Pemudik: Contraflow Urai Kemacetan, tapi Mengundang Kecelakaan Maut
Jum'at, 12 April 2024 - 14:28 WIB
JAKARTA - Rekayasa lalu lintas berupa contraflow di beberapa ruas tol Trans Jawa saat mudik Lebaran 2024 dinilai efektif mengurai kemacetan. Hanya saja skema itu justru memperlebar potensi kecelakaan maut bagi mereka yang melintas.
Pernyataan ini diutarakan seorang pemudik tujuan Klaten, Jawa Tengah, Lodi (40). Kepada MNC Portal, dia mengutarakan contraflow hanya memperluas angka kecelakaan saat mudik dan arus balik Lebaran tahun ini.
Bukan tanpa alasan, pandangan Lodi didasarkan pada peristiwa nahas di kilometer (Km) 58 Tol Jakarta - Cikampek (Japek) yang menewaskan 12 orang. Kejadian itu terjadi pada Senin (8/4/2024) dengan melibatkan sebuah mobil Gran Max.
“Kalau efektif, sudah efektif itu, benar-benar mengurangi kemacetan, tapi potensi kecelakaannya lebih besar,” ujarnya saat ditemui di Km 86 A Tol Cipali, Jumat (12/4/2024).
Adapun, Km 58 Tol Jakarta - Cikampek merupakan salah satu ruas yang menerapkan contraflow atau lawan arah saat mudik Lebaran tahun ini. Tujuannya untuk mengurai kemacetan kendaraan.
Meski begitu, rekayasa lalu lintas lawan arah dianggap riskan dan membahayakan. Alasan lainnya adalah tidak ada batasan maksimal kecepatan kendaraan yang melintas di lajur contraflow. Lalu, kurangnya pembatas antara contraflow dengan jalur reguler.
Karena itu, Lodi menyarankan seyogianya Korlantas Polri tidak lagi menggunakan contraflow untuk mengatur volume kendaraan. Sebagai gantinya, otoritas menerapkan one way atau satu arah.
“Sebenarnya bukan enggak efektif, cuman riskan terjadi terjadi kecelakaan, potensi kecelakaan makin besar, kek kemarin Gran Max itu kan, mungkin dia pecah ban terus lompat ke kanan langsung dihajar sama itu sih (bus),” paparnya.
“Tapi kalau one way kan walau pecah ban ambil ke kanan juga lebih aman. Contra flow sebenarnya kurang efektif, sebaiknya buka tutup kek di Bogor gitu, one way. One way lebih aman gitu,” lanjut dia.
Pernyataan ini diutarakan seorang pemudik tujuan Klaten, Jawa Tengah, Lodi (40). Kepada MNC Portal, dia mengutarakan contraflow hanya memperluas angka kecelakaan saat mudik dan arus balik Lebaran tahun ini.
Bukan tanpa alasan, pandangan Lodi didasarkan pada peristiwa nahas di kilometer (Km) 58 Tol Jakarta - Cikampek (Japek) yang menewaskan 12 orang. Kejadian itu terjadi pada Senin (8/4/2024) dengan melibatkan sebuah mobil Gran Max.
“Kalau efektif, sudah efektif itu, benar-benar mengurangi kemacetan, tapi potensi kecelakaannya lebih besar,” ujarnya saat ditemui di Km 86 A Tol Cipali, Jumat (12/4/2024).
Adapun, Km 58 Tol Jakarta - Cikampek merupakan salah satu ruas yang menerapkan contraflow atau lawan arah saat mudik Lebaran tahun ini. Tujuannya untuk mengurai kemacetan kendaraan.
Meski begitu, rekayasa lalu lintas lawan arah dianggap riskan dan membahayakan. Alasan lainnya adalah tidak ada batasan maksimal kecepatan kendaraan yang melintas di lajur contraflow. Lalu, kurangnya pembatas antara contraflow dengan jalur reguler.
Baca Juga
Karena itu, Lodi menyarankan seyogianya Korlantas Polri tidak lagi menggunakan contraflow untuk mengatur volume kendaraan. Sebagai gantinya, otoritas menerapkan one way atau satu arah.
“Sebenarnya bukan enggak efektif, cuman riskan terjadi terjadi kecelakaan, potensi kecelakaan makin besar, kek kemarin Gran Max itu kan, mungkin dia pecah ban terus lompat ke kanan langsung dihajar sama itu sih (bus),” paparnya.
“Tapi kalau one way kan walau pecah ban ambil ke kanan juga lebih aman. Contra flow sebenarnya kurang efektif, sebaiknya buka tutup kek di Bogor gitu, one way. One way lebih aman gitu,” lanjut dia.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda