Suara PSI di Sirekap Melonjak Jadi Sorotan, Roy Suryo: Sangat Tidak Normal

Minggu, 03 Maret 2024 - 06:47 WIB
Pakar Telematika, Roy Suryo turut menyoroti melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam beberapa waktu terakhir. Foto/MPI
JAKARTA - Pakar Telematika, Roy Suryo turut menyoroti melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam beberapa waktu terakhir. Lonjakan suara PSI terpotret dari hasil real count di aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Roy menilai perolehan suara partai yang diketuai oleh Kaesang Pangarep tersebut sangatlah tidak normal. Dirinya pun memaparkan kejanggalan yang ditemukan dalam aplikasi Sirekap.



Berdasarkan hasil pantauannya pada Jumat 1 Maret 2024 pukul 10.00 WIB, perolehan suara PSI itu berada di angka 2.319.968.

"Saya cermati khusus pada tanggal 1 Maret saja. Saat itu persentase PSI sudah 3,02 persen dan itu yang menarik. Jam 10 pagi jumlah suara yang bisa diambil PSI adalah 2.319.968 itu kemudian jadi 3,02 persen," ujar Roy kepada iNews Media Group, Sabtu (2/3/2024).



Sedangkan pada pukul 16.00 WIB di hari yang sama, kata Roy, perolehan suara PSI sudah naik menjadi 2.393.772.

"Jam 16.00 WIB, jadi terpaut 6 jam sesudahnya 2.393.772. Artinya sudah naik," jelasnya.

Roy tak menampik jika kenaikan perolehan suara bisa terjadi di partai mana saja. Hanya saja, khusus yang diperoleh oleh PSI ini kenaikannya sangat tidak wajar.

"Kita lihat selisihnya, 2.393.772 dikurangi 2.319.968 itu adalah 83.343 dan itu berasa dari 110 TPS, udah gampang aja dihitung. Kalau 83 ribu dari 110 TPS itu berarti 1 TPS isinya berapa? 757," terangnya.

Menurutnya, suatu hal yang mustahil jika dalam satu TPS seluruh warganya memilih PSI.



"Sangat tidak normal, karena satu TPS itu kan maksimal isinya 300 dan enggak mungkin 1 TPS milih PSI semua, kan enggak mungkin," tandasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(kri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More