang di acara Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Tapi ada beberapa perubahan yang mesti dilakukan untuk menyesuaikan pasar di Jepang.
"Selera mereka lebih sederhana, lalu kita tukar pendapat untuk mengetahui seperti apa produk yang lebih diminati di Jepang," jelasnya.
Tita melanjutkan, membawa anggota untuk presentasi ke ITPC negara lain. "Dari awal sampai pulang ke Indonesia, kemampuan dan dapet linknya baru ke Jepang. Tahun ini entah ke mana, ada lagi tahun ini, tapi kan kita enggak tahu saya terpilih atau tidak," ujarnya.
Lewat kolaboratif antara pengrajin, desainer, pemerintah, dan media, diharapkan kain wastra tidak hanya menjadi produk tekstil tetapi juga duta budaya yang memperkenalkan Indonesia ke dunia.
(maf)
tulis komentar anda