Profil Soerjadi Soerjadarma, Sosok KSAU Pertama yang Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional
Sabtu, 09 Maret 2024 - 22:03 WIB
Dalam periode 1945-1949, Soerjadi sebagai KSAU mengembangkan minat dirgantara melalui pendirian Aeroclub, mewujudkan pendidikan dan latihan-latihan dasar penerbangan militer di Maguwo, Maospati, dan Malang (teknik radio, radio operator, penerbang, paratroops, pembekalan udara, morse code). Soerjadarma adalah orang pertama yang menyadari pentingnya keberadaan pasukan payung (paratroops) mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Ini menjadi cikal bakal lahirnya pasukan payung pertama di Indonesia yaitu Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang kini menjadi Kopasgat TNI AU.
Pada 9 Maret 1960, Soerjadi Soerjadarma mengajukan pengunduran diri dari KSAU lantaran terjadi insiden Pesawat Tempur MIG-17F Fresco yang dipiloti Letnan II (Pnb) Daniel Maukar menembaki Istana Negara Jakarta. Namun permintaan itu ditolak Presiden Soekarno.
Soerjadi akhirnya benar-benar mundur pada 19 Januari 1962 setelah peristiwa pertempuran Laut Aru yang menyebabkan Komodor Laut Yos Sudarso gugur. AURI dianggap kurang memberikan perlindungan udara terhadap ALRI dari serangan pesawat-pesawat Belanda.
Setelah pensiun, Soerjadi melakukan berbagai aktivitas dan kegemarannya, seperti berburu dan menembak, koleksi batuan mineral/mulia, menulis, koleksi perangko, membaca dan lain-lain. Bapak AURI itu meninggal dunia pada 16 Agustus 1975. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka dan Markas Besar TNI AU Jalan Gatot Subroto sebelum dimakamkan di Pemakaman Umum Karet, Jakarta.
Itulah profil dari Soerjadi Soerjadharma, tokoh penting dalam sejarah perkembangan Angkatan Udara di Indonesia, yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional.
Lihat Juga: 5 Fakta Marsda Wahyu Hidayat Sudjatmiko, Mantan Danpaspampres yang Pernah Satu Angkatan dengan KSAU di AAU
Pada 9 Maret 1960, Soerjadi Soerjadarma mengajukan pengunduran diri dari KSAU lantaran terjadi insiden Pesawat Tempur MIG-17F Fresco yang dipiloti Letnan II (Pnb) Daniel Maukar menembaki Istana Negara Jakarta. Namun permintaan itu ditolak Presiden Soekarno.
Soerjadi akhirnya benar-benar mundur pada 19 Januari 1962 setelah peristiwa pertempuran Laut Aru yang menyebabkan Komodor Laut Yos Sudarso gugur. AURI dianggap kurang memberikan perlindungan udara terhadap ALRI dari serangan pesawat-pesawat Belanda.
Setelah pensiun, Soerjadi melakukan berbagai aktivitas dan kegemarannya, seperti berburu dan menembak, koleksi batuan mineral/mulia, menulis, koleksi perangko, membaca dan lain-lain. Bapak AURI itu meninggal dunia pada 16 Agustus 1975. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka dan Markas Besar TNI AU Jalan Gatot Subroto sebelum dimakamkan di Pemakaman Umum Karet, Jakarta.
Itulah profil dari Soerjadi Soerjadharma, tokoh penting dalam sejarah perkembangan Angkatan Udara di Indonesia, yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional.
Lihat Juga: 5 Fakta Marsda Wahyu Hidayat Sudjatmiko, Mantan Danpaspampres yang Pernah Satu Angkatan dengan KSAU di AAU
(abd)
tulis komentar anda