Hadapi Krisis, Politikus PDIP Tawarkan Konsep Tri Sakti Bung Karno
Senin, 17 Agustus 2020 - 00:30 WIB
JAKARTA - Politikus PDIP Charles Honoris mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin memanfaatkan krisis akibat pandemi ini sebagai momentum untuk memperbaiki seluruh aspek kehidupan di Tanah Air, baik aspek politik, aspek ekonomi dan budaya.
(Baca juga: Enam Hal Ini Patut Dicermati dari Pidato Kenegaraan Jokowi)
Salah satu jalan untuk keluar dari krisis yang Charles tawarkan adalah dengan merealisasikan konsep Tri Sakti Bung Karno, yakni bagaimana Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat secara politik, mandiri di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
(Baca juga: UNY Wisuda Virtual 810 Lulusan, Sarjana Diminta Tingkatkan Kemampuan Teknologi Informasi)
Charles mengatakan, abad ke 21 yang ditandsi dengan kemajuan teknologi digital di mana sekat-sekat batas negara sudah semakin tidak terasa, membuat realisasi terhadap konsep Tri Sakti Bung Karno menjadi tidak mudah.
(Baca juga: Selama Pandemi, Ciptakan Pendidikan Menyenangkan bagi Anak di Rumah)
"Apa lagi belakangan di dunia kita melihat kemungkinan konflik antara AS dan Tiongkok dan menguatnya politik identitas di dunia. Ini membuat kita tidak mudah menjaga kedaulatan di bidang politik. Tentunya ke depan Indonesia harus tetap menerapkan politik bebas aktif dan menjaga netralitas," kata Charles, Minggu (16/8/2020).
Sementara dalam hal menjaga kedaulatan ekonomi, Charles mengakui, ada dampak positif dari globalisasi dan berdirinya organisasi perdagangan dunia (WTO). Namun di sisi lain, juga harus diakui bahwa Indonesia masih tergantung pada impor produk tertentu dari negara lain.
Di HUT RI ke-75 ini, Charles mendorong semua pihak untuk memiliki semangat kemandirian di bidang ekonomi. Perdagangan yang dilangsungkan dengan begara lain harus perdagangan yang saling menguntungkan.
"Kita harus mandiri dengan meningkatkan daya saing produk dalam negeri dan menigkatkan produktifitas berbagai sektor di dalam negeri. Untuk produk yang bisa diproduksi harus dioptimalkan tanpa harus impor," kata Charles.
Sementara dari sisi budaya, Charles menggarisbawahi bahwa eksistensi kepribadian bangsa Indonesia tengah diuji dengan kehadiran ideologi yang datang dari luar, baik dari barat maupun nonbarat.
"Budaya lokal semakin kita tinggalkan. Budaya asing jauh mendepatkan tempat dibandingkan melestarikan budaya dalam negeri. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengaplikasikan konsep Tri Sakti Bung Karno," kata Charles.
(Baca juga: Enam Hal Ini Patut Dicermati dari Pidato Kenegaraan Jokowi)
Salah satu jalan untuk keluar dari krisis yang Charles tawarkan adalah dengan merealisasikan konsep Tri Sakti Bung Karno, yakni bagaimana Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat secara politik, mandiri di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
(Baca juga: UNY Wisuda Virtual 810 Lulusan, Sarjana Diminta Tingkatkan Kemampuan Teknologi Informasi)
Charles mengatakan, abad ke 21 yang ditandsi dengan kemajuan teknologi digital di mana sekat-sekat batas negara sudah semakin tidak terasa, membuat realisasi terhadap konsep Tri Sakti Bung Karno menjadi tidak mudah.
(Baca juga: Selama Pandemi, Ciptakan Pendidikan Menyenangkan bagi Anak di Rumah)
"Apa lagi belakangan di dunia kita melihat kemungkinan konflik antara AS dan Tiongkok dan menguatnya politik identitas di dunia. Ini membuat kita tidak mudah menjaga kedaulatan di bidang politik. Tentunya ke depan Indonesia harus tetap menerapkan politik bebas aktif dan menjaga netralitas," kata Charles, Minggu (16/8/2020).
Sementara dalam hal menjaga kedaulatan ekonomi, Charles mengakui, ada dampak positif dari globalisasi dan berdirinya organisasi perdagangan dunia (WTO). Namun di sisi lain, juga harus diakui bahwa Indonesia masih tergantung pada impor produk tertentu dari negara lain.
Di HUT RI ke-75 ini, Charles mendorong semua pihak untuk memiliki semangat kemandirian di bidang ekonomi. Perdagangan yang dilangsungkan dengan begara lain harus perdagangan yang saling menguntungkan.
"Kita harus mandiri dengan meningkatkan daya saing produk dalam negeri dan menigkatkan produktifitas berbagai sektor di dalam negeri. Untuk produk yang bisa diproduksi harus dioptimalkan tanpa harus impor," kata Charles.
Sementara dari sisi budaya, Charles menggarisbawahi bahwa eksistensi kepribadian bangsa Indonesia tengah diuji dengan kehadiran ideologi yang datang dari luar, baik dari barat maupun nonbarat.
"Budaya lokal semakin kita tinggalkan. Budaya asing jauh mendepatkan tempat dibandingkan melestarikan budaya dalam negeri. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mengaplikasikan konsep Tri Sakti Bung Karno," kata Charles.
(maf)
tulis komentar anda