Menuju Industri Pertahanan, Kemhan Manfaatkan Transfer Teknologi Negara Lain
Selasa, 30 April 2024 - 14:28 WIB
JAKARTA - Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemhan ), Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Piek Budyakto menjelaskan, Indonesia akan memanfaatkan Transfer of Technology (ToT) ketika menjalin kerja sama pertahanan dengan negara lain.
Piek Budyakto mengatakan, hal ini dilakukan guna menyerap teknologi dari negara lain agar Industri Pertahanan Indonesia bisa semakin mandiri, dan memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) sendiri.
"Kita harus bisa menyerap teknologi yang ada di luar negara, SDM kita harus kita tingkatkan untuk mengambil ToT tersebut," kata Piek Budyakto dalam seminar sekaligus pameran industri pertahanan India-Indonesia, di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
"Ini tidak gampang, apa pun kita berusaha mendapat manfaat dari alih teknologi atau kerja sama dengan negara lain. Saat ini kebetulan rating di angkatan bersenjata kita tahun ini, kalau kita akan berusaha lebih baik lagi," sambungnya.
Dengan ToT tersebut kata Piek, maka Indonesia akan bisa memproduksi alustsista secara mandiri, dan meningkatkan industri pertahanan. Menurutnya, penyerapan teknologi tersebut menjadi cara lain di luar hubungan bilateral antarnegara.
"Kita harus bisa mentransfer teknologi dari negara maju seperti Indonesia, ini tidak mudah, kerja sama bilateral dilakukan tapi itu saja tidak cukup," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Duta Besar (Dubes) India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty meyakini, industri pertahanan Indonesia dapat memproduksi alutsista secara mandiri.
"Saya sangat yakin bahwa lembaga pertahanan Indonesia dapat mengambil manfaat dari pengalaman dan keberhasilan negara maritim tetangganya," kata Sandeep.
"Kami menyadari bahwa Indonesia juga ingin membangun industri pertahanannya sendiri. Kami ingin berbagi pengalaman dalam upaya ini," sambungnya.
Piek Budyakto mengatakan, hal ini dilakukan guna menyerap teknologi dari negara lain agar Industri Pertahanan Indonesia bisa semakin mandiri, dan memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) sendiri.
"Kita harus bisa menyerap teknologi yang ada di luar negara, SDM kita harus kita tingkatkan untuk mengambil ToT tersebut," kata Piek Budyakto dalam seminar sekaligus pameran industri pertahanan India-Indonesia, di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
"Ini tidak gampang, apa pun kita berusaha mendapat manfaat dari alih teknologi atau kerja sama dengan negara lain. Saat ini kebetulan rating di angkatan bersenjata kita tahun ini, kalau kita akan berusaha lebih baik lagi," sambungnya.
Dengan ToT tersebut kata Piek, maka Indonesia akan bisa memproduksi alustsista secara mandiri, dan meningkatkan industri pertahanan. Menurutnya, penyerapan teknologi tersebut menjadi cara lain di luar hubungan bilateral antarnegara.
"Kita harus bisa mentransfer teknologi dari negara maju seperti Indonesia, ini tidak mudah, kerja sama bilateral dilakukan tapi itu saja tidak cukup," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Duta Besar (Dubes) India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty meyakini, industri pertahanan Indonesia dapat memproduksi alutsista secara mandiri.
"Saya sangat yakin bahwa lembaga pertahanan Indonesia dapat mengambil manfaat dari pengalaman dan keberhasilan negara maritim tetangganya," kata Sandeep.
"Kami menyadari bahwa Indonesia juga ingin membangun industri pertahanannya sendiri. Kami ingin berbagi pengalaman dalam upaya ini," sambungnya.
(maf)
tulis komentar anda