Care Petra, Aksi Kemanusiaan Pelajar Indonesia di Luar Negeri untuk Palestina
Jum'at, 05 April 2024 - 19:10 WIB
JAKARTA - Sejumlahlembaga di dunia mencatat, per hari ini sekitar 6 juta jiwa pengungsi Palestina yang berada di Yordania. Jumlah ini akan terus bertambah jika konflik Palestina-Israel terus berkelanjutan. Yordania sejak lama merupakan negara tetangga Palestina yang membuka pintu selebar-lebarnya kepada warga palestina yang mengungsi karena konflik.
“Pengungsian Baqah ini sudah berdiri sejak 1948 dan ditinggali lebih dari 300.000 jiwa pengungsi Palestina, dan akan terus bertambah karena mereka telah berkeluarga,” ucap Firas Amar, salah satu relawan Islamic Centre Charity Societyatau ICCS (organisasi kemanusiaan asal Yordania yang bekerjasama dengan relawan Indonesia).
Memanfaatkan keberkahan di bulan Ramadan, mahasiswa Indonesia di luar negeri di bawah naungan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID), Direktorat PPM PPID bekerja sama dengan HPMI (Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia) Yordania dan Tim Peduli berkolaborasi dengan 65 PPI negara yang tersebar di seluruh dunia, membuat aksi kemanusiaan yang dinamakan Care Petra (Palestine Refugees in Ramadan).
Kegiatan kemanusiaan Care Petra sangat disambut baik, khususnya oleh masyarakat Indonesia. Per-tanggal 30 Maret, donasi dan sponsor yang masuk untuk kegiatan kemanusiaan mencapai Rp322 juta. Jumlah tersebut bahkan di luar dari target awal para relawan.
“Isu Kemanusiaan dan fakta bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui keadaulatan Republik Indonesia menjadi bukti kedekatan sekaligus hubungan sepesial antara Bangsa Indonesia dan Bangsa Palestina,” tutur Andika Nasution, selaku Direktur Pergerakan & Pengabdian Masyarakat PPID.
Beberapa hal tersebut diperkirakan yang menjadi dasar mengapa kegiatan kemanusiaan ini disambut sangat baik oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya donasi dan sponsor yang masuk membuat kegiatan dibuat menjadi tiga hari di empat titik.
Pengungsian Gaza di Jerash, Pengungsian Mafraq dan Pengungsian Baqah menjadi fokus relawan pada kegiatan kemanusiaan kali ini. 250 paket sembako berisi minyak, kecap manis, beras, gula dan lainya, 500 paket snack dan 300 paket mainan telah didistribusikan di tiga camp pengungsian.
“Ibu-ibu senang dengan bentuk bantuan berupa sembako karena itu sangat membantu mereka memenuhi kebutuhan hariannya, sedangkan anak-anak lebih menyukai paket snack dan mainan, bagaimana kita melihat kebahagiaan mereka ketika mendapatkan paket mainan itu sendiri,” kata Andika Nasution.
Meski begitu, para pengungsi masih sangat membutuhkan bantuan lainnya.Masih banyak hak-hak mereka yang belum terpenuhi.Banyak dari mereka yang masih kedinginan di musim dingin karena tinggal di dalam tenda tanpa dinding. Banyak dari mereka yang masih Kepanasan di musim panas karena tinggal di daerah tandus campur pasir yang terkena langsung sinar matahari.
“Kita semua berharap bantuan lain terus berdatangan dan para pengungsi dapat mendapatkan hak-hak mereka untuk hidup normal seperti masyarakat pada umumnya , dan kita membawa nama baik indonesia sebagai bangsa yang peduli akan bangsa lain yang sedang tertindas dan tertimpa dampak konflik akibat perang. Semoga Allah berikan kekuatan untuk saudara-saudara di pengungsian juga allah jaga indonesia agar selalu damai dan aman,” tutur Afiq Rahman, selaku Presiden HPMI Yordania.
Dengan diadakanya kegiatan Care Petra diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat luas untuk lebih membuka mata dan hati untuk menyisihkan hartanya kepada saudara kita yang membutuhkan terkhusus pengungsi Palestina.
