Lembaga Antikorupsi Soroti Pembelian Mirage 2000-5, Connie Minta Prabowo Klarifikasi
Sabtu, 10 Februari 2024 - 10:24 WIB
JAKARTA - Lembaga antikorupsi Uni Eropa (GRECO) menyoroti pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 oleh Indonesia yang sudah dibatalkan.
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengklarifkasi hal tersebut. Mengutip pemberitaan Meta Nex dan MSN, Connie menyebut ada dana fee yang sudah diterima.
“Sekali lagi kita menuntut saja sekarang untuk mengklarifikasi sendiri, mungkin Pak Prabowo Subianto dipertanyakan. Karena diberita yang beredar itu dan diplomatic paper yang kita terima dan kawat (kabel diplomatik atau pesan rahasia) yang kita terima, adalah sekitar 40% dari komisi sudah diterima,” kata Connie, Sabtu (10/2/2024).
Connie menjelaskan, pembatalan pembelian tak menghentikan langkah lembaga antikorupsi Uni Eropa untuk menelusuri hal itu. Bahkan, kata Connie, Eropean Investigative Order (EIO) juga mengusut hal ini.
“EIO ini sangat correct terhadap kasus-kasus seperti ini. Jadi alutsista itu sangat hati-hati, jadi masalah ada penggelapan, ada mark up, itu sangat hati-hati,” katanya.
Connie mengatakan, EIO mengurut dugaan pelanggaran melalui kebocoran data yang berasal dari Ceko. Lembaga tersebut dikatakan Connie telah mengirim kawat ke Kedutaan Besar di Jakarta. "Jadi sekarang yang dalam bahaya adalah EIO itu akan membongkar pasti, kenapa urutannya apa, apalagi kalau kita baca dokumennya,” urainya.
Di sisi lain, Connie menjelaskan tak akan menginvestigasi hal ini. Dirinya hanya mendapat informasi dari rekan diplomatnya dan yang berada di sektor pertahanan. “Yang mesti kita luruskan, satu Mirage sudah batal. Kedua yang kita mesti hati-hati, Indonesia mesti hati-hati, tuntutan EIO ini akan panjang. Karena EIO melakukan ini dan akan sampai ke akarnya, benar atau tidaknya kan tidak tahu,” tambah Connie.
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengklarifkasi hal tersebut. Mengutip pemberitaan Meta Nex dan MSN, Connie menyebut ada dana fee yang sudah diterima.
“Sekali lagi kita menuntut saja sekarang untuk mengklarifikasi sendiri, mungkin Pak Prabowo Subianto dipertanyakan. Karena diberita yang beredar itu dan diplomatic paper yang kita terima dan kawat (kabel diplomatik atau pesan rahasia) yang kita terima, adalah sekitar 40% dari komisi sudah diterima,” kata Connie, Sabtu (10/2/2024).
Baca Juga
Connie menjelaskan, pembatalan pembelian tak menghentikan langkah lembaga antikorupsi Uni Eropa untuk menelusuri hal itu. Bahkan, kata Connie, Eropean Investigative Order (EIO) juga mengusut hal ini.
“EIO ini sangat correct terhadap kasus-kasus seperti ini. Jadi alutsista itu sangat hati-hati, jadi masalah ada penggelapan, ada mark up, itu sangat hati-hati,” katanya.
Connie mengatakan, EIO mengurut dugaan pelanggaran melalui kebocoran data yang berasal dari Ceko. Lembaga tersebut dikatakan Connie telah mengirim kawat ke Kedutaan Besar di Jakarta. "Jadi sekarang yang dalam bahaya adalah EIO itu akan membongkar pasti, kenapa urutannya apa, apalagi kalau kita baca dokumennya,” urainya.
Di sisi lain, Connie menjelaskan tak akan menginvestigasi hal ini. Dirinya hanya mendapat informasi dari rekan diplomatnya dan yang berada di sektor pertahanan. “Yang mesti kita luruskan, satu Mirage sudah batal. Kedua yang kita mesti hati-hati, Indonesia mesti hati-hati, tuntutan EIO ini akan panjang. Karena EIO melakukan ini dan akan sampai ke akarnya, benar atau tidaknya kan tidak tahu,” tambah Connie.
tulis komentar anda