Kans Gatot Nurmantyo dan Andika Perkasa di Pilpres 2024 Ditentukan Hal Ini
Kamis, 13 Agustus 2020 - 08:02 WIB
JAKARTA - Selain kalangan sipil, ada juga kalangan militer seperti Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)yang berpeluang maju Pilpres 2024. Belakangan, juga muncul nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan KSAD Jenderal Andika Perkasa yang dinilai tengah dilirik partai politik. Bagaimana kans Gatot dan Andika di 2024?
"Semuanya tergantung dari popularitas dan elektabilitas keduanya," kata analis politik asal Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin saat dihubungi SINDOnews, Kamis (13/8/2020).
Ujang menganggap, jika popularitas dan elektabilitas keduanya sebagai capres-cawapres tinggi, partai-partai politik akan berdatangan. Namun sebaliknya, jika elektabilitas keduanya rendah, partai-partai akan lari.
Menurutnya, faktor utama dukungan parpol itu terkait dengan tinggi atau rendahnya popularitas dan elektabilitas bakal capres. Dia menganggap, seleksi alamiah capres dan cawapres itu ada pada popularitas dan elektabilitas.
"Jika popularitas dan elektabilitasnya tinggi, akan melaju. Namun jika jeblok, akan mundur teratur," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.
Sebelumnya, pengamat politik Idil Akbar mengatakan, selain nama yang sering dibicarakan publik saat ini seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, masih ada calon lainnya. Idil mengungkapkan, calon dari kalangan militer dan pensiunannya masih memiliki potensi untuk maju dalam Pilpres 2024.( ).
Pada Pilpres 2019, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sempat digadang-gadang. Namun, tidak ada partai yang mengusungnya. Idil menyebut Gatot dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian masih punya peluang untuk diusung empat tahun yang akan datang.
"Sejauh ini, dari beberapa yang masuk radar dan kita juga membuat catatan secara kualitatif, ada nama KSAD Jenderal Andika Perkasa, sudah mulai dilirik oleh beberapa tokoh dan partai politik. Beliau mulai intens muncul," kata Idil kepada SINDOnews, Rabu (12/8/2020).( ).
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
"Semuanya tergantung dari popularitas dan elektabilitas keduanya," kata analis politik asal Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin saat dihubungi SINDOnews, Kamis (13/8/2020).
Ujang menganggap, jika popularitas dan elektabilitas keduanya sebagai capres-cawapres tinggi, partai-partai politik akan berdatangan. Namun sebaliknya, jika elektabilitas keduanya rendah, partai-partai akan lari.
Menurutnya, faktor utama dukungan parpol itu terkait dengan tinggi atau rendahnya popularitas dan elektabilitas bakal capres. Dia menganggap, seleksi alamiah capres dan cawapres itu ada pada popularitas dan elektabilitas.
"Jika popularitas dan elektabilitasnya tinggi, akan melaju. Namun jika jeblok, akan mundur teratur," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.
Sebelumnya, pengamat politik Idil Akbar mengatakan, selain nama yang sering dibicarakan publik saat ini seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, masih ada calon lainnya. Idil mengungkapkan, calon dari kalangan militer dan pensiunannya masih memiliki potensi untuk maju dalam Pilpres 2024.( ).
Pada Pilpres 2019, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sempat digadang-gadang. Namun, tidak ada partai yang mengusungnya. Idil menyebut Gatot dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian masih punya peluang untuk diusung empat tahun yang akan datang.
"Sejauh ini, dari beberapa yang masuk radar dan kita juga membuat catatan secara kualitatif, ada nama KSAD Jenderal Andika Perkasa, sudah mulai dilirik oleh beberapa tokoh dan partai politik. Beliau mulai intens muncul," kata Idil kepada SINDOnews, Rabu (12/8/2020).( ).
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(zik)
tulis komentar anda