Kutuk Serangan Teroris di Moskow Rusia, Menko Hadi: Tindakan yang Tidak Beradab
Senin, 25 Maret 2024 - 18:02 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto mengutuk peristiwa tewasnya 133 orang di Moskow, Rusia akibat diserang oleh jaringan teroris ISIS pada Jumat 22 Maret 2024.
"Menyikapi peristiwa yang terjadi di Moskow, pemerintah mengutuk serangan teror di Moskow, Rusia yang telah mengakibatkan ratusan korban jiwa," ujar Hadi kepada wartawan di Kantor Menko Polhukam, Senin (25/3/2024).
Hadi mengatakan aksi teror merupakan senuah tindakan yang tak beradab karena mengakibatkan orang tak berdosa harus meregang nyawanya.
"Aksi teror merupakan tindakan yang sungguh tidak beradab, apa pun alasannya karena mengorbankan pihak-pihak yang tidak berdosa. Apalagi dilakukan di bulan Ramadan yang penuh rahmat dan berkah ini," tutur Hadi.
"Kami juga, Pemerintah Indonesia, menyampaikan duka yang mendalam. Semoga seluruh korban bisa mendapatkan tempat di sisi-Nya, dan yang mengalami luka juga segera bisa sembuh dan bisa beraktivitas kembali," pungkas Hadi.
Sebelumnya, korban tewas dalam serangan teroris di Balai Kota Crocus di Wilayah Moskow, Rusia telah bertambah menjadi 133 orang kata Komite Investigasi Rusia pada Sabtu, (23/3/2024). Layanan darurat terus menggali puing-puing bangunan yang sebagian hancur akibat kebakaran besar yang dipicu oleh para teroris.
Penghitungan sebelumnya mencapai 115 orang namun dikhawatirkan akan bertambah lagi, mengingat skala kerusakan yang terjadi di gedung konser. Lebih dari 150 orang terluka dalam serangan itu.
Setidaknya empat tersangka bersenjatakan senapan serbu menyerbu tempat tersebut pada Jumat 22 Maret 2024 malam menjelang konser rock. Para penyerang memasuki gedung konser, menembak warga sipil dari jarak dekat dan membakarnya.
Para tersangka melarikan diri dari tempat kejadian setelah serangan tersebut, namun akhirnya ditangkap oleh penegak hukum Rusia di dekat perbatasan negara di Wilayah Bryansk. Berdasarkan temuan awal, para penyerang berusaha menyeberang ke Ukraina.
Kelompok militan Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun ada indikasi bahwa Rusia masih mencari bukti adanya keterlibatan Ukraina, meskipun ada penolakan tegas dari para pejabat Ukraina bahwa Kyiv memiliki hubungan dengan serangan tersebut.
"Menyikapi peristiwa yang terjadi di Moskow, pemerintah mengutuk serangan teror di Moskow, Rusia yang telah mengakibatkan ratusan korban jiwa," ujar Hadi kepada wartawan di Kantor Menko Polhukam, Senin (25/3/2024).
Hadi mengatakan aksi teror merupakan senuah tindakan yang tak beradab karena mengakibatkan orang tak berdosa harus meregang nyawanya.
"Aksi teror merupakan tindakan yang sungguh tidak beradab, apa pun alasannya karena mengorbankan pihak-pihak yang tidak berdosa. Apalagi dilakukan di bulan Ramadan yang penuh rahmat dan berkah ini," tutur Hadi.
"Kami juga, Pemerintah Indonesia, menyampaikan duka yang mendalam. Semoga seluruh korban bisa mendapatkan tempat di sisi-Nya, dan yang mengalami luka juga segera bisa sembuh dan bisa beraktivitas kembali," pungkas Hadi.
Sebelumnya, korban tewas dalam serangan teroris di Balai Kota Crocus di Wilayah Moskow, Rusia telah bertambah menjadi 133 orang kata Komite Investigasi Rusia pada Sabtu, (23/3/2024). Layanan darurat terus menggali puing-puing bangunan yang sebagian hancur akibat kebakaran besar yang dipicu oleh para teroris.
Penghitungan sebelumnya mencapai 115 orang namun dikhawatirkan akan bertambah lagi, mengingat skala kerusakan yang terjadi di gedung konser. Lebih dari 150 orang terluka dalam serangan itu.
Setidaknya empat tersangka bersenjatakan senapan serbu menyerbu tempat tersebut pada Jumat 22 Maret 2024 malam menjelang konser rock. Para penyerang memasuki gedung konser, menembak warga sipil dari jarak dekat dan membakarnya.
Para tersangka melarikan diri dari tempat kejadian setelah serangan tersebut, namun akhirnya ditangkap oleh penegak hukum Rusia di dekat perbatasan negara di Wilayah Bryansk. Berdasarkan temuan awal, para penyerang berusaha menyeberang ke Ukraina.
Baca Juga
Kelompok militan Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun ada indikasi bahwa Rusia masih mencari bukti adanya keterlibatan Ukraina, meskipun ada penolakan tegas dari para pejabat Ukraina bahwa Kyiv memiliki hubungan dengan serangan tersebut.
(kri)
tulis komentar anda