“Semoga acara ini bisa terus dilanjutkan oleh pengurus setelahnya, karena acara kemanusiaan seperti ini sangat layak dan pantas untuk terus kita support dan kawal bersama-sama. Care Petra juga menjadi bentuk konkret kontribusi pelajar Indonesia di luar negri yang peduli terhadap isu yang ramai di negara yang mereka tinggali, Seperti contohnya isu pengungsi palestina yang ada di Yordania,” kata Andika Nasution menandaskan.
“Pengungsian Baqah ini sudah berdiri sejak 1948 dan ditinggali lebih dari 300.000 jiwa pengungsi Palestina, dan akan terus bertambah karena mereka telah berkeluarga,” ucap Firas Amar, salah satu relawan Islamic Centre Charity Societyatau ICCS (organisasi kemanusiaan asal Yordania yang bekerjasama dengan relawan Indonesia).
Memanfaatkan keberkahan di bulan Ramadan, mahasiswa Indonesia di luar negeri di bawah naungan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID), Direktorat PPM PPID bekerja sama dengan HPMI (Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia) Yordania dan Tim Peduli berkolaborasi dengan 65 PPI negara yang tersebar di seluruh dunia, membuat aksi kemanusiaan yang dinamakan Care Petra (Palestine Refugees in Ramadan).
Kegiatan kemanusiaan Care Petra sangat disambut baik, khususnya oleh masyarakat Indonesia. Per-tanggal 30 Maret, donasi dan sponsor yang masuk untuk kegiatan kemanusiaan mencapai Rp322 juta. Jumlah tersebut bahkan di luar dari target awal para relawan.
“Isu Kemanusiaan dan fakta bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui keadaulatan Republik Indonesia menjadi bukti kedekatan sekaligus hubungan sepesial antara Bangsa Indonesia dan Bangsa Palestina,” tutur Andika Nasution, selaku Direktur Pergerakan & Pengabdian Masyarakat PPID.
Beberapa hal tersebut diperkirakan yang menjadi dasar mengapa kegiatan kemanusiaan ini disambut sangat baik oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya donasi dan sponsor yang masuk membuat kegiatan dibuat menjadi tiga hari di empat titik.
Pengungsian Gaza di Jerash, Pengungsian Mafraq dan Pengungsian Baqah menjadi fokus relawan pada kegiatan kemanusiaan kali ini. 250 paket sembako berisi minyak, kecap manis, beras, gula dan lainya, 500 paket snack dan 300 paket mainan telah didistribusikan di tiga camp pengungsian.
“Ibu-ibu senang dengan bentuk bantuan berupa sembako karena itu sangat membantu mereka memenuhi kebutuhan hariannya, sedangkan anak-anak lebih menyukai paket snack dan mainan, bagaimana kita melihat kebahagiaan mereka ketika mendapatkan paket mainan itu sendiri,” kata Andika Nasution.
Meski begitu, para pengungsi masih sangat membutuhkan bantuan lainnya.Masih banyak hak-hak mereka yang belum terpenuhi.Banyak dari mereka yang masih kedinginan di musim dingin karena tinggal di dalam tenda tanpa dinding. Banyak dari mereka yang masih Kepanasan di musim panas karena tinggal di daerah tandus campur pasir yang terkena langsung sinar matahari.
“Kita semua berharap bantuan lain terus berdatangan dan para pengungsi dapat mendapatkan hak-hak mereka untuk hidup normal seperti masyarakat pada umumnya , dan kita membawa nama baik indonesia sebagai bangsa yang peduli akan bangsa lain yang sedang tertindas dan tertimpa dampak konflik akibat perang. Semoga Allah berikan kekuatan untuk saudara-saudara di pengungsian juga allah jaga indonesia agar selalu damai dan aman,” tutur Afiq Rahman, selaku Presiden HPMI Yordania.
Dengan diadakanya kegiatan Care Petra diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat luas untuk lebih membuka mata dan hati untuk menyisihkan hartanya kepada saudara kita yang membutuhkan terkhusus pengungsi Palestina.
“Semoga acara ini bisa terus dilanjutkan oleh pengurus setelahnya, karena acara kemanusiaan seperti ini sangat layak dan pantas untuk terus kita support dan kawal bersama-sama. Care Petra juga menjadi bentuk konkret kontribusi pelajar Indonesia di luar negri yang peduli terhadap isu yang ramai di negara yang mereka tinggali, Seperti contohnya isu pengungsi palestina yang ada di Yordania,” kata Andika Nasution menandaskan.
(ars)
tulis komentar anda