Banyak Kesalahan Data Sirekap, Peneliti Siber: Aplikasi yang Dibuat Sangat Jelek
Rabu, 21 Februari 2024 - 23:02 WIB
JAKARTA - Aplikasi Sistem Rekapitulasi Suara (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai jadi wadah paling buruk sebagai alat bantu hitung suara di Pemilu 2024. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Pusat Penelitian Keamanan Sistem Komunikasi dan Informasi, Pratama Persadha.
Sebab menurutnya, banyak sekali kesalahan data di lapangan dengan apa yang ditampilkan dalam aplikasi tersebut.
"Kita lihat bahwa aplikasi yang dibuat itu sangat jelek sekali kalau saya bilang. Kenapa sangat jelek sekali, terlalu banyak kesalahan yang dibuat walaupun sekarang diperbaiki," kata Pratama dalam dialog spesial 'Rakyat Bersuara' di iNews, Selasa (20/2/2024).
Dia menegaskan, jika memang aplikasi itu hanya diperuntukkan sebagai alat bantu, sebaiknya tidak usah dipublikasikan ke masyarakat luas. Sebab data yang tidak sesuai dengan apa yang ditampilkan Sirekap, justru menjadi keributan di masyarakat.
"Kalau sebagai alat bantu harusnya enggak ngaruh nih, yaudah kalau misalkan enggak berguna, ya enggak usah ditayangan," tegasnya.
Dia juga merasa heran, ketika aplikasi ini justru digunakan KPU sebagai alat bantu hitung manual suara hasil Pemilu 2024. Padahal secara jelas aplikasi ini dari awal telah bermasalah.
"Kalau menurut pengetahuan saya dari hasil riset kita, di sini keputusan KPU Nomor 66 Tahun 2024 ternyata Sirekap juga bukan hanya digunakan untuk alat bantu, ternyata juga digunakan untuk perhitungan. Artinya apa, ternyata ini berhubungan dengan perhitungan manual," tuturnya.
Dia meminta KPU untuk terus melanjutkan proses penghitungan manual surat suara Pemilu 2024. Tanpa harus menunggu aplikasi Sirekap yang sedang dalam proses perbaikan.
"Buat apa perhitungan manual dihentikan, ini ada saksinya loh ini real loh, kenapa perhitungan manual dihentikan, gara-gara sirekap datanya belum sinkron, kan enggak ada hubungannya sama sekali ini," tutupnya.
Sebab menurutnya, banyak sekali kesalahan data di lapangan dengan apa yang ditampilkan dalam aplikasi tersebut.
"Kita lihat bahwa aplikasi yang dibuat itu sangat jelek sekali kalau saya bilang. Kenapa sangat jelek sekali, terlalu banyak kesalahan yang dibuat walaupun sekarang diperbaiki," kata Pratama dalam dialog spesial 'Rakyat Bersuara' di iNews, Selasa (20/2/2024).
Dia menegaskan, jika memang aplikasi itu hanya diperuntukkan sebagai alat bantu, sebaiknya tidak usah dipublikasikan ke masyarakat luas. Sebab data yang tidak sesuai dengan apa yang ditampilkan Sirekap, justru menjadi keributan di masyarakat.
"Kalau sebagai alat bantu harusnya enggak ngaruh nih, yaudah kalau misalkan enggak berguna, ya enggak usah ditayangan," tegasnya.
Dia juga merasa heran, ketika aplikasi ini justru digunakan KPU sebagai alat bantu hitung manual suara hasil Pemilu 2024. Padahal secara jelas aplikasi ini dari awal telah bermasalah.
"Kalau menurut pengetahuan saya dari hasil riset kita, di sini keputusan KPU Nomor 66 Tahun 2024 ternyata Sirekap juga bukan hanya digunakan untuk alat bantu, ternyata juga digunakan untuk perhitungan. Artinya apa, ternyata ini berhubungan dengan perhitungan manual," tuturnya.
Dia meminta KPU untuk terus melanjutkan proses penghitungan manual surat suara Pemilu 2024. Tanpa harus menunggu aplikasi Sirekap yang sedang dalam proses perbaikan.
"Buat apa perhitungan manual dihentikan, ini ada saksinya loh ini real loh, kenapa perhitungan manual dihentikan, gara-gara sirekap datanya belum sinkron, kan enggak ada hubungannya sama sekali ini," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda