Serangkaian Intimidasi Pemilu 2024, Hasto: Kita Berhadapan dengan Abuse of Power
Jum'at, 22 Maret 2024 - 06:50 WIB
JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap sejumlah intimidasi yang terjadi sebelum dan sesudah Pemilu 2024. Intimidasi diperkirakan terus berlangsung dan mengancam jalannya demokrasi di Indonesia.
"Kalau intimidasi kan memang dilakukan sejak awal. Ketika proses ini berjalan, bahkan ketika penetapan partai-partai mana yang bisa ikut pemilu itu dilakukan berbagai intimidasi," ujarnya, Kamis (21/3/2024).
Bahkan, Hasto menyinggung bukti yang ditunjukkan perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih Hadar Nafis Gumay dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi II DPR, beberapa waktu lalu.
Kala itu, Hadar Nafis Gumay sempat menampilkan layar yang diduga berisi percakapan anggota KPU Provinsi yang merasa resah karena diduga mengalami intervensi KPU Pusat.
"Testimoni dari Pak Hadar Nafis Gumay di Komisi II itu menunjukkan bahwa sebenarnya beberapa partai itu tidak memiliki syarat untuk ikut pemilu seperti PSI," kata Hasto.
"Tapi, kemudian ada upaya untuk meloloskan, ini saya hanya membaca pernyataan-pernyataan," sambungnya.
Dia juga menyinggung mesin partai yang mengalami intimidasi karena solid bergerak untuk memenangkan pasangan calon (paslon) capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Mesin partai sangat solid sampai diintimidasi. Kalau kita diintimidasi kan berhadapan dengan abuse of power dari Presiden Jokowi yang semua aspek dikerahkan. Bansosnya, instrumen hukumnya, hasilnya sudah disetting terlebih dahulu seperti zaman Orde Baru, anggarannya ada automatic adjustment, itu kita hadapi," ungkap Hasto.
"Lalu, bagaimana dengan kemenangan di luar negeri yang tanpa bansos, tanpa intimidasi yang memberikan kemenangan bagi Ganjar-Mahfud. Ini pertama kali hasil pilpres di luar negeri berbeda dengan hasil di dalam negeri," tambahnya.
"Kalau intimidasi kan memang dilakukan sejak awal. Ketika proses ini berjalan, bahkan ketika penetapan partai-partai mana yang bisa ikut pemilu itu dilakukan berbagai intimidasi," ujarnya, Kamis (21/3/2024).
Bahkan, Hasto menyinggung bukti yang ditunjukkan perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih Hadar Nafis Gumay dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi II DPR, beberapa waktu lalu.
Kala itu, Hadar Nafis Gumay sempat menampilkan layar yang diduga berisi percakapan anggota KPU Provinsi yang merasa resah karena diduga mengalami intervensi KPU Pusat.
"Testimoni dari Pak Hadar Nafis Gumay di Komisi II itu menunjukkan bahwa sebenarnya beberapa partai itu tidak memiliki syarat untuk ikut pemilu seperti PSI," kata Hasto.
"Tapi, kemudian ada upaya untuk meloloskan, ini saya hanya membaca pernyataan-pernyataan," sambungnya.
Dia juga menyinggung mesin partai yang mengalami intimidasi karena solid bergerak untuk memenangkan pasangan calon (paslon) capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Mesin partai sangat solid sampai diintimidasi. Kalau kita diintimidasi kan berhadapan dengan abuse of power dari Presiden Jokowi yang semua aspek dikerahkan. Bansosnya, instrumen hukumnya, hasilnya sudah disetting terlebih dahulu seperti zaman Orde Baru, anggarannya ada automatic adjustment, itu kita hadapi," ungkap Hasto.
"Lalu, bagaimana dengan kemenangan di luar negeri yang tanpa bansos, tanpa intimidasi yang memberikan kemenangan bagi Ganjar-Mahfud. Ini pertama kali hasil pilpres di luar negeri berbeda dengan hasil di dalam negeri," tambahnya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda