SBY Membaca Ada Kesediaan Israel dan Hamas Mencari Solusi Damai

Minggu, 05 Mei 2024 - 13:48 WIB
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyimak perkembangan situasi di Timur Tengah belakangan ini bahwa ada harapan baik. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyimak perkembangan situasi di Timur Tengah belakangan ini bahwa ada harapan baik. SBY melanjutkan, harapan terjadinya gencatan senjata (cease fire) menuju pengakhiran perang di Gaza secara lebih permanen.

“Saya ‘membaca’ ada kehendak, paling tidak kesediaan, dari pihak-pihak yang berperang secara langsung (Israel dan Hamas) juga dari pihak yang berada di belakang layar untuk mencari solusi damai,” cuit SBY dalam akun media sosial X atau Twitter @SBYudhoyono, Minggu (5/5/2024)

Namun, SBY mengakui negosiasi untuk mencapai kesepakatan (peace deal) selalu rumit dan tidak mudah untuk dicapai. Dia mengungkapkan, upaya peace deal sering gagal karena masing-masing pihak memiliki ego dan ingin mendapatkan manfaat yang paling banyak.





Dia mengatakan, tidak mudah pula untuk mencapai win-win solution. “Belum kalau ada pihak ketiga yang ikut bermain sesuai dengan kepentingannya masing-masing,” imbuhnya.

Karenanya, lanjut dia, banyak contoh di seluruh dunia bahwa resolusi konflik berhasil karena pihak-pihak yang bersengketa mau ‘mundur satu langkah ke belakang’. SBY berpendapat, implementasi dari peace deal juga sangat rentan dan setiap saat bisa kandas.

“Hal ini saya kemukakan karena saya juga memiliki pengalaman yang panjang dalam upaya resolusi konflik di Indonesia, maupun ketika ikut menengahi sejumlah konflik antar negara,” ungkap SBY.

SBY berpendapat peperangan di Gaza harus segera diakhiri. Dia mengatakan, para pemimpin dunia harus peduli dan tidak bersikap abstain. Di samping tragedi yang terjadi di Gaza sudah melampaui batas kemanusiaan, sambung dia, korban jiwa juga sangat tinggi baik di pihak Israel, terlebih lagi di pihak Palestina yang jauh lebih besar.

“Kalau ada yang berpendapat dalam sebuah peperangan ‘collateral damage’ (jatuhnya korban sipil dalam sebuah peperangan) tidak dapat dihindari, tetapi apa yang terjadi di Gaza sudah jauh melampaui batasan itu,” ujar SBY.

“Sementara, kalau peperangan makin meluas dan membesar, yang ‘gelap’ bukan hanya kawasan Timur Tengah. Hampir semua negara akan merasakan dampak buruknya, terutama jika dikaitkan dengan goncangan ekonomi global yang bakal terjadi,” sambungnya.

Menurut SBY, berhasil tidaknya upaya gencatan senjata menuju pengakhiran perang di Gaza bukan hanya ditentukan oleh Israel dan Hamas semata. Kata SBY, negara-negara yang secara de facto sudah terlibat dalam konflik (baik langsung maupun tidak langsung) juga memiliki peran dan pengaruh yang penting.

“Ini sekaligus kita serukan kepada pihak-pihak yang terlibat untuk tidak hanya bersikukuh pada kepentingan nasional masing-masing, tetapi bangunlah kehendak yang baik untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang luar biasa ini. Prakarsa dari sejumlah negara yang berupaya dengan gigih untuk menghentikan peperangan di Gaza patut mendapatkan penghargaan dan dukungan secara internasional,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More