Cerita Pilu WNI di Gaza Rayakan Lebaran di Tengah Gempuran Serangan Israel

Kamis, 11 April 2024 - 07:03 WIB
WNI di Jalur Gaza Palestina, Fikri Rofiul Haq membagikan cerita pilunya harus merayakan Idulfitri 1445 Hijriah di tengah gempuran serangan zionis Israel yang memasuki hari ke-187 sejak 7 Oktober 2023 lalu. Foto/iNews
JAKARTA - Warga Negara Indonesia (WNI) di Jalur Gaza Palestina, Fikri Rofiul Haq membagikan cerita pilunya harus merayakan Idulfitri 1445 Hijriah di tengah gempuran serangan zionis Israel yang memasuki hari ke-187 sejak 7 Oktober 2023 lalu.

“Memang sampai hari ini, sudah hari ke-187 agresi militer zionis Israel sudah memasuki 7 bulan Agresi Militer Israel masih belum berhenti atau mereka masih melakukan penyerangan-penyerangan terhadap masyarakat sipil,” ujar Fikri dalam iNews Room, Rabu (10/4/2024).





Fikri mengatakan pada satu bulan Ramadan ini saja Israel juga tidak menghentikan serangan-serangannya. Bahkan, perbincangan mengenai gencatan senjata pun memang tidak ada kabar baiknya karena pihak Israel tidak menggubris mengenai gencatan senjata yang sebelumnya dikeluarkan oleh DK PBB.

“Karena memang perdana menteri juga mengatakan bahwa mereka akan menyerang Kota Rafah yang ada di Jalur Gaza bagian selatan sehingga memang diskusi-diskusi mengenai senjata tidak ada, belum ada kabar baiknya,” jelasnya.

Meski begitu, kata Fikri, masyarakat muslim yang ada di Jalur Gaza tetap melaksanakan Salat Idulfitri pada pukul 06.30 waktu setempat. Namun yang berbeda pada tahun ini dengan tahun yang lalu, di mana masyarakat sebelumnya bisa berkumpul dengan keluarga mereka secara utuh, namun tidak dengan pada Idulfitri tahun ini di mana memang banyak anggota keluarga mereka yang sudah meninggal.

Bahkan, kata Fikri, dia mendapatkan kabar dari sosial media bahwa masyarakat yang ada di Gaza Utara yakni di Kota Jabariyah terpaksa melaksanakan Salat Idulfitri di bawah guyuran hujan karena hampir semua masjid yang ada di Gaza Utara sudah mengalami kehancuran.

“Bahwa kita tahu bahwa jalur utara dan juga Gaza City memang di sana tempat medan pertempuran sehingga banyak bangunan-bangunan yang sudah hancur dan juga tidak bisa ditinggali oleh masyarakat sipil,” tuturnya.



“Dan juga sampai saat ini korban jiwa masih terus bertahan bahkan pada malam takbiran pun Israel menyerang ke Kota Nusairat menyebabkan 13 orang meninggal dan sebagian besar adalah anak, sehingga total korban sejak Oktober tahun lalu menyentuh angka 33.482 orang,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More